Negosiasi

6.6K 1K 71
                                    

Masih terlalu pagi untuk dua makhluk ini bertengkar di depan semangkuk sereal. Yang mana sesungguhnya tidak begitu mengherankan jika itu datang dari mulut Jeon Wonwoo dan Kim Mingyu.

"Tidak sekarang Mingyu, aku hanya bilang kurasa bukan menyetujuinya." Wonwoo menggebrak meja yang menopang beberapa perkakas dapur di asrama kecil itu. Tidak setuju akan usulan Mingyu yang mengajaknya ke rumah sakit hari itu juga.

"Harus menunggu berapa lama lagi? Bagaimana jika hal aneh ini membahayakan nyawamu?" Sang alpha memaksa lagi, dia hanya ingin Wonwoo mengerti dan segera mencari jawaban atas semua keanehan yang terjadi pada tubuh mereka, meskipun sejak awal Mingyu yakin tidak akan ada sesuatu yang buruk.

Sang alpha hanya ingin bersikap waspada.

"Apa yang membuatmu ketakutan?" Wonwoo menggigit bibirnya resah. Dia sejujurnya ingin mengatakan alasannya, namun dia tidak yakin.

Wonwoo bukan seseorang yang mudah percaya kepada orang lain. Butuh banyak waktu baginya untuk membangun kepercayaan terutama dengan orang yang baru ia kenal. Mingyu masihlah abu-abu bagi hidupnya. Hanya karena feromon dan mate mereka bertemu dikesempatan yang sama.

Selain itu, mereka hanya orang asing, hanya seorang kenalan dari teman beberapa waktu yang lalu.

"Kau ingin kuberitahu sesuatu?" Sang alpha mendekat, memberikan sebuah pelukan yang kembali berhasil menenangkan gemuruh batin Wonwoo. "Kau tak perlu menunggu tanda mate datang, Beta. Dan sesungguhnya kita juga tak perlu mengunjungi dokter. Sejak awal aku percaya kau adalah pasanganku. Tanpa pemacing mate pun aku tahu, kau adalah seseorang yang dikirim Tuhan untuk mendampingiku."

Kalimat Mingyu terdengar begitu yakin, kepercayaannya sejak menyadari perubahan aneh di dirinya mengantarkan sang alpha kepada kesimpulan yang sesungguhnya masih berupa asumsi. Dan ia yakin semua pikirannya yang selalu penuh akan sosok beta dipelukannya bukan suatu peristiwa sederhana. Bahkan kisah masa lalunya tidak pernah ia pikirkan sedalam memimpikan Wonwoo setiap malam.

"Kau terlalu naif, Alpha. Bagaimana jika asumsimu salah? Aku... tidak ingin kecewa untuk kedua kalinya." Nada sendu itu terucap dari bibir sang beta.

Wonwoo hanya tidak siap menelan rasa kecewa di kisahnya yang kedua. Anggap saja kisah pertama hanyalah sebuah kepolosan dan kecerobohan dimasa lalu.

Sekarang dia sudah mulai tumbuh dewasa, dan mate bukan sesuatu hal yang main-main. Sebelum tanda mate muncul, jodohnya masihlah tidak terarah. Mempercayai Mingyu sekarang hanya akan membuatnya kembali sakit hati.

"Aku tidak akan mengecewakanmu. Aku janji." Mata Wonwoo mengerling, mencari keraguan sepasang netra alpha yang lebih tinggi darinya itu.

Dan nihil.

Pandangan elang itu terlihat berisi keyakinan.

"Tapi Mingyu, aku belum merasakan apapun. Hasratku padamu masih berupa nafsu belaka, belum ada perasaan lain yang berada disini."

Senyuman Mingyu muncul manakala melihat tangan Wonwoo yang mencengkram sweater di dada kirinya. Rasa gemas kembali menggerogoti, ingin sekali dia meraih wajah itu dan mengecupnya hingga ia puas.

"Kau tahu pepatah, cinta datang karena terbiasa? Kita akan membuktikan hal itu, Beta."

.

Tak ada perubahan yang terlalu signifikan terjadi antara alpha Kim dan beta Jeon yang secara tersirat telah resmi terikat. Hanya saja mereka berdua sering kali mencari keberadaan satu sama lain, menjadi sedikit berketergantungan. Bahkan mengenai hal kecil sekalipun.

"Biar aku temani."

Sore itu, selayaknya beberapa minggu sebelumnya. Klub drama masih saja sibuk untuk mempersiapankan penampilan mereka. Ada waktu sekitar 10 menit untuk beristirahat.

Sense | MEANIE ABO AU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang