"Menyimpan dendam itu nggak baik, karna orang yang mau meminta maaf adalah orang yang berani sedang orang yang mau memaafkan adalah orang yang baik hatinya."
"Aduhh... UN hari terakhir bukannya gampang malah makin susah, pusing pala gue" Dumel Rian
"Ngeluh mulu, nanti nggak selesai loh" Ucap Alexa lirih
"Nay woi, bantuin gue dong" Bisik Rian
"Awas aja minta bantuin aku bakal ngambek sama kamu selama seminggu, kamu nggak boleh pegang aku, nggak boleh ngajak jalan terus nggak-
"Iya yaudah, nggak jadi Nay" Kesal Rian
"Ribet banget sih Alexa, bikin kesel aja emangnya dia nggak tau apa kalo ini susah banget buat gue" Batin Rian
"Waktu kurang 9 menit lagi" Ucap pengawas
Alfian POV
"Gue khawatir mereka nggak bisa, mana lama banget duh jadi bikin gue deg deg an deh, apalagi habis ini juga masih harus nganterin Kanaya terapi lagi kayak kemarin, duh lama banget sih mereka" Kataku sambil mondar-mandir
Karna nunggu lama akhirnya gue milih buat main game dan keselnya baru aja main mereka udah datang dan ngajak balik, gimana nggak kesel coba?!
"Fian!" Panggil Bimo lalu berlari ke arah kami
"Ada apa?" Tanyaku
"Mau apa lagi?" Kesal Alexa
"Gue cuma mau minta maaf sama kalian semua terutama elo Nay, gue sadar kalo balas dendam itu nggak baik dan gue bener-bener nyesel atas apa yang udah pernah gue lakuin sama kalian" Ucapnya sungguh-sungguh, terlihat dari matanya
Kanaya rupanya masih tidak mau memaafkan tapi karna kesungguhan Bimo akhirnya aku membujuk Kanaya agar mau memaafkan Bimo seperti yang Bimo bilang, menyimpan dendan itu nggak baik.
"Makasih ya makasih banyak" Ucapnya lalu memelukku dan Kanaya secara bergantian
"Tenang aja gue nggak akan ngerebut Kanaya dari elo kok" Kata Bimo karna mendapat tatapan tajam dariku saat memeluk Kanaya
"Bagus deh" Ucapku
"Makasih karna nggak kasih tau siapa yang buat Kanaya kayak gini" Bisik Bimo padaku lalu ku balas anggukan, setelah itu Bimo langsung pamit untuk pulang
Seperti biasa Rian dan Alexa pulang berdua sedangkan Kanaya balik sama gue dan sebelum gue anterin Kanaya balik kita hari ini ada jadwal buat terapi lagi, maka dari itu gue sama Kanaya langsung capcus cabut ke rumah sakit.
"Fi, aku mau ngomong" Kata Kanaya ragu-ragu
"Ngomong apa Kak? Ngomong aja" Balasku
"Kalo terapi kali ini hasilnya sama aja... Aku mau berhenti terapi Fi, karna menurut aku ini cuma buang-buang waktu dan uang" Ucap Kanaya yang membuatku kaget dan seketika menghentikan mobil secara mendadak
"Kamu gila ya?!" Kesalku
"Aku cuma nggak mau terus-terusan ngerepotin orang-orang di sekitar aku terutama kamu Fi" Ucapnya
"Aku kesel sama kamu, aku aja semangat masa kamu malah milih nyerah dan pasrah gini sih?!" Kataku masih kesal dengan sikap Kanaya yang seakan-akan menyerah
Kanaya hanya diam tak menjawab yang membuatku semakin kesal, bukannya seharusnya aku yang marah dan sebal ya? Lalu kenapa dia yang diam seribu bahasa seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALNAYA [COMPLETED]
Teen FictionAku mencintaimu karena hatiku telah memilihmu untuk jadi pemiliknya. Kisah cinta yang rumit karena hati kadang memilih mencintai daripada dicintai. Happy reading jangan lupa vote ya, kasih saran juga boleh?❤😊