Harapan

2.7K 123 2
                                    

Assalamualaikummmmmmm..
Jangan lupaaa....
Sebelum di baca...
Silahkan
Klik bintang.....
Pojok kiri...
G
E
R
A
T
I
S
Geratisssss..
Jangan jadi pembaca gelap hehe..

Hargain autornya..

sudah mengetik dan berfikir keras (wkwkwk)

Kilik bintangnya...
Jgn lupa di komen...


Selamat membaca 😉

*******
Aku teringat pada seorang lelaki yang bernama Muhammad fahri.

"Qalbi, mas mengerti keadaan sekarang, mas minta maaf karena memang perbedaan kita. mas tidak siap dengan kata penolakan. qalbi lulusan serjana, sedangkan mas tidak kuliah. Mas hanya sebagai guru di pesantren mas sendiri, kita tidak mungkin bisa bersama".

Fahri adalah lelaki yang tak sengaja dengan Anisa berjumpa di sebuah pesantren yang dikelilingi desa cempaka, desa dimana tempat Fahri juga tinggal dan tempat dimana Anisa melaksanakan tugas peraktek lapangan saat perkuliahan 2 tahun yang lalu.

Anisa sangat mengharapkan Fahri ada dibagian kehidupan dimasa depannya, Anisa menjatuhkan hati terpikat dari cerah wajah milik Fahri yang sering disapu air wudhu', sikap Fahri yang baik dan lembut. Anisa dan Fahri bukanlah sepasang kekasih, Karena Anisa pada saat itu sudah  berniat untuk tidak jatuh pada dunia pacaran, Begitu juga dengan Fahri yang tidak ingin bergalut dengan status yang namanya pacaran.

Fahri menyebut Anisa dengan sebutan "qalbi" yang artinya HATI, Anisa sendiri tidak pernah tau kenapa Fahri menamainnya dengan Qalbi dan sampai memanggilnya juga dengan sebutan Qalbi. Ketika Anisa tanyakan, sering kali Fahri mengalihkan pembicaraan. Bahkan tak jarang juga Anisa mendengar Fahri mengatainya "BIDADARIPUN CEMBURU PADAMU" siapa yang tidak senang dengan pujian demikian? sampai Anisa terbayang bagaimana Bidadari itu, membawa perasaan Anisa terbang di awang-awang atas semua sikap dan tutur kata Fahri tunjukkan pada Anisa. Namun tak jarang pula Fahri bertanggung jawab dari segala sikap yang ia berikan pada Anisa.

"Ayah, nisa minta maaf indak bisa langsung ikut pulang ke penginapan, nisa masih ado urusan di kampus, jugo kawankan dek syila disiko sementaro, setelah selesai nisa langsung datang ke penginapan bu" jelas Anisa pada ayah dan ibunya.

Hari itu adalah hari wisuda Anisa, mendapat gelar Serjana Pendidikan Islam disebuah Universitas di pulau jawa. Dan itu pertama kalinya ayah dan ibu Anisa melihat kampus sekaligus memijakkan kaki setelah 4 tahun Anisa menjalani kuliah. Anisa sendiri yang meminta ayah dan ibunya untuk tidak repot-repot mengantarnya pertama kali memasuki perkuliahan, Anisa begitu menyayangkan Ayah dan ibunya tidak ingin kelelahan sebab perjalanan dari sumatera barat ke pulau jawa yang sangat melelahkan.

Dari kecil hingga Anisa beranjak dewasa didikan ayahnya menjadikan pribadi mandiri sangat berpengaruh besar pada Anisa, hingga segala sesuatu yang menurut Anisa bisa untuk mengatasinya sendiri, maka Anisa tidak akan melibatkan bagian keluarganya terlebih lagi ibu dan ayah Anisa.

"Tapi nis, bagaimano tawaran Uni mu yang mengajak makan hanya kareno acara wisudamu nisa?" terang ibu Anisa, berharap  untuk bisa ikut pulang.

"Iya bu, nanti ibu jelaskan pado uni, lagi pula nisa indak mau pai kelua makan dengan pakaian seperti iko bu." jelas Anisa sambil memelas wajahnya, berharap ibu dan ayah Anisa mengiyakan keinginannya.

Bisa dibilang Anisa adalah anak yang risih pada saat di keramain, ayah dan ibu Anisa begitu paham dengan sifat Anaknya Anisa. Terlebih Anisa yang pada saat itu masih mengenakan pakaian toga, Hingga pada akhirnya ayah dan ibu Anisa mengiyakan keinginan Anisa.

Anisa yang bersama syila kini mengiringi kepergian ayah dan ibu Anisa. Ada sedikit raut wajah sedih dan kecewa Anisa menimbang hari itu adalah hari yang membuat ayah dan ibunya sukses menyekolahkan anaknya hingga menjadi seorang serjana. Namun, pada saat yang sama Anisa seperti tidak memperdulikan hari itu. Entah hal apa yang membuatnya demikian sampai tidak mengindahkan hari wisudanya.

#######
Kira-kira apa ya yg membuat Anisa tidak menghiraukan hari wisudanya itu?

Jangan lupa di komen...😉

Mohon maaf jika masih banyak typonya...

Menjemput HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang