Balasan

7.1K 1K 181
                                    

Tangan Soonyoung menggebrak meja kantin penuh tenaga. Tenang saja, dia memang tipe orang bersemangat sehingga lelaki tinggi lain yang telah lebih dulu menduduki meja disanapun tidak terlihat terkejut akan kelakuan lelaki bermarga Kwon itu. Malah, alpha Kim itu terlihat tidak peduli. Gelas yang sebelumnya terhenti diujung bibirnya, kembali bergerak untuk mengesap rasa karbonasi dari soda berbotol itu.

"Dosa apa yang kau lakukan hingga Jeon Wonwoo malas bertatap muka denganmu?"

Soonyoung lantas mendudukan diri, melempar amplop berukuran sedang ke tubuh Mingyu. Yang mana, benda itu seketika ditangkap oleh sang alpha menggunakan sebelah tangan.

Mingyu tampak tak penasaran dengan isi dan pengirim amplop tersebut. Soonyoung tebak, tanpa bertanya dan perlu melihat pun Mingyu telah mengetahui siapa pengirim surat balasan itu.

Kemudian Mingyu menggunakan tangan lainnya untuk meraih ponselnya di saku celana. Mengetik nama Jeon Wonwoo dan mencoba mengirim pesan berisi sapaan.

Hanya saja dia-

Gagal.

"Rupanya dia masih marah padaku."

"Aku heran dengan kalian berdua, bukankah lebih baik saling mendekat jika kalian saling menyukai?" ujar Soonyoung memberi saran.

"Aku sudah sering mengatakannya, tapi dia memiliki prinsipnya sendiri. Aku tidak ingin memaksanya lagi."

Tawa menggelegar Soonyoung muncul kemudian. "Lucu sekali, apa dia takut karena tandanya belum muncul?"

"Kurasa," ujar Mingyu sembari melempar beberapa butir kacang telur kemasan ke dalam mulutnya. Kemudian keheningan terjadi, dua alpha itu tampak sibuk dengan isi pikiran masing-masing.

"Kim, aku butuh pendapatmu."

"Apa?"

"Aku dan Jihoon akan menikah."

Seketika itu juga, kunyahan kacang di mulut Mingyu terhenti.

Dan kemudian membuatnya tersedak setelah mendengar kalimat Soonyoung yang kedua.

"Dia hamil..."

.

Mingyu kira setelah menghajar Soonyoung tadi siang, semua amarah di tubuhnya telah lenyap habis. Nyatanya tidak, batinnya yang ia kira siap membaca surat dari beta kesayangnnya kembali tersulut api kemarahan. Ia mencoba untuk menahannya, terus mengatur napas pada setiap kata yang Wonwoo coret pada selembar kertas yang ia titipkan melalui Soonyoung.

Rasa heran kembali hinggap di kepalanya. Bingung, harus bagaimana lagi cara yang perlu ia tempuh untuk meluluhkan sang beta ke dalam dunianya. Ditambah setelah membaca isi surat itu, kepercayaandiri Mingyu menurun drastis.

Beta positif katanya.

Bolehkah Mingyu tertawa karena mengetahui kenyataan ini?

Padahal sebelumnya, benaknya telah begitu yakin akan hasil pemeriksaan Wonwoo yang sepertinya akan berisi soal mate, mate, dan mate.

"Kata dokter hanya mate-ku yang bisa mencium bauku."

Atau

"Aku sekarang seorang omega."

Semua itu adalah kalimat yang sesungguhnya ingin ia dengar dari sang beta. Namun nyatanya, Mingyu mendapat kenyataan lain yang bersumber dari tulisan tangan Jeon Wonwoo, yang mana untuk pertama kalinya menyesal ia baca lamat-lamat.

"Nobel alpha dan omega suci bisa merasakan feromonku, sebab aku beta positif. Jadi Kim Mingyu, kurasa kita memang tidak berpotensi bersama."

Sense | MEANIE ABO AU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang