PLANNING

329K 17.1K 462
                                    

Salsa turun dari mobilnya setelah sampai di parkiran sekolah. Bel masuk masih kurang dua puluh menitan. Salsa menyempatkan diri untuk pergi ke kantin terlebih dahulu. Pagi ini, dia sengaja tidak masak dan sarapan.

Saat sedang asik makan, ponselnya berbunyi, tanda ada yang menelponnya. Salsa melongo melihat layar ponselnya menampakkan nama "My Prince Juna". Waktu Juna menyimpan nomornya memang Salsa tak mengeceknya lagi.

"Apaan?", ucap Salsa segera, setelah dia mengangkat teleponnya.

[Selamat pagi kek, gitu. Ini enggak, malah langsung nge-gas aja]

"Pliss deh, gausah basa-basi. Gue lagi sarapan".

[Gaada yang tanya tuh, hahaha]

Tut Tut Tut...
Salsa memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak. Juna hanya mendengus. Dia tau Salsa ada di kantin sekarang. Karena tadi dia ada di belakang mobil Salsa saat melewati gerbang. Salsa sedang sarapan, dan Juna akan menghampirinya.

_

"Salsabila Adijaya yang cantik jelita tapi cueknya se Indonesia raya merdeka merdeka, kamu lagi apa?", Juna mengambil tempat di depan meja Salsa. Kini posisi mereka saling berhadapan.

"Bacot lo", sahut Salsa cuek.

"Aihh, ditanyain juga".

"Lo gak lihat gue lagi sarapan?", ucap Salsa malas. "Ups, sorry. Apa jangan-jangan, mata lo gak fungsi?", sindirnya secara frontal.

"Fungsi kok. Ini buktinya, gue masih bisa lihat cewek cantik lagi makan depan gue", Juna menanggapinya dengan candaan, yang tentu sudah dibumbui dengan sedikit gombalan recehnya.

Salsa tak memperdulikan apa yang Juna katakan. Intinya, dia makan, kenyang, dan menuju ke kelasnya. Selesai sudah.

Tapi berbeda dengan Arjuna Megantara. Intinya, dia bisa melihat Salsa kesal karenanya. "Sayang ya, cantik cantik budek. Ganti kuping gajah aja gih, biar gede. Jelas entar", Juna balik menyindirnya.

"Lo nyindir gue?", tanya Salsa sedikit emosi. Tentu saja dia tersentil.

"Lo merasa?", tanya Juna sembari mengangkat alisnya ke atas.

"Aisshh... Lo itu ngeselin sumpah", ucap Salsa geram, sambil menghentakkan kakinya di lantai kantin.

Juna hanya bisa tertawa melihat tingkah Salsa yang seperti ini. "Gue suka, kalo lo kayak gini. Ahhhhh emessss", Juna mencubit kedua pipi Salsa.

"Ahhhhh sakitttttt", Salsa berteriak dibuatnya. "Siapa lo berani kayak gitu sama gue?!", tanyanya setelah Juna melepaskan pipinya.

"Hahahaha, gue kan udah bilang, gue tuh gemes sama lo", jawab Juna.

"Bodoh. Awas kalo lo ulangin lagi. Tau gak? Lo itu ganggu waktu sarapan gue".

"Ceeilahhh, itu mah lo aja yang baperan. Orang gue gak merasa ngeganggu kok yeee", ucap Juna menggodanya lagi. Sepertinya Juna tak puas jika tak membuat Salsa benar-benar kesal.

"Eh eh, mau kemana?", Juna mencekal tangan Salsa ketika gadis itu ingin beranjak pergi melewatinya.

"Mau ke kelas, lo mau apa lagi, hah?".

"Mau ikut", rengek Juna. Salsa sungguh malas meladeninya sepagi ini.

"Serah", ucap Salsa malas. Dia segera melepas pegangan Juna lalu pergi lagi.

Juna terus membuntuti dari belakang, tapi Salsa sama sekali tak menghiraukannya. Semua mata melihat ke arah mereka saat mereka melewati koridor 12 IPA maupun IPS. Tentu saja fans berat Juna merasa iri. Juna terus mengekor pada Salsa.

ARJUNA [TERBIT DI GLORIOUS PUBLISHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang