30 Desember 1995
Selasa, 18:22Seoul Hospital
Didepan ruang persalinan, sebuah keluarga sedang menunggu. Dengan raut cemas seorang pria dewasa, mampu menggambarkan suasana memang tengah genting. Tak henti-hentinya ia berjalan kesana kemari, Yongseok namanya.
Dan satu lagi manusia mungil disana. Sibuk memperhatikan ayahnya yang khawatir, tanpa mengerti apa-apa.
1 jam suasana risau pun berlalu, Yongseok kembali dibuat tegang kala mendengar pintu ruang persalinan terbuka. Setelah bunyi kenop pintu itu, sosok pria yang berjas putih pun menampakkan dirinya.
"Dengan suaminya Kim Eun-Ae?" Ujarnya sembari melepas stetoskop dari telinganya.
"Apakah semua berjalan lancar? Bagaimana keadaan-" Yongseok yang tengah tegang itu ditempis ucapannya.
"Tidak ada yang serius, operasi kelahiran anakmu berjalan dengan sangat lancar" Mendengar itu, Yongseok benar-benar sangat lega. Ia langsung masuk mencari belahan jiwanya yang sebelumnya tengah berjuang melawan maut.
_____
Yoongi si manusia mungil nan lugu, hanya bisa diam memandang tiap gerakan ayahnya. Tak mengerti apa-apa dengan kondisi sekarang ini. Yang diketahui nya hanyalah, eomma nya ada didalam ruangan itu. Dan kesakitan karena ada bayi kecil dalam perut nya.
Tak ada doa dan haraoan yang diucapkan, tak ada khawatir yang terpampang pada raut wajahnya. Dia hanya tau kalau, sebentar lagi dia memiliki dongsaeng.
Bahkan ketika masuk kedalam beriringan dengan ayahnya. Ia tak peduli dengan eomma nya. Penglihatan nya langsung tertuju pada makhluk baru yang tak bisa diam karena menangis. Bayi itu membutuhkan dekapan eomma nya. Namun karena masih lemah, hanya bisa diletakkan pada kotak bayi disebelah brankar eomma nya berada. Anak kecil memang tertarik dengan hal yang baru, Yoongi tak henti melompat-lompat agar bisa melihat apa dan bagaimana dibalik kotak bayi bening dihadapannya.
Karena sedang fokus kepada sang istri, Yongseok tak menghiraukan apa yang dilakukan anak pertama nya. Bahkan kini, Yoongi menarik kursi agar ia bisa naik dan melihat isi kotak bayi lebih jelas. Setelah bersusah payah berdiri diatas kursi, ia pun bisa melihat dengan jelas bagiamana bayi kecil itu sudah mulai diam dan tidur karena lelah setelah perjalanan kecil dari rahim menuju dunia.
Yoongi senang, wajahnya tak henti-hentinya nya tersenyum dengan maksud bahwa ia memiliki seseorang yang baru lagi dalam hidupnya.
"Lucu..." Ujarnya cengengesan
Bahkan ia tak kenal lelah berdiri, tiap gerik selalu diamatinya. Hingga Yongseok tiba-tiba tergerak bangkit berdiri disebelah Yoongi. Yoongi yang lugu, bertanya dengan rasa keingintahuan nya.
"appa, nama dia siapa?" Sembari menunjuk
"Kau ingin dongsaeng mu ini di panggil siapa?"
Yoongi berpikir keras, denga batasan wawasan diotaknya dia berusaha memutar ide."Mwolaa..." Cemberut nya frustasi
"Kira-kira apa ya?" Ucap appa lagi, dan Yoongi kembali menguras isi wawasan tipisnya mencari cari nama.
"Apakah aku boleh menamainya Taehyung?" Entah dari mana ide nama itu berasal, Yoongi langsung menanyai nya.
"Haha..." Yongseok tertawa kecil sembari mengusap surai Yoongi takjub. Tak habis pikir anaknya sudah bisa mencari nama. Tanpa Yoongi ketahui nama "Tae" memang sudah sangat direncanakan oleh Yongseok dan Eun ae, hanya saja belum menemukan nama selanjutnya.
"Eomma suka" Suara wanita tiba-tiba membuat fokus dua laki-laki itu teralihkan.
"Karena eomma suka, maka appa pun juga suka. Jadi sekarang nama dongsaeng mu adalah Kim Taehyung" Yoongi tersenyum sumringah mendengar penjelasan appanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate | TaeGi Brothership [END]
FanfictionBagaimana jika benci lebih menguasai dibanding kasih. Seperti api yang senantiasa membuat percikan air menjadi kering, lalu melahap apapun yang disekitar nya tanpa pandang bulu. Hubungan darah mereka terhambat, seperti kesialan yang tak pernah bisa...