Part 26

3.8K 150 0
                                    

"Senang rasanya, bisa tetap berada di sampingmu dalam keadaan suka maupun duka dan satu hal lagi aku begitu mencintaimu, percayalah."

Seperti biasa hari ini sepulang sekolah Fian langsung pergi ke rumah sakit untuk menemani Kanaya dan berharap Kanaya segera bangun dari tidur panjangnya

Fian meletakkan tangan kanan Kanaya di atas kepalanya berharap ketika Kanaya bangun langsung membelai rambutnya

Hati Fian bergetar ketika merasakan ada gerakan kecil diatas kepalanya tapi rupanya itu adalah Rian

"Ngapain taruh tangan Kanaya di atas kepala lo? Kurang kerjaan banget" Sinis Rian

"Makan yuk, udah lama sejak Kanaya koma nggak pernah gue liat lo makan mie ayam lagi, sekarang gue traktir deh" Ajak Rian

"Males, bagi gue Kanaya sama mie ayam itu sama, sama-sama kesukaan gue dan kalo satunya nggak ada yang satunya lagi jadi nggak sempurna" Kata Fian

"Ngomong apaan sih nggak jelas bacot" Kesal Rian

Fian kembali menutup mulutnya saat hendak membalas perkataan Rian karena tangan Kanaya bergerak dan Kanaya tiba-tiba menyebut namanya lirih sambil perlahan-lahan membuka matanya

"F-i-a-n?" Ucap Kanaya lirih

Fian meneteskan air mata sedangkan Rian dengan senang memberitahu orang tua Kanaya yang tengah berada di luar ruangan dan juga memanggil dokter untuk segera mengecek keadaan Kanaya

Semua menangis haru di ruang rawat Kanaya saat ini karna kata dokter kondisi Kanaya sudah stabil tapi...

"Kenapa kaki aku nggak bisa digerakin??" Tanyanya panik

"Maaf, Mbak Kanaya mengalami lumpuh tapi tenang ini hanya sementara asal Mbak Kanaya rajin terapi dan istirahat yang cukup untuk masa pemulihan" Jawab dokter dengan raut wajah sedih

Kanaya menangis histeris dan kini hati Fian terasa teriris melihat Kanaya tak henti-hentinya memukul-mukul kakinya, orang tua Kanaya dan Fian mencoba menenangkan Kanaya tapi Kanaya tetap tidak bisa tenang sampai akhirnya terpaksa dokter harus menyuntikkan obat bius agar Kanaya tenang

"Fi Tante minta tolong sama kamu jagain Kanaya ya, semangatin dia" Ucap Ibu Kanaya

"Pasti Tante" Kata Fian

Setelah Kanaya siuman dia menatap Fian lalu menangis, Fian, Rian bahkan Ibu dan Ayahnya pun bingung, Fian meminta waktu berdua dengan Kanaya lalu mereka pun dengan senang hati memberikan waktu tersebut karna mungkin dengan Fian berbicara dengan Kanaya, keadaan Kanaya  akan lebih baik

"Kok nangis?" Tanya Fian mengusap air mata di pipi Kanaya

"Aku nggak pantes sama kamu, aku lumpuh Fi dan kamu sempurna, kamu terlalu sempurna buat aku" Ucap Kanaya lalu kembali meneteskan air mata

"Kan kata dokter cuma sementara dan lagian aku nggak sempurna kok, mana ada sih manusia yang sempurna beda lagi kalo kamu mau nyempurnain kekurangan aku" Kata Fian tersenyum

"Gimana kalo terapi gagal dan aku bakal lumpuh selamanya?!"

