Kembali Ragu

6.5K 1K 83
                                    

"Aku rindu kamar ini." Jihoon tertawa dibalik handuk yang menutup wajahnya, menertawakan teman sekamarnya yang baru saja mengatakan hal yang menurutnya menggelikan.

"Kau mengatakannya seolah-olah sudah pergi berabad-abad dari sini." Tangan Wonwoo yang tengah mengusak rambut Jihoon terhenti. Entah mengapa dia ingin mendongakkan kepala melihat langit-langit kamarnya.

"Seminggu itu lama, aku selalu melakukan ini sebulan sekali. Kau tidak pernah merasakan rindu padaku?" goda Wonwoo dengan tampang polosnya.

"Menggelikan." Kemudian Jihoon memukul pelan tangan Wonwoo untuk kembali mengeringkan rambutnya. Secara tak sadar Wonwoo bergerak patuh. "Lagipula, mengapa kau datang tanpa diundang? maksudku aku berniat menghubungimu seperti bulan lalu, ketika heat-ku benar-benar sudah selesai."

"Banyak yang telah terjadi selama seminggu ini, Jihoon." Wonwoo bergumam pelan. "Kau tidak akan percaya jika aku kemungkinan adalah mate dari roommate Soonyoung."

"Tunggu, maksudmu Kim Mingyu?" Kepala Wonwoo mengangguk pelan.

"Wow Jeon, jika kau benar-benar mate-nya, kau harus bersiap-siap dari sekarang." Dahi sang beta berkerut. "Kudengar banyak orang yang menginginkan Kim Mingyu, dia adalah keturunan dari pemimpin pack di daerah Anyang yang terkenal. Bahkan beberapa orang sering mendatanginya untuk mengajaknya mating."

"Terdengar mengerikan."

Jihoon terkekeh lagi. "Dan kau mengejutkanku. Jadi tanda mate-mu sudah muncul, sejak kapan?"

"Sebenarnya belum, kami mengetahuinya melalui cara yang lain."

.

Malam itu, Wonwoo akhirnya terpaksa harus kembali tidur di kamar Mingyu karena Jihoon mengusirnya. Dengan sedikit menggodanya, omega itu menyuruh sang beta untuk pulang, beralasan bahwa dia akan merundingkan sesuatu dengan Soonyoung malam ini sampai larut.

Wonwoo tahu itu hanya akal-akalan Jihoon saja. Namun sang beta memilih tidak peduli. Dengan atau tanpa alasan itupun, dia tidak akan membantah Jihoon.

"Aku baru tahu jika kau keturunan alpha paling kuat di Anyang." Lelaki kurus itu kemudian menjatuhkan tubuhnya di kasur Soonyoung. Bantal yang tak jauh dari tubuhnya, ia peluk. Dia merasa lelah sekali dan dia malas untuk sekedar ke kamar mandi setelah bersentuhan dengan kasur.

Sedangkan Kim Mingyu terlihat sibuk di pojok ruangan, membuat secangkir kopi untuk dirinya sendiri. "Kau tidak pernah bertanya, Beta."

"Pasti akan banyak orang yang akan mengangguku setelah ini. Kim, aku tidak ingin tahu, aku tidak ingin berurusan dengan mereka. Jadi tolong jauhkan mereka dariku," jelas sang beta panjang lebar. Mata kecoklatan itu telah bersembunyi dibalik kelompaknya, bersiap-siap ingin tidur.

Namun, sebuah lengan menganggunya. Lengan itu melilit pinggang ramping sang beta perlahan, menyusup diantar bantal yang Wonwoo peluk.

"Apa itu artinya, aku akan melihatmu cemburu?" Kemudian sebuah kecupan di tengkuk Wonwoo dapatkan, kecupan singkat yang cukup ampuh untuk membuka mata si rubah kembali.

"Jangan ganggu aku, tidurlah diranjangmu sendiri." Mingyu merasa gemas, tangannya kemudian memaksa Wonwoo agar tubuhnya berbalik melihatnya. Semu kemerahan dapat terlihat jelas disana, Mingyu tersenyum senang apalagi jika Wonwoo berusaha menghindari tatapan matanya.

"Apa aku pernah bilang feromonmu menenangkan? Dia seperti aromaterapi ketika aku tidur."

"Cheesy, kau menyuruhku untuk tidur lebih awal tapi kau tidak berhenti mengangguku," ujar Wonwoo jengah. Mingyu hanya tersenyum menanggapi, jarinya terus berlari menyusuri wajah Wonwoo. Mengabsen satu-persatu indra milik beta di depannya. "Kau mengatakannya 'kan? Pada Soonyoung."

Sense | MEANIE ABO AU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang