Berakhir?

8.2K 1K 36
                                    

Layaknya bayang-bayang dibalik tubuhnya. Sosok Jisoo tidak pernah bisa Wonwoo raih meski gadis itu di depan matanya. Berbalut hanbok mewah nan cantik di tubuhnya, gadis itu terduduk dipelaminan bersisihan dengan sang alpha -pemenang sayembara tahun ini yang resmi mendapat gelar pemimpin pack dari keluarga Choi dan juga suami sah Hong Jisoo.

Mata Wonwoo memincing ragu, manakala gadis berjarak sekitar 10 meter di depannya berusaha untuk mencuri pandang. Raut wajahnya terkesan cemas, tangannya mengepal seperti menahan sesuatu.

Lalu tibalah giliran Wonwoo untuk menyapa kedua mempelai, pemuda itu berpelukan akrab dengan Seungcheol. Mereka sesungguhnya teman sepermainan walaupun jarak mereka sekitar 3-4 tahun jauhnya.

"Selamat Hyung."

"Terima kasih, Wonwoo. Cobalah ikut tahun depan. Kudengar statusmu baru muncul bulan ini." Wonwoo hanya bisa tersenyum menanggapi. Dia kemudian menggeser tubuhnya, berhadapan dengan Hong Jisoo.

Manik mereka saling bertubrukan, tidak cukup lama karena Wonwoo khawatir akan terjadi sesuatu yang lain akibat perbuatannya. Lelaki itu hanya membungkuk hormat pada sang omega suci, memberi salam terakhir sebelum Wonwoo membuang semua harapannya terhadap sosok dihadapannya.

Dan Jisoo menbalas salamnya.

"Temui aku di bukit belakang balai, sebelum petang."

Kemudian Wonwoo pun berlalu. Tanpa menyetujui ajakan tersebut.

.

Sembari berjalan menuju rumahnya, Wonwoo melirik bukit belakang balai yang letaknya berlainan arah dengan jalannya saat itu. Wonwoo baru pulang dari acara pernikahan sang omega suci di balai, memilih untuk pulang daripada bertahan bersama-sama teman-temannya untuk menghabiskan sisa makanan di meja prasmanan. Langkahnya terus maju bersamaan dengan otaknya yang terus memikirkan janji Jisoo.

Wonwoo ragu, dia bimbang harus memenuhi perkataan Jisoo atau tidak. Sesungguhnya dia sedikit kecewa karena pernikahan ini dan dia butuh bicara dengan gadis itu. Hanya saja, itu terasa salah. Apalagi setelah Jisoo menyandang status baru sebagai istri Seungcheol.

"Wonwoo!"

Pemuda itu menoleh ketika namanya terpanggil.

"Temui dia, paling tidak hentikan kesedihannya Wonwoo, Noona... setelah ini dia akan pergi ke kota. Kalian tidak akan bisa bertemu."

"Kita tidak kenal satu sama lain. Untuk apa berbicara berdua? Lagi pula ini tidak boleh terjadi."

"Aku akan membantu pertemuan kalian. Jadi cepatlah.

Kau harapan satu-satunya untuk membuat Noona bertahan, kau bisa menguatkannya."

○●○●

Di tempat kehijauan itu Wonwoo akhirnya berdiri berhadapan dengan sosok cantik yang beberapa jam lalu diikat oleh teman sepermainannya sendiri. Sang omega suci -Hong Jisoo.

"Berapa waktumu, Noona?"

"Beri aku 15 menit." Jisoo terlihat tergesa. Bajunya sudah berganti menggunakan setelan santai yang sopan meskipun wajahnya masih penuh dengan riasan bekas acara siang tadi.

"Katakan yang kau ingin ketahui."

Jisoo menggigit bibirnya. Rasanya sulit berbicara apalagi saat ia merasa sosok di depannya terlampau berbeda dengan sosok anak kecil yang ia temui 3 tahun lalu di taman. Dia semakin tampan dan terlihat lebih tenang. Jisoo menjadi semakin kagum saja pada sosok pemuda di depannya.

"Kau, mengapa tidak ikut sayembara? Seungcheol-ssi bilang kau mendapat statusmu bulan ini?"

Wonwoo terdiam.

"Aku menunggumu Wonwoo, aku sempat menolak sesepuh yang memilihku menikah tahun ini karena dirimu. Tapi ketika lee chan mengirim surat dan mengatakan padaku kau mendapat statusmu tahun ini, seketika itu juga aku menerima sayembara ini. Dan kau... kau ternyata tidak mengikutinya... padahal kau sudah berjanji."

Wonwoo menggigit bibir bawahnya.

Ya, memang benar dia mendapat statusnya bulan ini. Hanya saja dia tak bisa mengikutinya.

"Aku tidak bisa. Dari awal kita memang tidak ditakdirkan bersama, aku juga ingin berusaha untuk menepati janji itu. Namun, pada akhirnya beta sepertiku tidak bisa apa-apa. Aku akan ditolak sejak awal bahkan ketika mendaftar. "

"T-tunggu, kau... beta?"

"Dokter bilang aku seorang beta. Mau sampai kapanpun kau menungguku, kita tidak akan bisa bersama."

Jisoo menunduk, badannya terasa lemas dan seperti akan ambruk.

"Noona, percayalah padaku. Choi Seungcheol akan menjagamu. Belajarlah untuk menerimanya."

Air mata Jisoo sudah berjatuhan manakala dia terduduk direrumputan dibawah kakinya, tersedu menahan sakit dihatinya yang seperti diberi pemberat besar.

Wonwoo hendak pergi saat itu, sudah 10 menit berlalu dan ia merasa 5 menit berikutnya tidak ada yang penting untuk dibicarakan kembali. Namun, tangan kurus itu terjulur dan menahan pergerakan Wonwoo.

"Wonwoo, untuk terakhir kali bisakah kau melakukan ini untukku."

"Noona-"

"Cium aku Wonwoo, buat aku bahagia untuk sekali ini saja."

Wonwoo tentu terkejut, Jisoo omega milik orang lain dan dia seharusnya tidak boleh menyentuh atau disentuh secara intim selain oleh suaminya.

"Hanya sekali ini saja." Air mata itu masih meleleh secara dramatis. Wonwoo kembali ragu. "Aku akan ke kota sebentar lagi, jadi-"

"Maafkan aku." Wonwoo mengucap maaf  seraya mendekatkan wajahnya ke sosok omega suci di depannya. Meraih tengkuk sang gadis dengan lembut, lalu memagut bibir merah muda itu pelan.

Mereka pada awalnya hanya menempel sampai akhirnya Jisoo meraih leher Wonwoo, melingkarkan tangannya disana, memperdalam ciuman itu secara sepihak. Mengesapnya tidak sabaran dan terasa sangat amatir. Wonwoo memilih diam atas perlakuan agresif Jisoo. Hatinya terasa campur aduk.

Setelah beberapa menit, pagutan itu terlepas. Wonwoo bisa melihat gadis di depannya memerah dan tersenyum meski air mata di pelupuk mata cantiknya seperti akan kembali mencuat keluar.

"Terima kasih, aku akan mengingat ciuman pertamaku ini bersama cinta pertamaku."

Untuk kedua kalinya Wonwoo terkejut.
"Noona, Seungcheol-"

Jisoo berkedip, lalu meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Wonwoo. "Biarkan ini menjadi rahasia. Semoga kita bertemu lagi di masa depan, cinta pertamaku."

●●tbc●●

Sense | MEANIE ABO AU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang