KEMBALI TUMBUH

272K 14.4K 503
                                    

Hi guys, aku comeback again
Hu, akhirnya. Akutuh beberapa hari ini sempat keserang penyakit males. Garis bawahi itu males. Maapkeun yak. Oke kali ini ada yang beda nih. Si Dinda, muncul setelah sekian lama.

Happy reading readers ku😍

___

Setelah mengantar Salsa pulang, Juna segera kembali ke rumahnya, dan bersiap ke tempat tongkrongan biasa. Jangan sebut tongkrongan lah, ini tuh mewah banget. Sebut aja basecamp. Ya, sebuah rumah minimalis yang merupakan hadiah ulang tahun yang Bayu minta dari papanya. Khusus untuk teman-temannya.

Setelah sampai rumahnya, dia buru-buru mandi. "Ar, dari mana kamu?", tanya seseorang ketika Juna hendak melangkah menuju kamarnya. Orang yang benar-benar Juna hindari saat pulang seperti ini.

"Dari pulang sekolah lah, Bun", ternyata itu ibundanya. Bunda yang begitu cerewet menurut Juna.

"Tapi kan, pulangnya jam setengah empat. Kok jam segini baru sampe? Jangan bohongin bunda ya, Ar!".

"Oh, enggak kok, Bun. Tadi itu Arun habis nganterin temen pulang".

"Temen apa pacar?", goda bunda sambil tersenyum meremehkan.

"Hehehe pacar sih, Bun", Juna menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak terasa gatal.

"Oh ya? Anak mana, Ar? Cantik gak? Baik gak? Mana, Ar? Kok gak kamu kenalin ke bunda?", tuh kan tuh kan. Mulai kan teriak-teriaknya.

"Aduh, Bun. Arun gak ada waktu untuk ngomong ini sama bunda. Lain kali aja ya, Bun? Arun sibuk sumpah", Juna memelas pada bundanya.

"Halah halah... Pinter banget kalo hindarin pertanyaan bunda. Emang bocah kayak kamu sibuk kemana, ha? Belajar? Hahahaha bocah model kamu kayak gini, kalo belajar, bunda tambahin uang jajannya dua kali lipat", yaelah, si bunda.

"Bunda kalo ngatain anaknya jago banget ya Bun? Udah deh. Arun tuh cuma mau ngumpul di basecamp sama temen-temen".

"Temen kamu paling masih sama. Bayu, Dandi, sama Condro".

"Yailah bunda. Candra, Bun. Bukan Condro. Berapa tahun sih, masih gak hafal juga? Udah deh, Arun mau mandi. Bye bunda", emuach... Juna mengecup sekilas pipi bundanya.

___

"Ka Alun mau temana?", tanya Kayla saat melihat Juna menuruni anak tangga dengan pakaian rapi. Celana panjang hitam, baju hitam, sepatu hitam, jaket hitam. Macam hacker saja.

"Eh hai, sayang ku", Juna masih menyempatkan diri untuk mendekat pada adiknya. Seperti biasa, dia menciumi seluruh wajah adiknya. Sampai Kayla marah-marah sendiri. Kadang kalau sudah jengah, Kayla akan menjambak rambut Juna. Sampai Juna meringis kesakitan.

"Bundaaaaaa... Ka Alun nakal", dan benar saja, Kayla berteriak mengadu pada bundanya. Sialan, batin Juna. Tapi untung gak dicakar-cakar.

"Aruuuuuunnnnnn, kalo mau berangkat, berangkat aja sana. Jangan ganggu adekmu. Mama aduin ayah nanti kamu ya!!!", teriak bunda dari dapur. Sana ngadu semua, batin Juna kesal.

"Arun gak makan ya, Bun. Nanti aja sama yang lain".

"Syukurlah, jadi bunda gak masak banyak-banyak", idih, seneng banget anaknya kagak makan.

"Arun berangkat, Bun", teriaknya pada bunda.
"Baibai cantik", Juna menyerang pipi Kayla sekali lagi. Kayla hanya kedip-kedip manjahhh.

"Yoi", sahut bunda.

Mati!!! Punya bunda kekinian banget kayaknya. Tabahkan hamba ya Tuhan--Juna.

___

Juna mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Mumpung jalannya sepi, kayanya. Tapi tetap saja, bahaya selalu mengancam bukan? Sampai di jalan yang cukup minim penerangan, Juna hampir saja menabrak seseorang.

ARJUNA [TERBIT DI GLORIOUS PUBLISHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang