KENCAN???

310K 16.3K 459
                                    

Salsa menatap Juna dengan nyalang. Matanya tak lepas dari mata hitam pekat itu. Salsa mengeluarkan sinar amarah dari matanya pada mata Juna. Berharap Juna merasakan apa yang Salsa rasakan saat ini.

"LO ITU NGESELIN!!! SIAPA LO, BERANI SERET-SERET GUE KAYAK TADI? LO PIKIR GAK MALU APA? DILIHATIN ORANG BANYAK. MIKIR WOI, OTAK LO MANA?", cukup sudah Salsa menahan amarahnya. Kini dia tak terkendali.

"Maaf", satu kata saja keluar dari mulut Juna.

"LO TAU GAK, GUE ADA RAPAT OSIS SEKARANG. DAN LO MAKSA GUE UNTUK IKUT SAMA LO. KE TEMPAT YANG GAK JELAS, DENGAN ALASAN YANG GAK JELAS PULA. GUE NINGGALIN OSIS CUMA KARENA ELOOOOO AHHHHH BANGSAT!!!", Salsa benar-benar kalap saat di mobil Juna. Juna tetap melajukan mobilnya dengan kecepatan normal.

"Gue udah atur semuanyaaaa, sayangkuuuu", Juna mencubit pipi Salsa dengan gemas.

"ISHHHH LEPAS!!!", Salsa menyibak tangan Juna dengan kasar.
"MAKSUDNYA APA? LO NGATUR SEMUANYA? JANGAN MACEM-MACEM YA, SAUDARA ARJUNA MEGANTARA!!!", tanya Salsa penuh selidik.

"Gaada rapat hari ini. Diganti besok", ucap Juna santai.

"Kok bisa?", sedari Salsa berteriak kencang, namun sekarang tiba-tiba suaranya turun beberapa oktaf. Bisa kalian sebut santai.

"Karena gue ngomong sama pembina Osis, kalo ketua Osis nya lagi ada keperluan mendesak. Easy, babe", jelas Juna.

"Terus dia percaya gitu?".

"Percaya dong", Salsa menautkan alisnya tat kala Juna mengatakan hal itu.

"Hebat", ucap Salsa sungguh pelan. Tapi percayalah, Juna mendengarnya.

"Apa? Coba ulangi lagi", pinta Juna seraya menggoda.

"NGGAK", Salsa kembali berteriak.

"Gue lebih suka lo lembut sama gue", Juna mengacak-acak rambut gadis di sampingnya ini dengan lembut.

Pipi gue panas, mas!!!

"Ishhh, jangan acak-acak rambut gue!", Juna hanya melempar senyum manisnya pada Salsa. Seketika, suasana di mobil menjadi sunyi kembali.

Entahlah, semenjak Juna bilang bahwa pembina Osis mempercayainya, Salsa sedikit lega. Jujur, dia sedikit takut kalau pembina Osis itu marah padanya. Karena menjadi ketua yang sungguh tak berguna.

🦄🦄🦄

"Ini tempat apaan?", tanya Salsa bingung. Dia berada di tempat yang jauh dari keramaian. Dekat dengan kata sunyi.
"Dan gue dimana sekarang?", tanya Salsa lagi. Sejatinya, dia tidak tau dimana mereka berada sekarang. Pasalnya, di mobil tadi Salsa tertidur pulas, karena dia lelah bertanya pada Juna kemana mereka akan pergi.

Juna diam menatap lurus ke depan. Salsa dibuat bingung sekaligus kesal. Juna mengabaikannya. "Juna", ucap Salsa lebih condong pada kata 'berbisik'. Dia berpikir, Juna sedang fokus sekarang.

Juna menoleh, "kita dimana?", Salsa masih berbisik. Juna tertawa renyah melihat tingkah gadis di sebelahnya ini. Sungguh menggemaskan. Walau terkadang sering membuat telinganya serasa ingin pecah.

"Ishhh, kenapa lo ketawa?!", Salsa menyambar keras lengan Juna.

"Ayo ikut gue!", Juna menarik pergelangan tangan Salsa dengan pelan. Salsa hanya bisa mengikutinya dari belakang.

"Lo mau bunuh gue?", tanya Salsa.
"Lo marah sama gue?".
"Lo kesel sama gue?".
"Lo benci sama gue?".
"Lo gak suka sama sikap gue?".
"Lo mau apa?".
"Lo mau bawa gue kemana?".
"Ke tempat apa?".
"Mau lo apa?".

ARJUNA [TERBIT DI GLORIOUS PUBLISHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang