OL21 - Aku dan Dia Berbeda

8.2K 396 6
                                    

Yuhuuu Happy Reading
***

Terlihat Kesya sedang duduk membelakangi Cristy yang binggung entah apa yang sedang dipikirkannya sedari tadi. Merasa aneh Cristy berjalan menuju kearah Kesya.

"Kesya,"panggilnya.

Tidak ada jawaban sama sekali.

"Kesya,"panggil Cristy sekali lagi.

Tap

Cristy menepuk bahu Kesya yang sedari tadi tidak menyahut panggilannya.

"Ah, iya Luna,"kejutnnya dengan debaran debaran suara didadanya karena saking terkejutnya.

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

"Tidak ada,"bohongnya.

Jelas jelas matanya merah dah basah. Apa itu namannya tidak ada yang sedang terjadi?

"Jika kau mau kau bisa berbagi cerita denganku, aku akan dengan hati menerima semua amukanmu, kekesalanmu, dan tawamu. Ayolah mungkin aku bisa membantumu meredakan isi hatimu yang begitu banyak persoalan yang tak kuketahui, hmm?"tawar Cristy seraya memandang kearah Kesya yang hanya menatap kearah bawah tepatnnya kearah kakinnya sendiri.

Tidak ada sahutan darinnya sama sekali, pikiran Kesya bercampur aduk. Cristy tak bisa menebak isi pikirannya sedikit pun, Cristy berusaha membawannya kesuasana yang tidak begitu menegangkan. Mungkin memberi sedikit candaan itu tak buruk juga.

"Apa yang dibawah lebih menarik daripada Lunamu ini?"

Kesya langsung dengan sekejap tersadar akan tingkahnnya yang menurutnnya kurang sopan,"bukan seperti itu Luna, hanya saja suasana hatiku tidak baik hari ini,"baru pertama kali Cristy melihat seorang Kesya menunjukkan suasana hatinya yang sebenarnnya.Mungkin sebelumnya Kesya hanya berwajah dingin dan tak berekspresi. Cristy dapat melihat kejujuran yang ada pada dirinnya, entah kenapa melihatnnya seperti ini terasa ada beban yang begitu berat.

"Baiklah, ucapkan satu perasaan untuk harimu ini. Kalau aku akan mengatakan semoga kita akan selalu seperti ini, bersama satu sama lain. Lewati semuannga bersama dan aku sangat bersyukur bisa hidup dan menikmati alam ini dengan kalian dengan kalian yang selalu menyemangiku, jadi aku tak akan menyia-nyiakan keadaan yang seperti ini. Walaupun aku masih punya banyak kesalahan maka aku harus memperbaikinnya secepat mungkin tanpa menundah sampai akhirnnya tak bisa lagi diberhentikan. Waktu terus berjalan, seiring berjalannya waktu kau harus tau apa yang telah kau lakukan dan yang seharusnya kau lakukan begitu juga dengan dirimu. Bagaimana apa kau memiliki perasaan lain, aku lebih penasaran dengan apa yang ingin kau ucapkan. Ayolah curahkan saja, bukankah kita ini sahabat. "

"Terima kasih,"ucapan yang dikatakan oleh Kesya membuat Cristy mengeryit heran." Terima kasih untuk apa,"rasa penasaran akan perkataanya timbul. Membuatnya meluncurkan sebuah pertanyaan dari mulut kecilnya.

"Ehmm untuk semua yang telah kalian berikan, terutama Luna yang selalu senatiasa menyemangatku dalam hal apa pun. Mungkin hanya itu yang bisa kuucapkan, apabila Luna mengetahui sesuatu hal tentangku ketahuilah Luna pasti sangat kecewa padaku,"Kesya tak tau apa yang sedang dia ucapkan, kata kata itu muncul secara spontan dari mulutnnya. Tak ada jalan tak ada tujuan, sepertinnya sebentar lagi kematian akan menyeretnnya dalam kegelapan menunggu waktu yang terus berjalan membawannya kehilangan segala hal.

"Luna, maafkan aku karena telah berbuat hal keji padamu. Anda bisa mengatakan kalau aku ini seorang penjahat, bermuka dua, tak punya hati atau apa pun aku akan menerimannya dengan kesalahan yang telah kuperbuat selama ini padamu. Selamat tinggal untuk semuannya."

Perlahan lahan genangan air yang dia tahan sedari tadi jatuh begitu saja tanpa ada perintah darinya, wajahnnya memerah menahan tanggisan yang akan pecah seketika. Dengan secepat kilat ia menghapus air matannya agar tak telrihat oleh Cristy. "Luna, seperinnya aku harus pergi,"pamitnnya seraya berlari dari hadapannya sebelum mendapatkan persetujuan darinya.

Our Luna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang