Assalamualaikummmmmmm..
Jangan lupaaa....
Sebelum di baca...
Silahkan
Klik bintang.....
Pojok kiri...
G
E
R
A
T
I
S
Geratisssss..
Jangan jadi pembaca gelap hehe..Hargain autornya..
sudah mengetik dan berfikir keras (wkwkwk)
Kilik bintangnya...
Jgn lupa di komen...
Selamat membaca 😉*******
Anisa benar-benar pingsan membuat mika yang saat itu panik dan takut, mika tau kalau Anisa memang tidak bisa terlambat makan selain lambung dan kepala Anisa juga sering ikut sakit.
"Dek, mas pinjam minyak kayu putihnya" saat itu memang hanya Amara yang punya persediaan minyak angin, ada raut tidak suka diwajah Amara namun tetap saja menyalurkan tangannya yang menggenggam minyak angin. Mila perhatikan Fahri begitu panik melihat keadaan Anisa, Mila penasaran siapa Anisa di Hati Fahri. Dan disisi yang lain ada raut wajah meledak dengan rasa cemburu dari Fandi, namun tetap nampak seolah tenang dengan melajukan kecepatan Mobil semakin cepat.
Entah Fahri mau menghusapkan Minyak angin di pelipis Anisa, mila melihat raut wajah Fahri yang bingung. dengan cepat mila mengambil Alih Minyak Angin meminta pada Fahri. "Sini Mas, biar Aku saja..". Pinta mila pada Fahri.
"Iya.. Usapin juga di bagian pundak dan perut Anisa" terang Fahri Kemudian memutar badannya ke depan. Fandi terus saja melajukan mobil dengan cepat berharap bisa keluar dari hutan. Namun sayang mobil tiba-tiba berhenti.
"Ya Allah... Astaghfirullah.. mobilnya gak bisa jalan" terang Fandi. Dengan cepat fandi membuka pintu mobil entah apa yang dilakukan Fandi mungkin melihat penyebab mobil kenapa bisa tidak jalan.
Disaat yang sama pula hujan ikut turun dengan suara petir bak gemuruh yang membuat Mika semakin takut, terlebih melihat kondisi Anisa sahabatnya yang belum juga terjaga.
"Mas, Adek takut, betulin mobilnya. Bantu Bang Fandi, kita harus pulang Mas, Bunda nanti cemas dirumah." rengek Amara, lagi-lagi dia membuat suasana hancur. kenapa tidak ditinggalin saja sih, kalau yang beginian cicit mila dalam hati.
"Sabar ya, kita disini juga panik. Bantu doa.." jelas Fahri.
Hujan benar-benar sangat deras, suasana berada di hutan keadaan tidak mengijinkan untuk keluar, malah badan terasa begitu lengket tidak mungkin juga shalat dimobil dengan pakaian ini, itulah yang di pikirkan mila
"Tok.. Tok.. Tok.."
suara seseorang mengetuk pintu jendela kaca Mas Fahri. Dari dalam mereka mengamati ada ibu paruh baya dengan menganteng beberapa kayu dan menggunakan topi yang terbuat dari rotan, tapi sama saja ibu itu tetap basah."Mas gak usah dibuka, itu orang jahat" ujar Amara. Namun tidak ada tanggapan dari Fahri.
Dengan cepat Fahri Membuka jendela kacanya, "kenapa buk?" tanya Fahri.
"Kalain kenapa berhenti disini nak, tidak baik sudah malam?" tanya ibu itu kembali.
"Iya buk mobilnya mogok" jawab Fahri jujur.
"Ayuk ikut ibu ke rumah, jangan disini" ajak ibu itu.
"Tidak papa buk" tolak Fahri yang kelihatan berfikir.
"Tidak usah takut, rumah ibu ada didekat sini, kalau mau istirahat di rumah ikut ibu, ya sudah ibu duluan" terang ibu itu sambil berlalu. Mila melihat wajah Fahri nampak berfikir.
"Mas, Anisa tidak bisa kena hujan". Terang mika karena tau semakin terkena hujan Anisa akan jatuh semakin sakit.
"Kita tidak akan keluar kemanapun, kita tetap disini" terang Fandi.
"Tapikan ibu itu sudah nawarin, iya gak papalah besok pagi baru kita fikirin untuk pulang" lina ikut angkat bicara teman dari Amara.
"Sudah-sudah, sekarang Mas yang disini bertanggung jawab semuanya. kamu Fandi bawa mila, amira dan lina ke rumah ibu itu, Mas mau kamu menjaga mereka nanti disana" jelas Fahri dengan wajahnya yang sedikit menahan emosi.
"Dan anisa, biar Mas yang akan mengurus setelah terjaga nanti kami pikir-pikir apa kami akan menyusul.untuk jalan rumahnya nanti biar Mas yang akan hubungi Fandi" mila tertegun dan mungkin bukan hanya mila saja tapi semua yang mendengar penjelasan Fahri.
"Sekarang siap-siaplah pergi bawa apa yang bisa dibawa, sebelum ibu itu jauh." ada sorot wajah tak suka dari Fandi namun semua ikut bergegas sesuai yang di perintahkan Fahri.
Sebelum mila keluar mobil, mila menyempatkan memberi beberapa makanan persediaan miliknya dengan anisa untuk Fahri.
"Mas, ini makanan untuk mas juga Anisa, saat terjaga berikan ke anisa untuk memakannya"
"Iya, terimakasih"
"Mas tolong kabari jika anisa sudah terjaga"
"InsyaAllah".
#######
Kira-kira bagaimana kisah selanjutnya anisa dengan Mas Fahri.....????Komen di bawah ya. 😉
Jangan lupa follow akun AirapusfietaSuhailesDan tinggalkan jejaknya dengan klik bintang pojok kiri 😉😊
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjemput Halal
RomanceAssalamualaikum wr wb. Salam ukhwah untuk para pembaca. Sebelumnya Cerita ini di karang oleh penulis sendiri mohon maaf jika ada kesamaan, dan penulisan gelar yang sama. Mohon kritik dan saran yang baik untuk penulis supaya penulis mampu menyelesaik...