OL17 - The time is over

11K 528 9
                                    

Happy reading

Acara makan malam telah selesai, seperti biasannya mereka akan berkumpul bersama-sama dan menikmati makanan mereka dengan canda tawa dari berbagai orang.Berawal dari Vin yang mengeluarkan segala jurusnnya dan Viola yang menjadi saingan tawannya.Mereka semakin lama semakin dekat saja, membuat Cristy terkekeh sendiri.

Cristy pikir mungkin Edmund tidak akan tidur bersamannya malam ini, jadi dia memutuskan untuk pergi kekamar dan merebahkan tubuh kecilnnya keatas kasur yang supperr empuk.

Keheningan terjadi karena memang hanya dia sendiri yang berada disini. Ia merasa hari ini sangat melelahkan karena harus berlatih seharian dengan Viola yang sabar menghadapinnya. Baru saja ia ingin pergi ke alam mimpinnya,sebuah lengan kekar melingkar di pinggangnnya, membuatnya harus membukakan mata yang hampir saja tertutup sempurna.

"Selamat malam dear,"ucap seorang lelaki siapa lagi kalau bukan Edmund.

Cristy memiringkan wajahnnya kearah Edmund,sedetik kemudian ia membalikkan badannya kearah samping sehingga membelakangi Edmund. Ia menutup matannya kembali berusaha untuk tidur.

"Maafkan aku yang tidak bisa bersamamu beberapa hari ini, aku tau aku salah karena terlalu fokus dengan pekerjaanku. Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu sendiri seperti ini lagi, bisakah kau memaafkanku, jangan mengabaikanku seperti ini"Edmund membalikan tubuh Cristy tapi ditahan olehnnya membuat Edmund sedikit kecewa.

"Aku tidak akan menyalahkanmu tentang ini. Aku hanya ingin tidur."

Bulir-bulir air mata Cristy perlahan lahan mengalir dari matanya. Mengalir tanpa henti, Ada sedikit perasaan yang amat mendalam yang tidak dapat diungkapkannya. Perasaan yang ingin sekali ia keluarkan selama ini, tak ada yang bisa menghentikan ini. Cristy menghapus air matannya dengan kasar.

Edmund merasa ada suara tangisan yang membuat hatinnya terasa tertusuk berbiru jarum, hatinnya nyeri mendengarkan suara tangisan tersebut. Perasaan bersalah mulai menghampirinnya membuatnnya takut mengecewakan Lunannya. Ia sudah berjanji tidak akan membuatnnya menangis tapi ia telah mengingkari janjinya itu.

Sekali lagi Edmund membalikkan posisi tubuh Cristy agar ia bisa melihat wajah wanita yang telah terpilih menjadi matennya.Kali ini Cristy tidak menolak, membuat pandangan mereka tertuju satu sama lain. Tersirat sebuah rasa bersalah di manik mata Edmund. Mata birunnya yang mendalam membuat Cristy terdiam memandangi sorat mata birunnya.

Tak terasa air matannya kembali meluncur dengan deras. Seketika itu juga Edmund menghampus air mata Cristy dengan jempol tangannya.

"Kenapa kamu menangis, hmm?,"tanya Edmund sambil menghapus air mata Cristy yang terus saja mengalir tanpa henti. Sebenarnnya dia tau apa yang membuat Cristy menangis, semuannya karena dirinnya yang tak memperhatikannya.

Cristy masih diam tak menjawab pertannyaan yang dilontarkan oleh Edmund. Membuat Edmund semakin khawatir.

"Kumohon maafkan aku yang tidak memperhatikanmu beberapa hari ini. Kau boleh marah kepadaku tapi jangan mengacuhkanku, kau boleh memukulku atapun memakiku, lakukan apa saja yang bisa membuatmu puas. Lampiaskan semuannya kepadaku saja, kumohon jangan mengabaikanku seperti ini,"tak terasa setetes demi setetes air mata Edmund jatuh begitu saja. Sungguh hatinnya sakit melihat matennya seperti ini. Segera mungkin ia menghapus air matannya, Ia tidak ingin terlihat lemah dihadapan matennya.

Greppp

"Shhh, tak bisakah kau diam saja. Aku sedang marah kepadamu, lihat saja aku akan memukul dan memakimu nanti jika aku ingin. Sekarang biarkan saja seperti ini,"Edmund tak habis pikir jika ia akan mendapatkan jawaban seperti ini. Sungguh ini diluar dugaanya, terbentuk seukir senyuman bahagia di wajahnya.

Our Luna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang