Hari demi hari terus berlalu dengan begitu cepatnya, tampak permasalahan antas saudara kemarin, tak kunjung menemukan titik terangnya. Taehyung, terus mencoba mendekati Yoongi dengan sisa keberanian yang ia punya. "Yoongi hyung, terus mengabaikan ku. Aku ssmakin takut untuk mendekatinya, bagaimana ini? Apa lagi yang bisa kulakukan?" batinnya dalam hati, termenung sendiri dibalkon rumah. "Maafkan aku, hyung ... Aku janji tidak akan melakukan kesalahan lagi.Dimenit-menit Taehyung yang meluangkan waktunya sendiri, sosok laki-laki berkulit putih pucat tampak memperhatikannya dari kejauhan. Ia mencuri pandanh, berlalu lalang dari dalam rumah. "Bocah itu, apa yang dia lakukan?" pikirnya, sembari berjalan pergi. "Ah ... Sudahlah! Aku tidak peduli. Aku masih kesal dengannya."
---
Sebulan sudah terlewat. Namun, kakak beradik Kim Yoongi dan Kim Taehyung tidak memberhentikan proses saling bisu membisui. Sudah sebulan lebih mereka saling diam mendiami. Dan kini keluarga mereka tengah kumpul dimeja makan untuk makan malam.
"Eomma, appa 3 hari lagi aku akan ada pertandingan basket melawat sekolah lain," ucap Yoongi.
"Benarkah? Kau ikut bertanding Yoon?" Tanya sang appa.
"Tentu, aku ketua timnya appa." ucap Yoongi lagi dengan bangganya.
"Woah, Kau hebat. Sejak kapan kau dipilih jadi ketua tim eoh?" Sambung eommanya.
"Seminggu lalu." Yoongi membalas sambil melanjutkan makannya.
"Semangat!" jerit mamanya begitu bersemangat.
Taukah kalian? Ada seorang namja sedari tadi hanya menundukan kepalanya kearah piring dibawah sesekali dia memakan sesendok makanan itu hingga tersisa setengah. Siapa lagi jika bukan Taehyung?
"Aku selesai." Tiba-tiba Yoongi berbicara seraya bangkit, membuat semua orang di meja makan terkesiap.
Yoongipun beranjak dari meja makan dan pergi menuju kamarnya. Disitulah pemilik nama Taehyung ini baru berani mengangkat kepalanya keatas.
"Eomma ottokhe?" rengeknya Taehyung pelan.
"Tidak apa apa, berusahalah untuk berbicara dengannya." Sang eomma memberikan sarannya. Ia ingin putranya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
"Besok bermainlah ditaman belakang dengannya. Aku akan menyuruhnya bermain bersamamu. Besok hari minggu bukan?" Sambung Appanya lagi.
"Baiklah akan aku coba. Aku sudah selesai appa eomma. Aku akan pergi keatas. Jaljayo." Taehyung langsung beranjak pergi keatas.
-
Esok hari pun tiba dengan cepatnya. Didalam sebuah kamar, terdapat namja berkulit putih pucat sedang tidur memejamkan matanya. Dia tidur, tapi tidak dengan jiwanya. Dia hanya menutup matanya.Ceklek,
Bunyi kenop pintu kamarnya yang terbuka, sehingga menampilkan sesosok pria dewasa yang dikenal dengan appanya. Lalu diapun duduk disebelah Yoongi yang dikiranya sedang tidur.
"Wae?" Tanya Yoongi pelan.
"Yoon, kenapa kau belum memaafkan adikmu eoh?" Tanya sang appa.
Mendengar pertanyaan itu, sontak Yoongi beranjak bangun dar posisi tidurnya dan duduk disebelah appanya.
"Aku masih kesal dengannya appa. Karnanya aku dipermalukan. Appa tau? Hadiahku yang aku beli jauh jauh dan harganya itu 38.000 KRW dia dengan mudahnya merusaknya appa!. Itu uangku sendiri dan itu untuk---" Ucapan Yoongi terpotong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate | TaeGi Brothership [END]
FanfictionBagaimana jika benci lebih menguasai dibanding kasih. Seperti api yang senantiasa membuat percikan air menjadi kering, lalu melahap apapun yang disekitar nya tanpa pandang bulu. Hubungan darah mereka terhambat, seperti kesialan yang tak pernah bisa...