Assalamualaikummmmmmm..
Jangan lupaaa....
Sebelum di baca...
Silahkan
Klik bintang.....
Pojok kiri...
G
E
R
A
T
I
S
Geratisssss..
Jangan jadi pembaca gelap hehe..Hargain autornya..
sudah mengetik dan berfikir keras (wkwkwk)
Kilik bintangnya...
Jgn lupa di komen...
Selamat membaca 😉*******
Entah apa yang difikiran Fandi setelah kejadian itu. Tidak ada lagi raut wajah bersahaja dari masing-masing, tidak ada yang banyak bicara kecuali seperlunya saja, hingga sampailah di Asrama tempat Anisa dan Mila tinggal.Setelah turun kemudian Anisa dan Mila mengucapkan terimakasih pada fandi dan pamit dengan Amira, lina dan juga Fahri. Tidak ada wajah-wajah mengenakkan selain anggukan biasa.
Anisa merebahkan tubuhnya menatap layar Hp milik Anisa yang sebelum berangkat telah di isi penuh baterai pada saat di rumah ibu ratih. Pukul 09:17 sangat pas sekali untuk Anisa dengan lihai ia mengayunkan kaki menuju kamar mandi berwudhu', sungguh kenikmatan yang haqiqi saat air yang begitu dingin menyapu dengan hebatnya wajah empunya, seolah mampu menghapus segala macam yang mencoba menyita fikiran Anisa saat itu. Selesai shalat Duha, shalat yang begitu sangat ia senangi dan selalu ada dzikir yang sangat rugi jika sampai Anisa tinggalkan, dzikir yang sebagai bentuk manisnya meneguk kerinduan pada sang Murabbi. Dan melantunkan ayat-ayat Kalam Allah yang mampu menggetarkan hati, Itulah yang di rasakan Anisa.
Mila yang sesampainya di Asrama langsung tidur karena kelelahan, kini sudah terjaga dan saat mata mila menangkap wajah Anisa, dari jarak yang begitu dekat yang saat itu Anisa tanggapi tatapan Mila dengan senyum khas miliknya. Sebenarnya ada banyak yang ingin ditanyakan Mila pada Anisa.
"Mandi sanaaaa..." Ujar Anisa
"Ummp, Ok" secepat kilat mila mengambil handuk dan bergegas memasuki kamar mandi. Selesai ia mandi lalu menghemparkan sejadah sama halnya Mila juga melaksanakan shalat duha.
"Ceritakan semuanya?" ujar Mila yang tiba-tiba duduk di hadapan Anisa dan dengan wajahnya yang penuh meminta kejelasan.
"Katakan, Apa yang ingin kamu dengar dariku" tanggapan Anisa, seketika membuat yang bertanya terpukau dari wajah Anisa yang tarlihat damai tidak ada raut wajah sedih atau kesusahan disana.
"Kamu terlalu pintar menyembunyik semuanya dariku Anisa" hanya kalaimat itu yang Mila katakan, ada raut kepasrahan yang ia rasakan.
"Tanyakanlah aku akan menjawabnya" ujar Anisa yang tak tinggal dengan senyum sejuknya.
"Apa Mas Fahri menyukaimu? Tanya Mila dengan serius.
"Jawab jujur dan jangan balik bertanya?" sambung mila yang membuat bibir Anisa semakin mengembang mencetak senyuman.
"Ok, aku hanya bisa menjawab MUNGKIN," jawab Anisa dengan santai
"Anisaaaa.." kesal Mila
"Iyaaa, jadi kamu mau akau jawab apa? Aku sudah jawab Mila" Terang Anisa.
"Kamu bukan sahabatku, kamu tidak pernah mau terbuka denganku, sampai kapan kamu terus seperti itu, aku tidak pernah tau isi hatimu Anisa, kamu begitu tidak mempercayaiku" ujar Mila yang hampir pecah dengan tangisnya.
"Astaghfirullah... Istighfar Mila.."
Anisa mencoba menenangkan Mila."Mila, dengarlah pertama tentang Mas fahri dia menyukaiku maupun tidak aku sama sekali tidak memikirkan itu, biar Mas Fahri menentukan perasaannya. dan jika pun kamu atau aku bahkan semua orang mampu membaca atas sikap seseorang tapi ketahuilah kita tidak pernah tau apa maksud dari semua itu terkecuali orang itu menjelaskannya dengan jelas tanpa simbol, tanpa sikap atau kode, tanpa Aba-aba dan kamu tau Mila, semua yang terlahir sebagai perempuan hanya butuh SATU yaitu kejelasan/kepastian." Terang Anisa yang menjelaskan dengan tulus membuat yang mendengar tak menyangka Anisa yang selama ini Mila usili dengan sebutan Anak kecil mampu bersikap sedewasa yang ia katakan sekarang.
"Dan yang kedua kamu tau sendiri Mila, aku maupun kamu masih butuh waktu 1tahun lagi menyelsaikan kuliah ini, aku tidak akan peduli sekuat apa sesuatu yang menyita perasaan dan pikiranku sekarang, aku hanya butuh fokus menyelesaikan kuliah ini. tentang perasaan, aku tidak ingin hati ini bermaksiat adapun solusi dari 2 orang insan yang saling mencintai tidak lain selain menikah. Dan aku yakin diriku sendiri belum siap untuk itu, jadi biarkan yg terjadi terjadilah" jelas Anisa kembali kemudian ia diam sejenak.
"Dan terakhir Untuk itu, aku ingin kamu sebagai sahabatku kuatkan aku dalam menjaga perasaan ini" Sambung Anisa, sejurus membuat pecah tangis sahabatnya Mila.
#########
Kok jadi Baper ya heheMasih semangat gak sahabat MH(Menjemput Halal)?
Komen semangat dong biar aku semngat dan cepat up nya 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjemput Halal
RomanceAssalamualaikum wr wb. Salam ukhwah untuk para pembaca. Sebelumnya Cerita ini di karang oleh penulis sendiri mohon maaf jika ada kesamaan, dan penulisan gelar yang sama. Mohon kritik dan saran yang baik untuk penulis supaya penulis mampu menyelesaik...