Lamaran

402 22 0
                                    

Assalamualaikummmmmmm..
Jangan lupaaa....
Sebelum di baca...
Silahkan
Klik bintang.....
Pojok kiri...
G
E
R
A
T
I
S
Geratisssss..
Hehehe
Selamat membaca 😊

********

"Bruuuuuk.... Auuu" ujar Anisa.

"Qalbi...." entah kenapa hanya satu kata itu yang langsung Fahri ucapkan saat melihat Anisa yg benar-benar terjatuh.

Fahri melihat Anisa menoleh ke kiri dan kanan mungkin Anisa berfikir ada orang lain disana yang bernama Qalbi, padahal Anisa sendiri yang Fahri sebut Qalbi. Hati seakan lemah dari melihat mata yang lentik, wajahnya yang indah tanpa polesan bedak sedikitpun.

"Apa? Qalbi?.." ucap Anisa sambil matanya yang membulat.

"Bidadaripun cemburu padamu" entah karena apa? Fahri kembali mengucapkan itu dengan jelas.

"Apa? Bidadari? Tanya Anisa lagi dengan wajah heran.

"Maaf, ayo bangun, kamu dari mana qalbi?" Ucap Fahri tenang sembari mengajak Anisa untuk kembali berdiri.

"Qalbi? Mas memanggil Anisa qalbi? Tanya Anisa setalah kami sama-sama berdiri.

"Iya, mulai sekarang mas akan memanggilmu dengan sebutan Qalbi, apakah tidak boleh?" tanya Fahri seolah tampak tenang.

"Boleh mas" jawab qalbi dengan cepat sembari menundukkan wajahnya yang mulai seperti tomat merahnya dan Fahri menyukai itu.

"Terimaksih qalbi, o iya kamu mau kemana qalbi?" tanya Fahri dengan tetap memandang lekat wajah Anisa yang terus saja menunduk tanpa berani menatap ke arahnya hingga membuat Fahri leluasa memandah wajah Anisa.

"Hmmm qalbi tadi mau cari kamar mandi mas, tapi tidak jadi mau balik saja bareng yang lain" Fahri senang ketika qalbi juga menyebut dirinya dengan qalbi.

"Loh, Toilet nya kan disana qalbi".
Fahri menunjukkan Toilet umum yang memang berlawanan dengan arah tujuan Anisa

"Hmmm iya mas."  wajah Anisa kembali memerah, mungkin Anisa malu dengan kesalahannya.

"Ya sudah ayuk kita kesana.." ajak Fahri

"Mmm mas juga mau kesana?"

"Apa tidak boleh qalbi?" tanya Fahri.

"Ha? Mm boleh mas.."
jawaban qalbi yang membuat Fahri tersenyum.

Saat itulah, saat dimana fikiran Anisa terus terhanyut pada sosok Fahri dari tuturnya yang lembut, sikapnya yang tampak tenang padahal yang dihadapannya sangatlah gelisah, tapi dari sikap Fahri itulah yang mengajak Aniaa untuk juga ikut tenang apapun yang terjadi, sikapnya yang lembut membuat Anisa belajar tentang sabar.

Mas Fahri,
aku Anisa,
yang kau sebut dengan Qalbi,
Saat itu...
Telah menjatuhkan HATI.
#TertandaQalbi

Sepulang dari Masjid Agung Anisa melihat jam Hpnya pukul 22:03, setelah siapan dengan mengganti baju Anisa langsung tiduran.

"Nis, diam saja.. Jangan tidur dulu dong..." Anisa sudah yakin mila akan mengajakku cerita.

"Iya mil.... Kenapa? Aku sudah ngantuk.." jawab Aniaa, entah karena mengantuk atau perasaannya yang kurang mut.

"Enak saja, kamukan belum cerita nis... Jadi bagaimana? Apa Mas Fahri melamarmu?"

"Apaan sih mil, Aku ngantuk mau tdur, jangan tanya yang aneh-aneh mil" Anisa benar-benar ngantuk dengan pertanyaan mila.

"Is is issss sok ngantuk padahal fikirannya bercabang"

Aniaa tau mila kesal sebab ia sama sekali tidak mau untuk cerita, mila memang sangat faham bagaimana Aniaa, malam itu ia hanya ingin istirahat dari semua fikiran-fikiran yang mengusik di kepalanya. Paling tidak dengan tidur hati dan fikirannya bisa ikut serta istirahat.

######
Hayooooo
Udah pada tau kannnn? Qalbi jatuh hati sejak kapan? Dan Fahri sejak kapan?

Apa kabar ya Alif? Seorang hafiz di bogor 😉😊

Eittts jangan jadi pembaca yang tanpa meninggalkan jejak yaaa 🤗😅

Menjemput HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang