Sekali

10.4K 1.1K 9
                                    

Keesokan harinya Wonwoo datang kembali ke pavilliun omega, kali ini lebih terlihat semangat dari hari kemarin. Dia kembali duduk di sudut dapur dekat jendela yang berlatarbelakang taman. Menunggu sosok Jisoo-noona sang omega suci. Barangkali dia bisa bermain lagi tanpa ketahuan ibunya seperti kemarin.

Satu menit, dua menit, sepuluh menit, hingga pada menit ke-30 dia beranjak dari kursi kayu di sisi dapur itu. Memerintah kaki kecilnya untuk mendekat pada sang ibu. Wajah ibunya menoleh manakala sang anak terlihat merajuk disampingnya. "Ada apa dengan wajahmu, sayang?"

"Ibu, boleh aku berkeliling?" Sang ibu menggeleng diiringi tawa kecil jenakanya. Mengelus rambut pendek Wonwoo, sekedar merapikan rambut putranya itu.

"Laki-laki tidak boleh berkeliaran disini, Wonwoo. Ibu pernah berpesan padamu soal ini bukan?"

"Tapi Bu, Wonwoo bosan." Betapa malangnya putranya ini, raut wajahnya amatlah sedih untuk dilihat, hanya saja dia cukup tahu wajah memelas anaknya itu terkadang penuh tipuan.

"Kembalilah duduk dan kau bisa memakan ini sembari menunggu Ibu menyelesaikan pekerjaan." Sang ibu memberinya setoples kue kering dan juga sekotak susu untuk menghiburnya. "Tunggu Ibu 1 jam lagi, lalu kita akan pulang."

Mau tidak mau Wonwoo mengangguk, dia membawa toples kue itu ke tempat yang ia semula duduki. Sekali lagi melirik hamparan kehijauan di sisi jendela, berharap Noona kesayangannya datang kembali untuk bermain. Namun, nasib sepertinya berkata lain hari itu dia tak bisa bertemu sang Noona, bahkan pada hari-hari berikutnya.

○○○

Sudah hampir 3 tahun ini, setiap bulan ke-7 keluarga Jeon akan sibuk menyiapkan sayembara untuk pemilihan calon alpha bagi sang omega suci. Dan tahun ini akan  menjadi lebih sibuk lagi menilik sang putra pertama mereka Jeon Wonwoo akan mendapatkan statusnya sebelum sayembara dimulai.

Setelah ulang tahun Wonwoo yang ke-15, remaja lelaki itu digiring orang tuanya untuk pemeriksaan di pusat kesehatan setempat. Keduanya tampak tegang, was-was akan hasil pemeriksaan yang dilakukan anaknya hari itu.

Wonwoo malahan terlihat tenang, tak gugup sama sekali saat darah dinadinya terambil dan tersedot masuk ke dalam jarum suntik milik dokter muda di depannya. Namun, jika boleh jujur dia agak cemas dengan hasilnya.

Dia masihlah ingat janji kecil yang 3 tahun lalu terucap dari bibir seorang omega suci yang ia temui di taman pavilliun. Jisoo-noona, gadis yang hanya pernah ia temui sekali seumur hidupnya. Wonwoo tak tahu-menahu bagaimana keadaan gadis itu, dia tak pernah melihatnya lagi berapa kalipun dia memeriksa taman ketika mengikuti ibunya bekerja. Setiap tahun, Wonwoo akan menonton paling depan prosesi pernikahan para omega suci yang selalu diselenggarakan di balai kota secara besar-besaran dan disanapun Wonwoo tidak pernah menjumpai Jisoo sebagai pengantin.

Mungkin Jisoo benar-benar menunggunya, atau mungkin Sang semesta juga tidak ingin janjinya tidak ia tepati. Untuk sekarang Wonwoo hanya bisa duduk di deretan kursi pusat kesehatan itu, merenung ditemani kedua orang tuanya yang semakin cemas menunggu hasil tes darahnya.

"Keluarga Jeon!"

○○○

Pemenang sang omega diumumkan sehari setelah acara sayembara yang diikuti ratusan alpha itu selesai dan menyisakan alpha keluarga Choi. Namanya Choi Seungcheol usianya hampir 20 tahun, kharismanya benar-benar luar biasa. Sebelum mengikuti acara itu, bahkan dia sudah digilai banyak omega di daerahnya.

Wonwoo lagi-lagi berdiri paling depan pada penutupan acara tersebut. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, wajahnya akan memunculkan rasa penasaran yang tinggi. Rasa ingin tahu terhadap sosok omega suci yang tahun ini akan di nikahkan.

"Katanya sang omega suci sebenarnya tidak ingin memilih alpha manapun tadi malam. Para sesepuh sangat marah padanya."

"Maksudmu, dia terpaksa memilih."

"Sepertinya begitu."

Wonwoo memilin jarinya ditempatnya, percakapan yang dilakukan dua orang disebelahnya sesungguhnya sangat mengganggu. Mereka bergosip soal omega suci yang seharusnya mereka hormati karena bagaimanapun omega suci akan menyejahterakan daerah mereka dan melahirkan keturunan yang sangat baik untuk mereka .

Akan tetapi, percakapan tadi juga menarik perhatian Wonwoo. Tidak pernah dia dengar seorang omega suci menolak alpha pilihan sesepuh sebelumnya, alasannya sudah pasti karena alpha pilihan tersebut dinilai sangat pantas untuk berdiri bersanding di samping sang omega. Banyak kasus malah sang omega kebingungan memilih 1 dari 3 alpha yang tersisa.

Dan firasat Wonwoo sedikit buruk malam itu.

Bertambah buruk saat tudung penutup wajah sang omega perlahan terbuka dan menampilkan wajah yang Wonwoo ingat sejak 3 tahun lalu.

"Hong Jisoo..."

○tbc○

Sense | MEANIE ABO AU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang