Assalamualaikummmmmmm..
Jangan lupaaa....
Sebelum di baca...
Silahkan
Klik bintang.....
Pojok kiri...
G
E
R
A
T
I
S
Geratisssss..
Jangan jadi pembaca gelap hehe..Hargain autornya..
sudah mengetik dan berfikir keras (wkwkwk)
Kilik bintangnya...
Jgn lupa di komen...
Selamat membaca 😉*******
Mata anisa mulai sayup hingga membawanya tertidur setelah lama memandang suasana malam di perjalanan. Hingga saat anisa terjaga, mobil sudah terparkir di sebuah halaman Mushala. Mila meminta anisa segera turun supaya mila bisa juga ikut turun, langsung saja mereka melaksanakan shalat subuh karena memang pada saat itu sudah memasuki waktu subuh.Setelah selesai shalat anisa lebih dulu keluar dan duduk di teras masjid sambil menyandarkan pundak sampingnya pada sebuah tiang yang di ikuti oleh mila.
"Humm masih jauh ya.." aniaa memayunkan bibirnya dengan suara yang menandakan sudah bosan semalaman di perjalanan, tidak lupa dengan tatapan sayu tanpa arah yang jelas.
"Kenapa Anisa...? Bentar lagi, sudah dekat nih.." terang Fandi yang mendengar keluhan anisa pada mila sembari ikut duduk di samping anisa dengan berjarak.
Dari sudut Mushala anisa mengamati sepasang mata menatap ke arah mereka sambil berjalan. "Ya sudah ayuk buruan, nanti kita istirahatnya disana saja kalau sudah sampai" ajakan Fahri dengan senyumannya.
*Kebun Teh*
Entah ada berapa pasang mata mengamati raut wajah anisa sungguh ia tidak peduli, ia lebih terpesona dengan tempat indah yang tepat dihadapanknya, mata memandang lekat setiap sisi arah, menyaksikan dengan haru berucap MasyaAllah, sungguh indah sekali ciptan sang Ilahi.
Aniaa berlari jauh yang diikuti oleh mila, dari kejauhan ia melihat Fahri bersama Amara juga temannya, entah sedang apa? sudah pasti bermanja lagi, namun perasaan apapun yang hendak menusuk, ia tidak peduli akan hal itu. anisa terus menghirup udara segar pagi itu di tengah-tengah kebun teh.
Mila mengajak anisa berpoto, ada banyak momen yang mereka abadikan, sungguh itu adalah hari yang sangat menyenangkan.
Setelah cukup lama memimpikan untuk berada di tengah-tengah Kebun Teh.
Sekarang mereka berada di sebuah wisata lagi dimana, ada air pancur yang turun dari pegunungan. lokasinya sangat dekat dengan Kebun teh tempat sebelumnya. Ingin sekali rasanya anisa mandi saat itu setelah melihat dan merasakan betapa segar airnya, namun melihat terlalu ramai laki-laki dan perempuan yang bercampur ia enggan untuk mandi, dan tidak ada satupun dari mereka yang mandi.Mila begitu asyik berfoto begitu juga dengan temannya Amira, Fandi pergi ke toilet, sedangkan fahri bermain air sambil siram-siraman bersama Amara. Uuuuuhh keluh anisa, Melihat mereka saja rasanya anisa ingin pergi jauh, ia langkahkan kakinya untuk berjarak dari mereka, duduk pada sebuah batu besar sembari mengayunkan tangan jemari miliknya pada air, terasa begitu dingin air yang menyapa ditangannya.
Tidak lama Fandi mengagetkan anusa dengan menyiraminya. Ingin sekali rasanya marah karena kesal, tapi ia hanya bisa menahan dan untuk selalu tampak tenang, tetap saja anisa enggan membalas menyirami fandi, walaupun sadar sepasang mata milik Fahri mengamati mereka. Saat itu anisa hanya bisa mengulas senyuman pada fandi hanya itu yang mampu ia balas.
sudah hampir 2 jam mereka mengelilingi Kebun Teh, mendaki beberapa bukit, sampai bermain air, ingin untuk berlama-lama lagi, tapi sebelum masuk dzuhur mereka harus pulang karena yang mereka lewati nantinya hutan, Fahri bilang terlalu berbahaya kalau melewatinya kemalaman.
Sekarang semua sudah dimobil, kebun teh pun sudah tidak terlihat lagi, anisa mengamati wajah Fahri didepan yang tertidur pulas dan ternyata semua pada tidur hanya ia dan Fandi yang menyetir tidak tidur. Hari itu sudah mulai sore, sebelumnya mereka sudah berhenti di Mushala untuk shalat dzuhur sekalian jamak shalat ashar.
"Nis kenapa belum tidur?" tanya fandi saat tatapan mereka bertemu di kaca.
"Iya belum ngantuk. fannn sepertinya kita tadi sudah lewat sini ya?" tanya anisa yang memperhatikan suasana yang memang sepertinya sudah mereka lewati sebelumnya.
"Iya nis, kayaknya kita salah jalan, jadi mutar lagi kesini" terang Fandi, anisa enggan untuk menanggapi, perutnya terasa sakit dan perih dari pagi bahkan sesore ini anisa memang belum makan, walaupun sebelumnya sudah di ajak mila saat semua pada lagi makan. Anisa lebih memilih menikmati Kebun Teh.
"Wajah kamu pucat nis, kamu gak kenapa-kenapakan?" tanya fandi yang ternyata masih mengamati anisa lewat kaca.
"Nisa kenapa?"
Suara mila yang mungkin terjaga mendengarkan anisa dengan Fandi bicara. tangan mila yang lihai langsung memegang kepala anisa di ikuti dengan menggenggam tangan anisa. Saat itu juga sepasanga mata Fahri yang sudah terjaga menatap kebelakang lebih tepatnya ke arah anisa."Ya Allah nis, kamu pucat. Tanganmu dingin." mata anusa mulai sayup walaupun ia masih mendengar jelas ucapan mila, rasanya ia tidak kuat lagi, anisa ingin tidur.
Annisa Pingsan...
########
Kira-kira bagaimana reaksi Mas Fahri?
Fandi?
😁😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjemput Halal
RomanceAssalamualaikum wr wb. Salam ukhwah untuk para pembaca. Sebelumnya Cerita ini di karang oleh penulis sendiri mohon maaf jika ada kesamaan, dan penulisan gelar yang sama. Mohon kritik dan saran yang baik untuk penulis supaya penulis mampu menyelesaik...