"Ya gapapa" Kata Fian santai

"Kamu bakal ninggalin aku dan mungkin kamu bakal nikah sama Kinanti" Balas Kanaya membuat Fian tertawa

"Mana mungkin aku ninggalin kamu? Dan lagian ngapain aku nikah sama Kinanti?" Tanya Fian kembali tertawa

"Dengan kekurangan aku dan kelebihan kamu kita nggak seimbang Fi, dan kamu juga emang lagi deket kok sama Kinanti" Ketus Kanaya

"Ya ampun hahaha kamu itu salah paham, aku cuma bantuin Kinanti jadian sama Arnold jadi Kinanti itu suka sama Arnold bukan aku, makanya tanya dulu" Kata Fian yang membut Kanaya malu karna sudah salah paham dengan Fian juga Kinanti

Kanaya sudah lebih baik sekarang tapi Fian tidak mau memberitahukan yang sebenarnya, bahwa Bimo lah alasan kenapa Kanaya sampai kecelakaan dan koma karna bagi Fian itu tidak terlalu penting yang terpenting adalah kesembuhan Kanaya saat ini

Setelah dirasa cukup orang tua Kanaya dan Rian kembali masuk ke ruangan, Rian mengajak Fian pulang karna besok ada ujian dan sekarang dia harus belajar tapi lagi-lagi Fian dengan segala alasannya tidak mau dan ingin tetap menemani Kanaya sampai saat Kanaya sendiri yang menyuruhnya pulang baru dia nurut

Fian dan Rian berpamitan pada Kanaya dan kedua orang tuanya, Fian berjanji besok akan kesini lagi untuk menemani Kanaya belajar mengejar pelajaran yang tertinggal karna sebentar lagi sudah UN

"Gue seneng banget akhirnya" Kata Fian

"Akhirnya apa? Lo nggak ngehabisin tisu lagi buat buang ingus sama air mata lo?" Sinis Rian tanpa menoleh ke arah Fian karna ia sedang sibuk menyetir

"Elo mah gitu Ri" Kesal Fian

"Gue bingung nih, bentar lagi kan gue nikah terus Alexa mau gue kasih makan apaan?" Tanya Rian

"Ya kasih makanan lah bego masa iya Lexa lo suruh makan batu-batuan" Kata Fian yang membuat Rian semakin kesal

Sifat Fian kembali lagi, sifat suka pancing emosi orang apalagi emosi Rian, bagaimana Rian tidak kesal saat dia berbicara serius Fian malah menjawab seperti itu, bukannya memberi solusi malah bikin emosi

"Gue serius! Masa mau minta orang tua mulu sih seharunya gue kan bisa bertanggung jawab sama keluarga gue" Kata Rian

"Biar gue yang jawab lo yang nanggung kita bagi-bagi tugas bro" Ucap Fian

"Gue tonjok mau?!!" Kesal Rian

"Hehehe maaf, gimana kalo elo kerja di kantor Papa aja?"

"Gue nggak suka, masa iya kerja kok duduk terus bosen gue" Ucap Rian

"Dikasih enak nggak mau, gini deh elo minta modal sama Papa terus lo bangun cafe, lo kan suka tuh sama kopi nah lo bisa tuh jadi Barista di cafe milik lo sendiri nantinya, gimana pinter kan gue?" Kata Fian percaya diri

"Wuihh pinter juga ya elo, bener-bener wahh nggak salah gue curhat sama elo ternyata lo nggak cuma bisa bikin kesel tapi bisa kasih ide cemerlang juga" Kata Rian

Rian menyetir sambil tersenyum-senyum sendiri membayangkan dirinya dan Alexa akan menikah nanti dan dia pun sudah mendapat ide untuk usaha yang akan dirintisnya, Fian pun tersenyum-senyum sendiri karna Kanaya sudah bangun dari tidur panjangnya dan kali ini Fian tidak akan lagi membuat Kanaya merasa kecewa.

Happy reading guys, duh maaf banget ya lama updatenya soalnya lagi banyak banget kerjaan apalagi tugas yang tiap hari makin numpuk aja kayak cucian kotor, jangan lupa vomment ya guys tunggu aja next partnya semoga nggak lama ya😊❤🚀

ALNAYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang