"Kalo gue bilang, lo yang terbaik gimana?"
Deg
"Dan aku gak bakal percaya", ucap Dinda setelah membalikkan badannya.
"Dan lo gak bisa menghindar dari kenyataan", ucap Dandi.
"Kenyataan apa?", tanya Dinda bingung.
"Kenyataan kalo gue belum bisa lupain lo, puas?", sejujurnya Dandi terlalu gengsi untuk mengatakan hal semacam tadi. Tapi mau bagaimana lagi? Itu kenyataannya. Kali ini Dandi kalah. Dia tidak bisa bohong bahwa dia masih tidak bisa berpaling dari 'mantan' nya.
Dinda masih diam di tempatnya, terpaku atas pengakuan perasaan. Dia tak tau apa yang harus dia lakukan sekarang. Apa dia harus berteriak kegirangan? Atau menangis haru? Keduanya sama-sama berdiri di atas alasan yang sama, yaitu perasaan cinta. Nyatanya Dinda juga masih mencintai 'mantan' nya.
Perlahan Dinda melihat Dandi berjalan mendekatinya. Saat mereka berada di radius terdekat, Dandi menarik tubuh Dinda pada pelukannya. Dandi mengulang kembali, apa yang dulu pernah ia lakukan. Menyembunyikan kepalanya di ceruk leher 'mantan' nya.
"Maafin gue, Din. Gue bener-bener gak tau apapun soal itu", bisiknya pelan pada telinga Dinda.
"Kamu gak salah, Dan. Aku yang gak pernah bilang sama kamu", jujur, Dinda juga rindu pada pelukan hangat ini.
"Dan kenapa lo gak bilang? Gue jadi ngerasa jadi cowok yang gak guna sama sekali buat lo", Dandi makin memperkuat pelukannya, Dinda juga membalasnya.
"Aku gak mau nyusahin kamu. Aku gak mau kamu repot karena aku".
"Bodoh. Lo bodoh, Dinda. Gue ini pacar lo, wajar kalo lo cerita dan minta bantuan sama gue".
"Ralat. Mantan, Dandi".
"Emang gue pernah bilang putus sama lo?".
"Waktu itu?", Dinda mengingatkannya akan kejadian tempo hari.
"Kapan? Gue kan cuma bilang kita udahan, bukan putus kan? Emang lo denger gue bilang putus?", Dandi sengaja.
Flashback on
"Sorry, Dan", ucap Dinda yang ada di samping Tino.
"Shit, cewek gak tau malu lo. Udah bagus ya, gue kasih ini itu buat lo, tapi apa balesan lo? Lo kayak gini di belakang gue. Gue mau kita udahan sampe sini aja", ucap Dandi dengan lantang di depan keduanya.
Flashback off
"Gimana? Lo denger kata putus dari mulut gue?".
"Jadi?", tanya Dinda.
"Ya gitu".
"Ya gitu apa?".
"Ya gitu deh".
"Ih apaan sih, Dan", Dinda mendorong tubuh Dandi agar menjauhinya.
"Oke-oke. Egois gak sih, kalo gue masih mau hubungan ini dilanjutin? Gue masih ada rasa sama lo, Din. Bahkan rasa itu masih sama. Gue terlalu egois ya?", ujar Dandi tulus.
"Enggak kok, Dan. Kamu gak egois. Kalo boleh aku jujur, aku juga belum bisa hapus kamu dari otak kecil aku. Selama aku sama Tino pun, aku gak bisa cegah pikiran ini untuk gak mikirin kamu. Aku juga egois".
"Jadi?", kini giliran Dandi yang bertanya.
"Ya gitu".
"Ya gitu gimana?".
"Ya gitu deh".
"Ish ngeselin nih cewek", Dandi mulai mencubit pinggang Dinda, namun Dinda menghindarinya. Dan kalian pasti tau apa yang terjadi sekarang. Macam Tom and Jerry versi kejar-kejaran di samping kolam renang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA [TERBIT DI GLORIOUS PUBLISHER]
Teen FictionTELAH TERBIT DI GLORIOUS PUBLISHER Most wantednya SMA Galaksi, mampu menjerat sepuluh wanita sekaligus dalam sehari. Dia adalah Arjuna Megantara, tipe orang yang suka bermain-main dengan wanita-wanitanya. Pengakuan Juna, status pacarannya yang palin...