Happy reading
***"Dear, apa masih ada sakit?"tanya Edmund yang masih saja khawatir dengan keadaan Cristy.
"Tidak, bahkan tubuh aku terasa lebih sehat dari sebelumnya,"perkataan itu membuat Edmund bingung.
"Aku tidak mengerti."
"Entahlah, semenjak kejadian kemarin tubuhku terasa lebih lincah dan ringan, mataku juga sekarang dapat melihat lebih jernih seperti aku bisa melihat segala bentuk yang tak dapat kalian lihat setelah itu pendengaranku juga sangat tajam seperti halnya dengan hidungku,"jelasnnya.
"Maksudmu racun itu?"
"Sepertinya iya,"jawabnnya yang juga tak mengerti.
"Ehmm.... Ed bisakah aku meminta sesuatu padamu cukup ini saja jika tidak aku akan sangat merasa bersalah!"
"Katakanlah, aku akan memenuhinya dengan senang hati,"senyumnya ramah.
"Mungkin setelah kau mendengarkannya kau akan marah, maukah kau membawa Flora kembali lagi,"dengan sekejap ekspresi wajah Edmund berubah, Cristy tau setelah ini ia akan marah karena meminta hal seperti ini,"Aku tau dia tak bersalah, kumohon."
"Tapi Dear, dia sudah berani membahayakan nyawamu dan aku tak ingin kehilanganmu seperti kemarinl lagu. Kau tau melihatmu terbaring tak berdaya dihadapanku hatiku terasa sesak, mengertilah aku hanya ingin melindungimu dari berbagai masalah,"tolaknnya. Cristy tau itu berat baginnya namun yang salah bukanlah Flora.
"Aku berjanji kejadian kemarin tidak akan terjadi lagi, yakinlah yang melakukannya bukan dia. Aku merasa sangat kecewa kepada diriku sendiri karena tidak bisa mencengahnnya saat kau mengusirnnya dari sini."
Hening
Mereka terlarut dalam pikiran masing masing tak ada yang mau membuka pembicaraan, Edmund takut jika harus mengulangi kesalahannya lagi namun Cristy.. ARRGHH ini membuatnya frustasi. Cristy menatap sedih Edmund, tak ada jalan lain lagi. Semuanya terasa sangat cepat baginya, baru kemarin ia bersenang dengan Flora dan sekarang kesenangan itu pergi bersamannya.
"Biar kupikirkan,"Edmund masih binggung untuk mengambil keputusan, satu langkah salah saja ia bisa hancur jika mengambil keputusan yang seperti ini.
"Kumohon pikirkan lah baik baik,"mohon Cristy kepada Edmund sembari terisak isak.
"Tenanglah, aku akan membawannya kembali, kumohon jangan menanngis seperti ini,"melihat air mata Cristy hatinnya lulih seketika. Setiap kali ia melihat air mata itu jatuh saja rasa sesak itu terus kembali.Hatinnya tidak kuat untuk menampung air mata berharga itu.
"Benarkah,"tanya dengan mata memerah.
"Tentu saja, semua yang kau inginkan akan kulakukan jika itu memang yang terbaik buat kita semua,"sebenarnnya Edmund masih was was untuk menerima keputusannya.
"Terima kasih."
📖📖📖
"Dad,"ucap Jane dengan nafas memburu dan mata yang berkaca kaca. Sudah berapa kali ia menjelaskan kalau dia adalah Jane, Jane anaknya.
"SUDAH KUKATAKAN JANGAN PERNAH KAU BERANI BERANINNYA MEMANGGILKU DAD AKU BUKANLAH AYAHMU. JANE TELAH LAMA PERGI DAN INI SEMUA KARENA VICTOR,"amuknnya saat meninggat kejadian dimana Jane dibunuh dihadapannya.
"Dad, ini aku Jane. Anak yang dibunuh saat peperangan terjadi. Apa Dad telah melupakan itu, aku disini hanya ingin membalaskan dendam kita karena dia sudah berani beraninya membunuh ibu dan aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Luna ✔
Loup-garouHighrank: 1#mate 29/03/2019 1#supranatural 22/08/2019 4#angry 22/08/2019 1#reject 24/12/2019 3#luna 10/8/2020 2#angry 22/04/2021 "I am Jack Zross Farel Al...