وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِى اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ
“Dua orang yang saling mencintai karena Allah. Mereka berkumpul dan berpisah dengan sebab cinta karena Allah.”
(HR. Bukhari no. 660 dan Muslim no. 1031)*********
"Assalamualaikum" sapa Azam dan Fandi."Waalaikumussalam" jawab Anisa tersenyum bersama Mila.
"Kalian tidak mengajar?" tanya Anisa.
"Kamu lupa ya nis? ini hari apa?" celutuk mila, sedang azam dan Fandi hanya tersenyum.
"Oh iyaya hari jum'at, hhmm kalian liburkan? Zam, Fan aku sama mila mau main ke pesantren boleh tidak?" ajak Anisa denga penuh harapan.
"Bagaimana fan? Aku sih boleh-boleh saja". Tanya Azam pada Fandi.
"Santai saja Fan, boleh. asal kalian pakainnya yang sopan" terang Fandi dengan sedikit mengejek.
"Huuuu... Maksud kamu selama ini? Hah jahat" kesal Anisa
"Yeee merajuk" Ejek Fandi
"Udah-udah yuk, mau kapan lagi?" Azam menyudahi ejekan Fandi.
"Ayuk nis" ajak mila yang sudah berjalan duluan dengan Azam.
Fandi dan Azam merupakan bagian stap pengajar di pesantren Darul Qur'an, Fandi sendiri anak dari kiyai Mustafa yang mempunyai pesantren. Fandi dan Anisa sangat dekat, bermula saat Anisa menduduki perkuliahan.
Saat Anisa pertama kali kepulau jawa mulai menginjak dunia perkuliahan, Anisa yang tidak tau apa-apa hanya mengharapkan kakak seniornya yang juga sama-sama dari padang berjanji untuk menjemputnya di halte bus, yang menghantarnya dari padang sampai ke jawa. setelah sekian lama menanti namun tidak juga kunjung datang, sedang HP Anisa batrainya habis sama sekali tidak bisa dihidupkan lagi.
Anisa yg mulai dari pagi hingga sebentar lagi memasuki waktu dzuhur belum juga ada tanda penjemputan.
"Assalamualaikum, maaf sedari tadi saya perhatikan kamu seperti perlu bantuan, ada yang bisa saya bantu?"
"Waalaikumussalam, TIDAK."
"Baiklah kalau seperti Itu, jika kamu memang tidak perlu bantuan".Fandi yang melihat perempuan yang sedari tadi ada di halte tampak gelisah dan disekilingnya orang2 sudah berlalu-lalang bergantian, namun perempuan itu tetap setia pada posisinya dengan barang-barang yang lumayan banyak. sedangkan Fandi berada di depan Halte saat itu sedang duduk dibengkel karena mobilnya mogok saat menuju pulang ke pondok. Karena merasa kasihan dengan perempuan itu, mobil Fandi juga sudah bisa dibawa, Fandi mencoba menawarkan bantuan. Namun Fandi tidak habis pikir ternyata niat baiknya ditolak. Fandi masih menunggu dan akhirnya memeperkenalkan diri, sekilas difikiran Fandi mungkin perempuan ini berfikir dia orang jahat.
"Baiklah, Perkenalkan namaku Fandi, aku asli orang sini tapi tinggalnya mungkin tidak dekat sini tapi tidak juga terlalu jauh, kamu pasti pendatang bukan? Satu lagi saya bukan penjahat, saya kerja di pondok pesantren sebagai pengajar. Saya cuma berniat membantu. Boleh? biar saya antar kamu mau kemana?". Fandi menjelaskan panjang lebar karna fandi merasa perempuan ini sebenarnya takut.
"Hmmm maaf, namaku Anisa, baiklah aku mau diantar kealamat ini!" Anisa memang tidak lepas dari sifat cueknya dan memberikan Fandi sebuah kertas berisi alamat.
Fandi yang sedikit kaget tapi tak lepas dengan senyum menangnya menggerakkan tangan sembari mengambil kertas yang diberikan Anisa.Sebuah awal pertemuan yang membuat Anisa dan Fandi dekat dengan saling berkomunikasi. Anisa pun tau bagaimana seorang yang bernama Fandi dan begitu juga sebaliknya. Anisa yang selama ini tidak dekat/berteman dengan laki-laki sekarang merasa nyaman saat bercerita persoalan dikampus dan apa yang menjadi beban masalah membuat Anisa tidak segan-segan bercerita dengan Fandi, terlebih lagi Fandi yang senang mendengarkan keluhan Anisa dan tak jarang memberikan saran pada masalah yang dialami Anisa.
Hingga pada saat libur sampai peraktik lapangan kuliah Anisa sering di ajak Fandi main ke PonPes (Pondok Pesantren) Darul Qur'an dan bahkan peraktik diperkampungan dekat PonPes. Di kenalkan dengan santri-santri dan bahkan Fandi juga mengenalkan pada Anisa temannya yang di pesantren Seperti Azam.
Namun, pertemanan Anisa dan Fandi yang sudah lama hampir 2thn itu bukan berarti Anisa tidak tahu kalau fandi menyimpan Rasa dengan Anisa. Anisa juga bukan jarang mengingatkan tentang Anisa yang tidak ingin Pacaran, dan menjelaskan hubungan mereka hanyalah sebatas teman.
Padahal banyak dari teman Anisa bahkan teman Fandi mendukung mereka untuk menjalin ikatan menuju jenjang pernikahan karena kecocokan diantara mereka. Dan seringkali juga Anisa merenung mencoba memikirkan tentang ucapan dari teman-temannya. Namun, Anisa susah untuk menaruh rasa pada Fandi walau banyak kebaikan yang didapat dari fandi tetap saja Anisa merasa itu bukan permintaannya melainkan tawaran yang selalu diberikan fandi. Namun bukan pula tak jarang Anisa untuk menolaknya.**PonPes**
"oya Fan kemaren lusa saat kami sosialisasi di kelas 12 kami ada melihat dilapangan ustad yang ngajar silat, tapi kok jarang kelihatan ya." tanya Mila yang juga membuat Anisa penasaran.
"Oh ustad Fahri. Hayoo kamu naksir ya..?" Azam.
" Naksir apaan.... Huu...Oh namanya ustad Fahri kok kalian tidak pernah kenalin ke kita," Mila
"lah itu ustad Fahri, Assalamualaikum Mas" Fandi.
Fandi dan Azam saliman dengan Fahri.
" Mil, Anisa Mas Fahri ini senior kami sama seperti kami yang juga mengajar disini ." Terang Fandi mengenalkan siapa Fahri."Assalamualaikum mas, saya Mila.. ini teman saya Anisa kami peraktik di Kampung sini dan sesekali sosialisasi ke pesantren" ucap mila yang juga mengenalkan Anisa. Sedang anisa hanya mampu tersenyum dan menelengkupkan kedua tangannya sebagai tanda menyapa Fahri.
Anisa hanya terdiam menunduk karena merasa sebelumnya perna berjumpa, berulang kali Anisa berusaha mengingat tetap saja Anisa lupa. lain dengan Fahri yang memang sudah mengingat dimna mereka pertama kali bersitatap muka. disisi lain fahri beristighfar berharap bisa menundukkan pandangannya namun, matanya tak henti memandang wanita yang tepat dihadapannya meski wajah yang menunduk masih saja memperlihatkan kemelokan wajah Anisa.
"Ehemm zina mata mas,... " fandi yang menyadari tatapan Fahri lang berbicara demikian.
"Oh, permisi mas buru-buru ke perpus, oh iya. kamu Anisa? kepalanya jangan terlalu tunduk ke bawah kasian nanti leher kamu Sakit. Mas pamit semuanya Assalamualaikum.." Fahri
"Waalaikumussalam" Anisa, Mila, Fandi dan Azam Kompak
"Cieee baru kenal gitu saja sudah dapat perhatian". Mila.
"tidak papa, Mas Fahri memang seperti itu.." Fandi, terlihat ada raut wajah yang tidak suka disana.
"Mas fahri itu Asyik, semua santri menyenanginya, nanti kalau kalian juga sudah dekat dengan mas fahri kalian bakalan senang bisa kenal mas fahri", Azam.
"Oh ya asyiiiik donk, diam saja nis, kamu kenapa?" Mila. Menyadari anisa yang diam sedari tadi.
"Oh tidak papa, Oya aku pamit bentar mau ke kamar mandi, nanti aku susul kalian ke kantor". Anisa.
Sebenarnya Anisa hanya beralasan ke toilet menutupi dirinya kepada teman-temannya. Entah kenapa Anisa merasa aneh dengan dirinya apalagi dengan perkataan Fahri yang menunjukkan sikap perhatiannya, Anisa merasa senang dan ingin sekali dekat bahkan ingin tahu tentang Fahri.
"Bruuuuuk.... Auuu" Anisa.
"Qalbi...." ......
########
Yeeeee kira-kira siapa tu yang Nabrak....😂
Jgn main tebak2an sendiri yah....😂
Maaf baru post lagi yaa...
Aku doain yang sabar menunggu semoga jodohnya cepat datang... Wkwkkwkwk.. Apaan sih....Pada kangen fahri dan Anisa ya...? Sama aku juga kangen. Cuma gak ada kesempatan.... Di maklumi yah...
I miss you sahabat menjemput halal. 😍😍😍😍🤗
Selamat membaca.Jangan lupa votenya 😉 gratissssss...
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjemput Halal
RomanceAssalamualaikum wr wb. Salam ukhwah untuk para pembaca. Sebelumnya Cerita ini di karang oleh penulis sendiri mohon maaf jika ada kesamaan, dan penulisan gelar yang sama. Mohon kritik dan saran yang baik untuk penulis supaya penulis mampu menyelesaik...