Assalamualaikum.
Apa kabar Sahabat MH?
Masih semngat kan? 😉Langsung klik bintang pojok kirinya yah...
Silahkan.....
Selamat membaca 😊🤗
********
Diam-diam Anisapun ikut turun mulai mengayunkan kakinya menuju bajar, sejak kapan dia disitu, bukannya tadi di Masjid. Anisa melihat ke arah tempat Mila, Putri, A'an dan mendapati Alif yang juga ada disana. baru saja Anisa mau memutar balik badan sebab urung untuk ikut bergabung. Tiba-tiba Anisa terjerambat sebuah tali hingga jatuh."Uuh Sakit..." rengek Anisa dimana semua mata menoleh ke arahnya. Mila dan Putri baru saja mereka mencoba berlari mengejar Anisa, sontak mereka memilih diam dan tak percaya menyadari Alif lebih cepat dari mereka.
"Kak Anisa! Kenapa kakak bisa jatuh, sini Riki Bantu" riki yang mengulurkan tanggannya itu membuat Anisa menimbang-nimbang untuk menerima.
"Pegang, dan berdirilah" ujar Alif Yang mengulurkan sorbannya yang entah sejak kapan ia sudah ada disana.
Seketika Rikipun mengurungkan tangannya. Anisa sendiri tidak mau berlama-lama dan memilih menggenggam surban milik Alif.
"Biasakan untuk tidak ceroboh" ujar Alif sembari berlalu meninggalkan Riki dan Anisa.Anisa yang menyadari itu hanya mendengus kesal. Lagi-lagi aku berhutang banyak dengannya.
Dari kejauhan Mila dan Putri hanya tersenyum melihat temannya yang belakangan ini banyak memilih tidak bergabung dengan mereka. " kakak tidak apa-apa" tanya Riki.
"Ummm tidak apa-apa"
"Kakak mau lihat-lihat bajar sama riki gak?"
"Haa,.. Ummm boleh" mereka pun berjalan sambil sesekali Anisa tertawa akibat ulah lucu dari Riki. Anisa Hanya menganggap Riki seperti Adiknya walaupun terlihat Riki lebih tinggi. sedari dulu ia memang menginginkan punya seorang Adik Laki-laki sampai anak kecilpun Anisa sangat menyenanginya dan berangan-angan jika menikah nanti ingin memiliki anak pertamanya seorang laki-laki.
Dari sudut yang lumayan tidak jauh itu dimana sepasang Mata sosok Alif terus mengamati Anisa dan Riki. dadanya begitu sesak saat melihat Anisa tertawa lepas berjalan dengan Riki. Walau kenyataan Riki jauh lebih Muda dari Anisa, namun Alif sangat jelas dapat membaca sebagai sesama kaum adam dapat melihat sorot mata milik Riki saat melihat Anisa.
Astaghfirullah gumam Alif menyadari kesalahannya mengagumi Anisa. Ia kembali ke Masjid menenangkan Hafalannya. tidak lama lagi Alif akan kembali ke Bogor untuk Mondok juga mengajar disana. Alif berasal dari Padang sama dengan Anisa, walau banyak sekali yang ingin Alif tanyakan ke Anisa setelah tau pasal perkenalan acara rapat Maulid yang di kenalkan langsung dari Putri. Namun ia mengurung niatnya untuk bertanya. Alif merasa tidak perlu tahu banyak tentang Anisa.
****
Mendung belum tentu Hujan, Usai Acara Maulid, Anisa Putri dan Mila kembali untuk ikut beres-beres sesuai janji. Kerja sama itu pun diadakan Ba'da subuh.Anisa masih antusias merapikan bagian lapangan begitupun Alif, Alif yang bekerja di barengi sambil melantunkan beberapa ayat dengan suara merdu yang dimilikinya sontak membuat pendengaran Anisa pelan-pelan mendekat dan matanya yang sesekali menatap leluasa wajah empunya. senyum milik Anisa itu terus tercetak seolah betapa bahagianya ia mendengar lantunan Ayat-ayat Allah terlebih dengan suara yang merdu nan indah itu.
Alif terus mengulang-ulang hafalannya, walau hatinya tengah bergemuruh bukan tak tahu Alif jika Anisa ada didekatnya. Namun ia berusaha tenang, tidak lama Alif pun bergerak dan pindah tempat untuk menjauh. Anisa yang menyadari itu hanya memasang wajah kesalnya, Pekerjaan yang sudah hampir beres itu Anisa lekas ingin segera untuk beristirahat, mata dengan bulu lentiknya melihat ke arah Mila dan Putri yang dibarengi juga dengan Anhar membuat Anisa enggan untuk ikut bergabung.
Tak mau berlama-lama Anisa memilib keluar dari halaman Masjid dan berjalan tidak teramat jauh, kaki Anisa telah sampai di tepi sawah. Anisa begitu menikmati hingga berkali-kali ia pun menyapa ibu-ibu paruh baya yang sedang bertani.
"Ibu, saya boleh bantu?""Jangan nak nanti kamu kotor"
"Tidak apa-apa buk"
"Di sawah banyak pacat, tidak takut"
"ha. Pacat?"
"Iyaaa nak cantik,"
"Kalau begitu saya boleh tidak jalan-jalan disini buk"
"Ya boleh, hati-hati nak jalannya kotor dan licin jangan sampai jatuh"
"Sip buk, terimakasih buk. saya pamit"
Anisa terus mengukir senyum terindahnya layaknya anak kecil senang bermain, ia terus menatap takjub sawah walau kakinya sudah berlumur lumpur sedang tangannya asyik menganteng sendalnya yang sengaja ia lepas.
Anisa berjalan menuju sebuah pondok matanya menyelidik seperti ada seseorang disana yang ia kenal. Dengan senyum bahagianya ia terus berjalan mendekat, tenggorokannya terasa kering sedari tadi ia tidak ada minum. Saat dekat Anisa sudah mengenali seseorang yg duduk di pondok itu adalah Alif. namun saat Anisa menoleh kebelakang berniat untuk pulang, kembali niatnya ia urung sebab perjalanan pulang lumayan jauh belum lagi ia tak kuasa menahan Hausnya terlebih melihat ada teh yang menggoda tenggorokannya tepat berada didekat Alif.
"Assalamualaikum?" sapa Anisa dengan ragu.
"Waalaikumussalam" jawab Alif yang memang sudah melihat Anisa dari Kejauhan mendekat ke arahnh, namun Alif kukuh dengan tampang cuek yang sengaja ia pasang.
"Ummm saya boleh minta minum kamu tidak?" Anisa langsung berterusterang.
"Gak punya" jawaban Alif sejurus membuat mata Anisa membulat tak percaya, Anisa masih diam terpaku dengan jawaban Alif.
"Nak Alif...." sapa Ibu yg sebelumnya Anisa Sapa.
"Iya buk, loh ada kawannya." Anisapun tersenyum Saat ibu itu melihat ke arahnya.
"Ya sudah ibu mau duluan, nanti bekalnya nak Alif yang bawa bisa kan?"
"Cantik sekali kamu nak, kenapa tidak duduk?" sambung Ibu itu sambil melihat ke arah Anisa dengan Senyuman masih nampak jelas keringat di pelipis ibu paruh baya itu mengalir.
"Ummm buk saya haus, saya mau minta teh nya boleh?" ujar Anisa setelah tahu teh yg berada dekat Alif milik sang Ibu, Alif yang Mendengar itu hanya menahan senyum, lalu ia memasang wajah cueknya kembali saat Mata Anisa melihat ke Arahnya.
"Loh ambil saja nak, ya sudah ibu tinggal ya. Hari mendung jangan lama pulangnya"
"Iya buk" kompak Anisa dan Alif.
######
Mon maaf Lama up nya 😊Semangat bacanya yah😉
Komen dan Votenya😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjemput Halal
RomanceAssalamualaikum wr wb. Salam ukhwah untuk para pembaca. Sebelumnya Cerita ini di karang oleh penulis sendiri mohon maaf jika ada kesamaan, dan penulisan gelar yang sama. Mohon kritik dan saran yang baik untuk penulis supaya penulis mampu menyelesaik...