Rasa Yang Pernah

396 14 1
                                    

Assalamualaikummmmmmm..
Jangan lupaaa....
Sebelum di baca...
Silahkan
Klik bintang.....
Pojok kiri...
G
E
R
A
T
I
S
Geratisssss..
Jangan jadi pembaca gelap yaaa 😊

Hargain author dengan Klik bintang sebelah kiri...

Kilik bintangnya...
Jgn lupa di komen...

Selamat membaca 😉

#######
*
*
*
"Niss.. bagimana keluarga dari kampung, datangkan?"

"Alhamdulillah datang sama Uni juga Mil, Keluarga dari Riau juga datangkan?"

"InsyaAllah kalau tidak berhalangan Ayah Ibu datang, Hmmmm.. kamu udah siapkan Nis?"

"Nikah??? Iya aku udah siap ni"

"Bukan ANISAAAA.. kebelet bangat kayaknya giliran, dilamar eeh kagak mau.."

"Yaaa sudahlah Milaaa... kamu sih dari semalam ngomong perpisahan terus, kita cuma terpisah karena jarak bukan terpisah karena Maut"

"Astaghfirullahhh... ngomong apa sih Nis?"

Begitulah Anisa dan Mila, tepat seminggu lagi merupakan Acara Wisuda yang mungkin hari yang dinanti-nantikan setiap Mahasiswi yang telah memijaki semester terakhir. Rasa sedih itu pasti ada namun Bahagia juga merupakan bagiannya.

Hp milik Anisa berbunyi sontak Anisa kaget dengan siapa yang menghubunginya siang itu.

"Assalamualaikum Halo?" angkat Anisa

"Waalaikumsalam iya, apa kabar qalbi" suara begitupan sebutannya yang sangat Anisa kenali.

"Alhamdulillah"ucap Anisa yang enggan untuk bertanya kembali bagaimana kabar Fahri.

"Syukur Alhamdulillah, Mas dengar sebentar lagi wisuda ya?"

"owh iya, doain ya semoga lancar wisudanya nanti." 

Perbincangan yang sangat singkat siang itu, anisa lebih memilih tidak banyak bertanya dan menjawab seperlunya, entah apa yang difikirkan fahri saat itu Anisa sama sekali tidak perduli.

Jangan datang lagi, aku tak ingin merusak persaan orang-orang dan perasaanku sendiri

Setelah itu, Fahri tidak berhenti disitu saja, kerap kali ia mencoba mendekat kembali, dari pujian setiap apa yang Anisa posting pada story WA, dan menjadikan Anisa yang berusaha menahan agar rasa itu biasa saja tak mampu ditepis dan dengan sendirinya ia hadir.

Aku tidak tau apakah mencintaimu salah, aku juga tidak mengerti setiap katamu bagaikan madu yang sangat manis, aku bahkan tidak melihat dirimu seperti jurang, tapi aku bagaikan di tepinya tanpa keseimbangan dengan mudah terjatuh padamu
Tertanda Qalbi


Dalam heningnya Malam Anisa mencoba mengadu pada sang pemilik Qalbu, Berharap supaya Hati mampu terjaga. Mila yang juga ikut terjaga merasakan setiap dilema yang menimpa Anisa tak mampu pula ia menyampaikan sepatah teguranpun persoalan hati. karena kerap kali Anisa tidak mau terbuka dan memilih terlihat baik pada semua orang.

Aku tidak sedang berpura-pura terlihat baik

beginilah caraku meredakan

setiap apa yang menimpaku
Tertanda Qalbi


#Anisa

Hari-hariku kembali di isi olehnya, satu kabar yang kudengar dari Mas Fahri kini Fandi telah bertunangan dengan Amara. Amara yang merupakan adik angkat Mas Fahri juga seseorang yang mungkin pernah membuatku mencemburuinya, kabar yang dimana juga membuatku mudah menerima kedatangan Mas Fahri kembali, tapi kali ini aku berusaha tidak gegabah meskipun sikap yang selalu ia tunjukkan membuatku terkesima, setiap kata yang ia lontarkan bagaikan madu manis yang kuterima.

hariku penuh kedilemaan fikiranku juga teringat pada sosok Alif, namun pada saat yang sama rasa pernah ada kembali menghimpitku. mengingat, aku pun tak pernah menjanjikan untuk menunggu Alif namun lagi-lagi aku serahkan segala persoalan kepada Allah yang Maha tahu.

aku tidak mengerti jelas maksud semua yang Mas Fahri tunjukkan, sebagai wanita yang perasa aku hanya membaca ia menaruh harap padaku untuknya, hingga suatu kali aku memberanikan diri bicara menanyakan apa arti semuanya? alih-alih menjawab kerap kali pula ia seperti menghindar untuk menjawab. namun semakin hari hatiku semakin ditambat olehnya, sisi wanitaku seperti tertawan dengan penuh tanya, perasaan terus menggantung terkatung-katung.

Layaknya wanita, akupun butuh kepastian usiaku yang beranjak dewasa butuh akan keseriusan dan tak mau pula jatuh pada dunia pacaran. begitu pula kuterangkan kepada Mas Fahri.

********

Komen dan Votenya😊

Menjemput HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang