21 TAHUN GALAKSI bagian 2

283K 14.6K 667
                                    

"Janjimu itu seperti sabun. Licin. Gak bisa dipegang"

---author---

🐇🐇🐇 HAPPY READING🐇🐇🐇

"SALSA BISAAAAA", Salsa berteriak untuk menyemangati dirinya sendiri. Dia sudah selesai sarapan, tinggal berangkat saja. Ini adalah hari penting bagi Galaksi, dan Salsa tak mau mengecewakan siapapun.

"Oh God", Salsa memutar bola matanya malas. Dia masih memikirkan ajakan Juna. Apa harus dia ladeni ya? Tapi, setelah mendengar isi voice note dari Juna kemarin, Salsa langsung tidur. Mana ada waktu latihan? Oh oh tidak.

Salsa merogoh tasnya, mencari si kotak berotak (Hp maksudnya hehe). Dia menghubungi Juna. Tapi, sebelum menekan tombol itu, Salsa berniat mengurungkannya. "Ishhh gue gak boleh gengsi telpon duluan. Gue anti gengsi", yakinnya pada dirinya sendiri.

Setelah telepon tersambung...

[Pagi cantik.. tumben telpon? Kangen ya? Hahaha iya ketahuan]

Hm, udah gue duga_- batin Salsa.

"Pliss, duet nya ga jadi ya".

[Oh oke. Pasti jadi kok, tenang aja. Hm oke, gue mau berangkat dulu ya, bye] Juna mematikannya secara sepihak. Membuat Salsa mengumpat kesal.

Asyyu nih anak---Salsa.

🦄🦄🦄

Jam setengah sembilan di Galaksi. Acara sekarang adalah pentas seni dari beberapa kelas yang terpilih, termasuk kelas Salsa sendiri yang menampilkan sebuah tari tradisional Bali. Rejang.

___

Singkatnya, sepuluh kelas terpilih sudah selesai menampilkan apa yang mereka persembahkan. Acara puncak tinggal lima jam lagi. Berarti sekarang sudah jam dua siang.

Semuanya perlu istirahat terlebih dahulu sebelum acara selanjutnya. Di tengah lapangan, kini sudah disiapkan meja melingkar dengan lubang di tengahnya. Prasmanan akan tersedia di sana. Iya, makan jalan.

Salsa dan anggota Osis lain, membantu seksi konsumsi untuk mengangkat makanan dari ruang tata boga menuju meja yang sudah disediakan di lapangan.

"Boleh gue bantu?", Salsa menoleh ke sumber suara. Arjuna Megantara, dia adalah sumber suaranya.

"Oh dengan senang hati. Lo ambil di ruang tata boga, terus lo taruh di meja yang ada di lapangan ya", ucap Salsa. Juna mengangguk mantap.

"WOI.. LO SEMUA YANG SIBUK DUDUK-DUDUK ITU...", Juna berteriak dengan tiba-tiba. Seluruh mata berpusat padanya saat ini.
"BANTUIN TEMEN-TEMEN LO INI. ANGKAT MAKANAN DARI RUANG TATA BOGA. JANGAN ASIK BIKIN BOOMERANG AJA. KEPALA DITELENG-TELENGIN. BANTUIN!!!. JANGAN BISANYA MAKAN AJA", sindir Juna membuat semuanya tersindir.

Mereka yang asik duduk di samping lapangan, langsung berhamburan ke ruang tata boga untuk membantu Osis. Salsa tersenyum melihat itu. Tak terkecuali Bu Endang dan Pak Banda yang memantau Juna dari tadi. Siswa yang ditakuti akan membuat onar, malah membuat mereka sedikit bangga.

Setelah makanan siap di meja, ada sambutan dari ibu kepala sekolah. Mungkin sebagai awalan mereka akan makan bersama. Dan setelah berbicara singkat, akhirnya...

ARJUNA [TERBIT DI GLORIOUS PUBLISHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang