libur

299 15 0
                                    

Assalamualaikummmmmmm..
Jangan lupaaa....
Sebelum di baca...
Silahkan
Klik bintang.....
Pojok kiri...
G
E
R
A
T
I
S
Geratisssss..
Jangan jadi pembaca gelap hehe..

Hargain autornya..

sudah mengetik dan berfikir keras (wkwkwk)

Kilik bintangnya...
Jgn lupa di komen...


Selamat membaca 😉

*ponpes*

Anisa dan Fahri Berjalan menuju taman Pesantren, tempat dimana ada Azam, Mila, Fandi, dan satu orang wanita yang sama sekali tak dikenal Anisa, dari sudut jauh Anisa dapat melihat sorot mata fandi yang tidak suka melihatnya yang berjalan dengan Fahri apakah dia cemburu? Entahlah Anisa menepis pikirannya.

"Mas, kemana saja? Adek sudah capek mencari mas" suara manja wanita itu menghampiri Anisa dan Fahri yang sudah dekat.

"Iya mas di cariin dari tadi" sambung Fandi,

"Sudah nis?" tanya mila, kini Anisa telah duduk di samping mila. Saat itu Anisa melihat sorot mata dari Fahri tertuju padanya, dengan cepat mata Anisa langsung beralih menatap mila.

"Sudah mil" jawab Anisa.

"Mas ayok... Katanya mau beliin adek jilbab..." rengek wanita itu dengan sangat manja, entah kenapa Anisa tidak suka melihat mereka ada bersama mereka, lebih baik rasanya Anisa pergi saja.

"Sudahlah mas pergi saja," perintah Azam yang membuat Anisa merasa lega.

"Ya sudah kami pamit ya.. Assalamualaikum" pamit fahri.

"Waalaikumussalam" semua menjawab kompak dengan tatapan mata tertuju ke arah Fahri dan wanita itu, sedang Anisa enggan melihat kepergian mereka.

Setelah kepergian mereka, Anisa mila, Azam dan Fandi pergi berjalan mengelilingi pesantren dangan penuh candaan dan tawa, usai mengelilingi pesantren dan waktu dzuhur masuk, mereka shalat berjamaah di masjid kemudian pergi keluar Pesantren mencari warung untuk makan siang.

Seharian sudah Anisa1 bersama mereka, menciptakan kenangan, merefresh segala penat dari banyaknya tugas kuliah, menghibur dengan banyaknya candaan juga tawa. Besok adalah hari sabtu, hari dimana berakhir Anisa dan Mila juga temannya yang lain ikut peraktik melaksanakan tugas di Desa. Sepulang dari itu mereka diberikan ijin libur dari pihak kampus dengan waktu seminggu untuk menyelesaikan tugas selama peraktik di Desa.

Anisa dan mila sudah pulang dari pesantren tidak lagi bersama Fandi dan Azam dan malam itu juga Fandi menelfon Anisa mengabarkan libur nanti Fandi mengajaknya dengan Mila pergi ke kebun Teh, tanpa fikir panjang lagi atau meminta persetujuan dari Mila dengan cepat Anisa langsung mengIyakan. Entah kenapa Anisa sangat senang, Fandi sendiripun tau itu sudah sejak lama, Anisa bercerita dengan Fandi kalau Anisa sangat mengimpikan berada di tengah-tengah Kebun Teh.

*Libuan

Anisa dan Mila sudah siap untuk berangkat tinggal menunggu jemputan dari Fandi.
"Assalamualaikum" sapa lelaki itu saat mobilnya tepat di hadapan Anisa dan Mila dengan kaca yang telah di turunkan. tidak lupa dengan senyumannya yaitu Fahri.

"Waalaikumussalam" jawab Anisa kikuk langsung menunduk dan saat itu dapat anisa amati yang menyetir mobil adalah Fandi di sampingnya Fahri dan tidak ada Anisa temukan sosok Azam sedangkan di bangku tengah ada seorang wanita yang kemarin begitu Manja dengan Fahri. Anisa juga sudah tau dari Mila bahwa perempuan itu bukan mahram Fahri yang tidak lain hanya sekedar adek angkat namanya Amira Amalia, dan di bangku belang ada satu lagi perempuan teman Amira.

"Tidak usah mampir lagi, langsung masuk saja" tegas Fahri yang membuat Anisa jengkel, lagian gak ada jugak yang ngajakin mampir celutuk Anisa dalam hati.

"Anisa di tengah ya" titah Fandi.

"tidak Usah Anisa dibelakang saja dengan Mila" jawab Anisa enteng dengan mimik wajah biasa saja. seketika matanya mengamati semua mata tertuju padanya.

"Anisa, kita numpang jangan jadi Bos. INGAT" bisik mila tepat di telinga Anisa. Seketika ia langsung tetsenyum walaupun terpaksa.

"Ok baiklah aku di tengah" Jawab Anisa cepat.

"Huhh kalau begini mending tidak usah ikut," rengek Anisa dalam hati.

Setelah menaiki mobil tidak lama Anisa langsung tertidur mungkin karena kelelahan, dengan samar anisa mendengar suara mengaji dari masjid, enggan sekali rasanya saat itu Anisa membuka matanya. Dan deg mata Anisa langsung membulat saat sepasang mata yang duduk didepannya telah mengamatinya lewat kaca spion mobil dari luar. Fahri tersenyum melihat Anisa dan dengan cepat ia langsunh mengubah posisinya agar tak terlihat lagi dari Fahri.

Anisa pun merutuki dirinya sendiri kenapa bisa segampang itu tertidur,
"Anisa sudah bangun" suara fandi.

"Humm" jawab Anisa saat mengamati Fandi tengah melihatnya lewat kaca dalam mobil.

Tidak lama setelah Azan magrib Fandi pun memarkirkan mobilnya di sebuah halaman masjid, mereka singgah sebentar untuk shalat. Kebetulan di samping Masjid ada sebuah warung tempat makan, langsung saja mereka makan malam di sana.

Usai makan mobilpun jalan lagi dan kali ini yang menyetir mobil adalah Fahri, disitu anisa baru tau ternyata Fahri juga jago nyetir mobil.

"Uhuk.. Uhuk..." Mas Fahri batuk? Apa dia sakit ya? Kenapa harus ikut? Aku membatin.

"Ih mas... Sudah adek bilang mas jangan nyetir dulu kalau masih kurang enakan badannya" suara Amara. Mendengar itu anisa hanya cukup tau kalau ternya Fahri sebenarnya lagi Kurang Sehat.

"Iya Mas, sini biar Fandi saja" Tawar Fandi.

"Gak papa, nanti kalau memang Mas tidak Sanggup lagi kita gantian" penjelasan Fahri. Dan anisa melihat Amara sibuk menuangkan Air pada sebuah cangkir, dari situ anisa langsung berfikir bahwa amara jauh-jauh sudah menyiapkan kebutuhan Fahri.

"Ini mas minum dulu" ucap Amara sambil Menyodorkan sebuah cangkir barisi Air, mata Anusa seketika membulat saat tangan Amara bukan sekedar memberikan cangkir tapi supaya fahri meminumnya lewat tangan Amara sendiri.

"Sini mas pegang"  anisa melihat penolakan dari Fahti, saat matanya dan Fahri Bertemu, dengan cepat anisa memutar kepalanya ke arah jendela samping.

"Gak usah biar adek saja" pinta Amara, entahlah mungkin Fahripun enggan untuk menolaknya, itulah yang di pikiran anisa.

"Anisa, hp mana" anisa langsung mengerti kalau fandi meminta hpnya dan memberikan pada Fandi.

"Ya Allah nis, banyak banget Foto-foto kamu, penuhin Memori saja" itulah kebiasaan Fandi saat melihat memegang Hpnya mulai melihat foto-foto sampai membuka dan membaca pesan.

"Ya gak papalah orang hp Anisa sendiri" jawab Anisa ketus. Anisa lihat fahri melirikku.

"Hp kamu mana?" ujar anisa pada Fandi entah hal apa anisa pun ingin rasanya membuka hp Fandi, sebenarnya ia sekedar melihat ekspresi wajah fahri. tapi malah terlihat tampak biasa saja.

"Nis, kamu suka sama Mas Fahri yaaa? Ayo ngaku? Hmm?" mila tepat di telinga Anisa.

******
Bagaimana sahabat menjemput halal?
Jangan lupa vote dan komen 😉😊

Menjemput HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang