Malam

447 23 0
                                    

فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan"

(Ar-rahman)
******************************

"Kita keluar malam? mau kemana mil? tidak mau ah takut" terkadang Anisa memang menjadi yang pemberani dan terkadang pula  menjadikannya pribadi yang penakut. Kali ini Anisa memang benar-benar takut, mungkin karena perasaannya yang tak karuan. Anisa bertanya sembari berjalan masuk kedalam kost dan duduk tepat di samping mila.

"Sudah tenang saja, kita di awasin mas fahri kok, mas fahri kan jago kerate ingat waktu tugas didesa tidak? Kita mengintip mas fahri ngajarin kerate muridnya di pondok" ujar Mila dengan wajah meyakinkan.

Walau Anisa sedikit kaget mendengar Mila menyebut nama Fahri namun ia harus tampak tenang dihadapan Mila. 2 tahun yang lalu Anisa sangat ingat Mila mengajaknya mengintip dari jendela ruang kantor pesantren. saat itu mereka sedang menunggu umi dan abi untuk minta ijin mengadakan penyuluhan di kelas. Mata Anisa berbinar melihat pemandangan di sebuah lapangan, Astaghfirullah gumamnya dengan sadar ia mengagumi yang bukan menjadi mahramnya.

"Hmmm dasar kamu, ingat saja. Tapi mas fahri kok tidak ada kasih kabar ya ? kalau malam ini kita keluar?" tanpa sadar Anisa bertanya dengan wajah yang di tekuk seolah tidak terima Fahri memberi kabar pada Mila. Padahal sudah 2 hari mereka tidak ada saling mengabari.

"aku saja yang bocorin, mas fahri mau buat kejutan. Tapi aku tidak mau lihat kamu nanti yang tidak mau pakai baju yang gimanaaaa gitu, karena tau jalannya sama aku saja. Ya sudah pokoknya kamu pura-pura tidak tau aja ok" Mila menjelaskan kebenaran. Anisa tau Mila memang sangat antusias untuk menyatukannya dengan Fahri. Wajah yang awalnya sedikit protes itu kini sudah mengukir senyuman.

"haha iya deh, makasih ya mil, tapi tunggu, kalau kita jalan naik motornya mas fahri mana muat?"
Tanya Anisa lagi dengan ekspresi mimik wajah yang bertanya bingung.

"mas fahri membawa becak yang ada di pondok nis, pokoknya segala sesuatu sudah diatur, tuan putri tinggal duduk tenang" jawab Mila santai.

"haha kamu mil, ya sudah aku mau nyetrika baju dulu" sambil berlalu meninggalkan Mila.

"hmmmm berbunga-bunga deh tu"
Celutuk Mila.

"Milaaaaa... Sudah ahh jangan mengusiliku terusss" rengek Anisa memelas dengan wajahnya yang memerah.

"haha iya.. Iya.."

Di tengah-tengah kota, kediaman yang di usik dari riuh banyaknya suara kendaraan malam di kota mengimbangi perjalanan malam itu.

"Mas terimakasih ya sudah mau mengajak qalbi dan mila jalan keluar malam" dengan wajah yang menunduk. Anisa duduk tepat disamping Fahri walau ada pembatas becak tetap saja Anisa merasa tidak nyaman.

"Mas cuma nyenangin semampu mas, qalbi bilang mau lihat suasana malam kota yang banyak lampu-lampunyakan?" deg kejelasan Fahri membuat Anisa tarperangah, ada rasa senang Fahri tau jika ia menyukai suasana malam.

"Hahaha lampu-lampu, nisa kayak anak kecilkan mas?" sambung Mila dengan tawa khasnya yang mengejek.

"Iiih milaaa, malam itu cantik tau mil. aku suka malam di kota-kota. Malam yang seharusnya gelap, malam yg seharusnya sunyi tapi di kota-kota malam itu bunyi dengan suara-suara mobil, motor dan macam kendaraan. Malam yg seharusnya gelap tak berwana tapi di kota-kota malam penuh cahaya yg berkelap-kelip dan berwarna oleh sang lampu dan aku menyukai itu" Anisa tidak tau dapat dari mana kalimat yang barusan ia ucapkan tapi itu keluar dari apa yang ia lihat dan apa yang Anisa rasakan.

"Ya Ampun anisa... kalau mengarang kata kamu memang pakarnya, tapi memang benar ya kan mas" potong Mila, sedang Anisa secara diam dapat mengamati Fahri dengan tersenyum.

"Qalbi memang benar, sepertinya kita mau sampai ni, sedikit lagi"

Faa bi ayyi Alaa irabbi kuma tukajjiban? (Ar-rahman:13)
"maka nikmat tuhanmu mana lagikah yang kamu dustakan?"

Mata ku menatap dari megahnya Masjid Agung, tak kuasa menahan agar tidak berkedip sekalipun. Bola mataku menatap lekat dari lampu-lampu yg memancarkan keindahan Masjid Agung malam itu, mulutku terpukau tak mampu merangkai kata dari menceritakan keindahan yang tepat di hadapanku. Itulah dirasakan Anisa Hingga ia tidak sadar ada seseorang yang memandanginya dengan senyuman.

"Qalbi, apa kamu senang?" tanya Fahri saat Anisa melihat ke Arahnya.

"Qalbi sangat senang mas, terimakasih telah membawa qalbi kesini" jawab Anisa menunduk.

"Sama-sama qalbi" ujar Fahri.

"Mas tunjukkan qalbi kamar mandi wanita untuk berwudhu, qalbi mau masuk ke dalam masjid mas" pinta Anisa, sebenarnya bisa saja ia pergi sendiri tapi Anisa lebih nyaman jika Fahri dengan senang hati mau menemaninya.

Selama perjalanan menuju kekamar mandi yang lumayan sedikit butuh waktu, karena luasnya halaman Masjid. Anisa tidak sadar ternyata berjalan dengan Fahri sedikit dekat, sehingga banyak mata menoleh kearah mereka dengan tatapan senyum, mungkin kebanyakan orang-orang berfikir jika mereka adalah pasangan muda yang baru saja menikah. Keadaan itu menyadarkan Anisa dan Fahri hingga Fahri pun sedikit memelankan langkahnya seolah-olah ingin Anisa yang didepan Fahri berjalan, Anisa yang menyadari itu dan merasa dilindungi berjalan di depan Fahri, membuatnya semakin percaya diri melangkahkan kaki. tercetak senyuman dan rona merah yang menghiasi wajah Anisa malam itu.

Di tempat yang lain Mila Yang sebelumnya sudah diajak Anisa memilih untuk tidak ikut dan lebih asik mengabadikan halaman Masjid Agung nan indah.

Anusa sudah berwudhu dan melanjutkan langkah kakinya memasuki ruang di dalam Masjid, ia merasakan kenyamanan yang tak tergambarkan saat memasuki ruang Masjid. Anisa mengambil al-qur'an yang tersedia didalamnya, ia membuka surah Ar-rahman dan dilantunkannya sampai ayat ke 13. Tidak lupa ia panjatkan doa.

"Ya Allah dekatkan aku pada seseorang yang bisa membawaku semakin dekat padamu, labuhkan cintaku hanya padanya, ridhoilah. Namun jika seseorang itu menjadikan aku jauh kepadamu maka jauhkanlah seseorang itu dariku serta hilangkan rasaku padanya Aamiin ya rahman"

Saat berada dipintu keluar langkah Anisa seketika berhenti, perhatiannya tertuju pada Fahri yang tengah duduk sendiri di teras Masjid menunggunya. Ia lalu menghampiri Fahri dan duduk sedikit berjauhan dengan Fahri.

"Mas, mila dimana?" tanya Fahri setelah mas fahri menyadari kehadirannya.

"Mila itu lagi foto-foto, qalbi mau nyusul?" sambil menunjukkan kearah Mila.

"Hmmm tidak usah mas, disini saja" jawab Anisa tak bergairah. Ia tak sengaja melihat raut wajah dari Fahri yang seakan banyak menanggung beban. Apa itu karena aku batinnya.

"Qalbi, mas mau bertanya? mila cerita katanya ada yang melamarmu"

deg aku tidak menyangka mas fahri menanyakan hal itu. Ingin sekali rasanya menjumpai mila dan bertanya apa maksudnya bercerita pada mas fahri.

#########
Maaf sahabat Menjemput Halal seminggu tidak ada update, dikarenakan ada sedikit musibah kecelakaan. Alhamdulillah sudah membaik.

Saya banyak kegiatan. Tapi insyaAllah akan tetap semangat buat posting Menjemput Halal.
Next...
Kira-kira siapa laki-laki yg berniat melamar Annisa Alfatur Rahma? Atau (qalbi) husst jangan itu sebutan Mas fahri 😂😂😂
Tunggu!!!
Apa Annisa menerimanya?
Menurut teman-teman gimana? Terima gak?
😂😂😂

Doain ya semoga akunya semangat terus lanjutinnya. 😉🤗😊😊

Follow akunnya ya.
Ig @airapusfita_suhailes

Menjemput HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang