Maulid

207 12 0
                                    

Bila hati terlanjur jatuh cinta sebagaimana hadits,

حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ

"Kecintaan kepada sesuatu bisa membuat buta dan tuli"[1]

Dalam sebuah syair diungkapkan:

Aku tak tahu apakah pesonanya yang memikat atau mungkin akalku yang tak lagi ditempat.

***
"Assalamualakum?" sapa Anhar menghampiri Mila dan Putri

"Waalaikum salam" jawab Mila dan Putri Kompak

"Maaf sebelumnya kamu salah satu santri alumni dari Pondok Pesantren Hidayatullah bukan?"

"Iya betul, eh maaf " jawab Mila cepat kemudian merasa malu sebab ulahnya, padahal bukan dirinya yang dimintai jawaban.

"Ummm iya, afwan ada apa ya?" tanya Putri yang menahan debaran seakan tak percaya laki-laki yang selama ini ia kagumi menyapa bahkan sekarang berada di hadapannya.

"Saya mau meminta waktunya sebentar boleh?" tanya Anhar.

"Maaf kami sedang terburu-buru" entah kenapa Putri begitu enggan untuk berlama-lama, ia takut tidak bisa mengendalikan perasaannya.

Mila yang menyadari ketakutan Putri saat itu langsung mengatakam
"Puttt, oh tidak apa-apa silahkan" terang Mila sambil menggenggam erat tangan Putri menenangkan.

"Langsung saja ketujuan akhi" sambung Putri dengan tenang.

"Oya sebentar lagi Masjid mengadakan acara Maulid Nabi, saya tau kalian Mahasisiwi yang sedang berlibur, sedangkan para remaja masjid yang disini tengah disibukkan pada ujian mereka disekolah, kalau tidak keberatan saya meminta bantuan kalian untuk ikut dalam mengembangkan Acara Maulid nanti" terang Anhar dan ada rasa debaran hebat yang ia rasakan saat terus mengamati wajah Putri setelah lama tak ia temui lagi, matanya terus menatap lekat wajah yang kian menunduk tampa mengangkat bahkan menoleh sekalipun ke arahnya, membuat Anhar leluasa mengamati wajah Putri.

"Saya harap kalian bisa ikut, nanti ba'da isya kita adakan rapat, kalau begitu saya pamit terimakasih untuk waktunya Assalamualaikum".

"Waalaikumusaalam" kompak Mila dan Putri, mereka terdiam saling memandang.

"Cintamu terbalas Put.." ujar Mila seketika. disisi lain saat Anhar memandangi wajah Putri, Mila juga dengan bebasnya menatap penuh selidik tatapan Anhar pada Putri.

Sore itu Mila dan Putri memang berniat melaksakan shalat Ashar berjamaah di Masjid dan mereka juga telah mengajak Anisa, namun Anisa tidak mau. Semenjak kejadian Anisa tertangkap basah Anhar mendengar Alif murajaah, Anisa sampai enggan pergi ke masjid dan memilih shalat dirumah.

Anisa duduk di halaman rumah setelah shalat Ashar sembari mengulang-ulang hafalan surah Hafalan nya Al-waqiah, Ar-rahman, Al-mulk, dan beberapa surah yang ia suka sengaja dihafalnya.

Dari sudut jauh ada sepasang mata yang berjalan melewati Rumah Putri memandang Anisa dengan senyumannya. Anisa masih mengenakan mukenanya, mukena yang sama ia pakai saat shalat subuh. Hingga sepasang mata yang memandang itu menjadi tau perempuan yang tengah ia pandang sekarang adalah orang yang diam-diam mendengarkannya mengaji setelah kajian subuh.

Matahari telah mengubah warnanya menjadi jingga, terdengar suara mengaji, sudah pasti itu dari Masjid menandakan tidak lama lagi suara Adzan akan berkumandang mengajak kaum muslimin bersua dengan sang Ilahi. Anisa, Mila dan Putri shalat Magrib berjamaah dirumah. Selesai shalat saat sudah terpanjatkan Do'a dan mengucap Manisnya dzikir, Anisa mengambil barang kesukannya melantunkan surah Yasiin yang tiada alpa setial malam Ba'da Maghrib.

"Put kamu tidak lupakan janjimu ba'da isya?" tanya Mila sedikit mengingatkan.

"Aku gak tau mil" ujar Putri dengan wajahnya yang ragu.

"gak papa nanti ada kami disana samaAnisa" Anisa yang mendengarnya setelah selesai mengaji hanya memasang wajah tak mengerti arah pembicaraan.

"Oya nis, nanti ba'da isya kita ada rapat di masjid acar maulid" putri yang menyadari sorot wajah Anisa langsung memberitahu.

"Iyaa.. Yang ngajak Ust.Anhar cieeeee" sambung Mila merayu putri. Di sisi lain Anisa yang mendengar membulatkan matanya mampus bagaimana ini? Mau aku taruh dimana ini muka? anisa ngedumel dalam hati bagaimana mungkin ia ikut rapat, sudah pasti disana ada Anhar juga Alif.

"Apaan sih Mil" putri sudah memasang wajah merah malunya.

"Ya sudah siap-siap yuk sebentar lagi masuk waktu isya, kita sekalian jamaah di Masjid" sembur putri yang mencoba menutupi malunya.

"Aaa... emmm.. Apa gak sebaiknya kita tunggu selesai shalat isya dirumah saja" terang Anisa, Mila langsung menatap Aneh Anisa.

"Gak bisa. selesai shalat kita langsung rapat, apa salahnya kita sekalian shalat jamaah di masjid?" terang Mila, sedangkan putri sudah melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

"Ummm mil, aku boleh gak pakai mukena kamu? Kamu pakai mukena aku!" Mila yang mendengar itu semakin memandangi Anisa penuh selidik

Anisa yang menyadari Mila menatapnya demikian langsung berkata "entah kenapa aku ingin sekali memakai mukenamu" membuat Mila pecah dengan tawanya memandang betapa lucunya wajah Anisa saat itu.

"Katakan apa yang terjadi?" tanya Mila.

Dengan cepat Anisa meninggalkan Mila sambil ber jalan berujar "kalau memang tidak berniat meminjamkan ya sudah tidak apa-apa, aku mau wudhu" mila ya menyadari perubahan sikap Anisa itu terduduk heran.

Suasana Masjid selesai Ba'da isya langsung sunyi, setelah Anhar mengumumkan rapat akan segera di mulai, rapat diadakan pada teras Masjid. Semua sudah membentuk lingkaran. Dari sudut tepat didepan Anisa Sepasang Mata memandang wajah Anisa kian terus menunduk, belum lagi sepasang mata itu mencetak senyuman saat menyadari mukena yang ia pakai adalah mukena milik temannya. Sepasang mata itu milik Alif.

Sebelum di mulai Acara rapat ada sesi perkenalan dari Putri, Anisa dan Mila yang di wakilkan oleh Putri sebagai remaja di kampung itu.

Serangkaian acara diantaranya bazar maulid, dan lomba-lomba yang dikuti oleh anak anak dan remaja, dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 21.00 WIB

Anhar yang selaku Ketua Remaja Masjid mengatakan bahwa kegiatan bazar ini dalam rangka belajar tentang wirausaha di kalangan remaja. "Disamping itu juga menampilkan kreasi dan lomba lomba religi," terangnya di sela sela menyiapkan acara.

Kegiatan ini juga dalam rangka memeriahkan dan meneladani perjuangan Nabi Muhammad dalam syiar agama Islam. "Semoga shalawat tetap menggema untuk baginda Nabi Muhammad SAW dan menauladani akhlak dan perjuangannya," pungkas Anhar menutup rapat Malam itu.

#######

Bab ini Fokus ke Alif ya.. Untuk sementara lupakan saja dulu si Fahri 😁😂

Menjemput HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang