OL28 - Flashback 1

6.7K 336 1
                                    

Happy Reading
***

Kenzie kecil tengah bermain dengan sahabatnya yang selalu menemaninya kemana pun, Ia masih berusia 4 tahun sedangkan Leo lebih tua 1 tahun darinya. Mereka bertarung layaknnya seorang pemimpin, mengeluarkan segala jurus yang mereka miliki. Kenzie kecil sering belajar bertarung baik bersama ayahnnya ataupun dengan pamannya, selanjutnya ia akan menampilkan apa yang telah ia pelajari dengan Leo sahabatnya itu. Jika Leo tak paham maka Kenzie kecil akan mengajarinya sampai ia bisa, jika sudah selesai mereka akan mulai bertarung dengan gaya tersendiri.

Sebaliknnya juga seperti itu jika Kenzie tak paham, ia juga akan mengajarinya sampai bisa tapi sesekali menjahilinya. Mereka berdua selalu bersama sama dalam segala hal baik itu belajar bertarung, berburu, memanah maupun belajar dalan hal academi. Dalam bidang academi Kenzie kecil selalu merenggek karena ia tak pernah suka dengan pelajaran itu. Menurutnya sangat membosakan dan membuatnya jengah setengah mati, Ia sering bolos. Mom dan Dadnnya sampai geleng geleng kepala melihatnya.

Sebagai sahabat yang baik, Leo selalu menegurnnya tapi tak didengarkannya, Mau gimana lagi, ia memang tak suka kita tak boleh memaksannya. Suatu saat Kenzie kecil sangat mengiginkan seorang adik perempuan, ia bahkan meminta kepada ibunya.

Kenzie kecil mendatangi Mom dan Dadnya yang sedari tadi memperhatikannya,"Mom, Kenzie boleh minta dedek antik ngk? please "Kenzie menampilkan pupil eyes sambil memohon kepada orangtuanya.

Melica terbegong dengan perkataan Kenzie barusan, mulutnya terganga tak percaya. Gayanya membuat Melica dan Brian gemas setengah mati, dari mana ia belajar gaya seperti ini? pikir mereka. Tak kuasa menahan tawa, akhirnnya Brian kelepasan juga tapi ditahanya sampai menjadi sebuah kekehan begitu juga dengan Melica yang sedang mengelus kepala Kenzie kecil,"Kok ketawa cih kan gak lucu, Kenzie pegen dedek kecik yang lucu dan antik. Leo udh punya dedek antik, Kenzie juga mau yang mirip ama Kenzie,"Kenzie kecil menampilkan deretan giginya yang putih dan rata.

"Mintanya kok aneh sih, kan udh ada Kenzie."

"Kenzie masa main sendiri teruz ngk ada dedek, huaa..,"renggeknya kepada Melica.

Melica menghembuskan nafas berat,"Kenzie, dedek kecil ngk bisa langsung ada, nanti bakal dikasih kok."

Kenzie menatap sedih kearah Melica,"Mama ngk mau kasih, Kenzie cari cendiri aja huh,"Kenzie kecil pergi kearah Leo yang sedang bermain dengan adiknya.

"Leo aku juga mau main,"teriaknya keras.

Melica dan Brian geleng geleng kepala melihat kelakuan lucunya. Anak satu satunnya ini sangat mengemaskan dan tampan, tawanya selalu menenangkan hati mereka.

"Lucu ya."

"Iya, aku juga pengen dedek antik,"ucap Brian dengan gaya Kenzie tadi.

Melica menatapnnya geli, ia segera menggeser tubuhnya menjauh daru Brian,"Awas jangan dekat dekat dengaku kau telihat sangat mengelikan."

"Pengen dedek antik,"rengeknya lagi.

"Awas, menjauh dariku, Brian,"Melica mengetuk kepalannya keras membuat Brian teriak kesakitan.

"Iya ampun,"mohonnya sambil mengelus elus kepalanya yang sakit.

"Dedek antik siapa namanya?"

Bayi itu hanya menatapnya dengan cengiran cengiran yang menampakkan mulut yang ompong tak bergigi,"namanya Selena,"ucap Leo seraya mengubah suaranya seperti suara anak perempuan.

"Ihh aku kan ngomong ama dia bukan kau Leo."

"Kan dia ngk bisa bicala,"ucap Leo menjelaskan.

"Ohh,"ucapnya polos.

Our Luna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang