Resmi

8.1K 995 207
                                    

Ditengah pergulatan pikiran, sang alpha berusaha keras untuk fokus. Menekan gairah yang menyerangnya akibat feromon Wonwoo yang semakin terasa memenuhi paru-paru.

"Maaf, aku tidak mengatakan lengkap soal ini di dalam surat yang kukirim." Pandangan Wonwoo menurun, ikut menahan hasratnya agar bisa menjelaskan dengan baik. "Kau tau kan jika aku bisa merasakan feromonmu juga?"

"Ya, lalu?"

"Ternyata hanya beta positif yang bisa membaui feromon mate-nya sendiri."

Mingyu terdiam, berpikir sejenak sebab tiba-tiba otaknya seperti berhenti bekerja. Berusaha meresapi penjelasan Wonwoo yang sesungguhnya begitu mudah untuk disimpulkan.

"Jadi, kita berdua-"

"Mate." Suara Wonwoo terdengar pelan. Kepalanya kembali mendongak untuk meraih bibir alphanya yang tengah melongo kaget, mengesapnya sebentar. Mengabaikan senyum kecil yang Mingyu terbitkan setelah sadar akan apa yang terjadi.

Wonwoo milikku?!

Entah mengapa seketika hati sang alpha terasa seringan kapas, beban yang berada di dasar hatinya seperti diangkat dari sana. Dimana tersimpan ketidakpastian yang selalu hinggap setiap saat.

Ingin sekali alpha itu berselebrasi, merayakan terkabulnya keinginan terbesarnya untuk mendapatkan Wonwoo sebagai mate. Namun, dia tak ingin  merusakan atmosfer panas yang telah terbentuk sedemikian rupa. Kemudian, Ia pun memilih ikut tenggelam dalam pagutan ringan yang Wonwoo sengaja mulai. Ikut mengesap bibir bawah betanya sembari menghirup feromon yang kembali pekat sedikit demi sedikit.

Ciuman yang semula sedikit pasif itu, lama kelamaan dikuasai sang alpha sebagai pihak dominan. Lenguhan tak bisa ditahan setelah sang alpha menggigit kecil bibir Wonwoo meminta izin masuk. Lidahnya pun membelit milik Wonwoo yang kesulitan mengimbangi permainan alphanya. Yang mana, membuat Wonwoo menyerah pasrah akan perbuatan Mingyu.

Hingga akhirnya pagutan itu pun berakhir, akibat sang beta yang mengerang meminta pasokan udara.

Wajah keduanya memerah padam, nafas haus oksigen itu terengah dramatis disertai mata berkilat gairah yang terasa meletup-letup setelah ditahan karena ragu yang dulu terbentuk. Benang saliva yang dibiarkan membentang menambah panas keadaan kamar yang berhasil membuat Mingyu terbakar kembali oleh gairah yang memuncak.

"Kali ini, apa aku boleh menyentuhmu lebih?" tanya sang dominan sembari mencium pelan hidung mancung milik yang lebih tua.

Kelopak mata itu hanya berkedip pelan, kilatan gairah benar-benar mengaburkan pikiran Wonwoo, yang mana menghantarkannya ke jurang nafsu paling dalam. Tanpa terasa kepalanya telah mengangguk tidak fokus, membiarkan lidah Mingyu kembali bekerja menyentuh bagian lain tubuhnya.

Benda tak bertulang itu menari-nari di perpotongan leher sang beta sedetik kemudian. Namun harus berhenti ketika Wonwoo merasa gigi taring Mingyu menekan kulit lehernya tiba-tiba.

"J-jangan di leher," tolak Wonwoo disertai nafas tersengal menahan diri. Mingyu tentu sedikit kecewa. Rencana awal membuat tanda kepemilikan disana tertunda begitu saja.

Namun, aksi Wonwoo berikutnya berhasil membuat Mingyu menyeringai panjang. Jari kurus itu menarik kerah sweater-nya sendiri, mengekspos bahunya yang putih.

Terlihat begitu lezat, bahkan Mingyu hampir hilang akal ketika memandang tulang selangka sang beta yang terlihat begitu nikmat.

"D-disini... k-kurasa tidak apa." Wajah Wonwoo teralihkan, lelaki itu tak berani melihat reaksi alphanya yang terlihat lapar.

Dan memang pada kenyataannya sang alpha benar-benar merasa lapar.

Hingga sedetik kemudian Wonwoo merasakan gigitan pelan disana, gigitan yang menghantarkan getaran hebat di sekujur tubuhnya untuk pertama kali.

"Selamat makan." Pelan, kalimat itu terdengar dari mulut Mingyu yang kembali menciptakan tanda lain di bahu mulus betanya. 

Wonwoo hanya bisa terus mendesah, dan semakin terasa melambung ketika tangan besar itu bertengger di area dada. Bermain-main pada tonjolan sensitif miliknya tanpa permisi.

Memilin, menyubitnya pelan, meremasnya.

"Uhhh... M-mingyu."

Betapa indahnya desahan yang mengantar Mingyu semakin jauh melangkahi dosa itu. Kewarasannya lantas menyuruhnya untuk mendorong pelan pasangannya ke ranjang. Menatap takjub kepada beta yang terlihat luar biasa dimatanya.

Submissive di bawah kendalinya itu padahal masih berpakaian lengkap, namun entah mengapa dia ingin sekali mengatakan kata indah berulang kali padanya.

"Kau, indah sekali Wonwoo-hyung." Tangan Mingyu kembali beraksi, kali ini dia melucuti atasan sang beta yang terlihat malu-malu.

"G-gyu... akhh." Desahan lagi. Wonwoo meremas rambut Mingyu acak ketika mulut itu mengulum dadanya penuh gairah. Sesekali menggigit seperti bayi kehausan, yang mana semakin membuat perutnya bergejolak aneh.

"Uhhh..." Kali ini Mingyu ikut mendesah, manakala tulang kering Wonwoo tak sengaja bergesekan dengan gundukan di bagian selatan Mingyu yang mulai sesak.

Aktifitas mereka berhenti sejenak, Wonwoo bahkan sempat menertawakan kejailan dirinya sendiri.

"Kau pasti sengaja?" Mata elang itu memincing jail.

"T-tidak... Ohhh S-sial." Mingyu membalasnya, giliran tangan alpha itu yang menusuk kilat lubangnya yang masih tertutup celana panjang.

"Dilarang berkata kotor saat bercinta, sayang."

Hukuman kedua, Mingyu telah menelusupkan salah satu jarinya di lubang senggama Wonwoo setelah dengan tidak beradab sang alpha melepas celananya. Jari itu bergerak pelan di bawah sana mencari titik sensitif dari tubuh sang beta yang terlihat pasrah.

Rasanya benar-benar campur aduk. Ini adalah pengalaman pertama sang beta disentuh sejauh ini. Rasa sakit tentu datang begitu hebat ketika jari Mingyu singgah disana. Wonwoo hanya bisa meremas sprei tidur sebagai pelampiasan manakala Mingyu telah berhasil menemukan titik kenikmatan yang mana membuat dia semakin gila.

"G-gyu..."

"Ya, hyung?" Suara serak itu mendekati  telinga Wonwoo, mengesap cuping itu sembari mendengarkan ucapan Wonwoo yang terputus-putus.

"A-aku... i-ingin keluar...haa-"

.

.

.

.

.

Tbc/end

.

.

.

.

.

Oke maap berenti naenanya ya padahal mingyu belum dapet wkwkwkwk

Nista ga sih aku nulis begini? Ga hot ya? Trus ampas gitu ga sih naenanya? Kurang classy mungkin?

Chap aslinya seharusnya ada Soonhoon tapi aku ngerasa kurang feel kalo tiba2 aku selipin Soonhoon disini jadi mungkin nanti /ga tau kapan/

Atau ga perlu aku jabarin masalah soonhoon? Meanie aja terus? 🤔

Hehehe, btw chap depan mau terusan naena ini atau mau langsung loncat ke babak selanjutnya aja?? Jawab ya gengs

Maaf banyak nanya dan terima kasih yang udah mau baca vote dan komen di chap ini ataupun chap sebelumnya.

Jangan lupa komen dan vote ya biar aku semangat. Bye~

Sense | MEANIE ABO AU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang