"Bulan pun lamban dalam angin, abai dalam waktu. Lewat remang dan kunang-kunang, kau lupakan wajahku, kulupakan wajahmu." - Goenawan Mohamad
***
"Ogah!"
"Euh dasar, Gemintang!" Gerutu Rion lalu berjalan menuju dapur untuk mencuci piring yang tadi ia pakai makan. Ini jadi pertama kalinya setelah tiga tahun lamanya Rion mencuci piring lagi. "Ngerjain gue Si Gemintang. Sialan!"
Buk!
"Nih! Seperangkat alat tidur lo." Rasi membanting bantal, selimut tebal beserta Balenciaga hoodie dan tracksuit pants milik Tares ke sofa. "Gue capek plus ngantuk. So, have a good sleep and good night, Mr. Orion." Ucap Rasi santai pada Rion sebelum berbalik berniat kembali ke kamar.
Tapi kemudian, "Ras!"
"Iiih, apaan lagi sih?" Rasi berbalik jengkel.
"Gue pengen mandi."
"Ya tinggal mandi aja! Harus gue yang mandiin?!"
"Boleh."
Rasi memperlihatkan kepalan tangannya pada Rion. Membuat cowok yang telah selesai mencuci piring itu menyengir lebar.
"Bercanda elah. Di mana kamar mandinya? Dari pas gue nyampe sini gue-"
"Ssshhh! Berisik! Gue ngantuk dan pusing denger lo nyerocos." Keluh Rasi, berjalan menuju kamar mandi yang berada dekat ruang tengah. "Silahkan mandi, Bapak Orion." Ujarnya berbarengan dengan terbukanya pintu kamar mandi.
Rion yang mengekori Rasi dari belakang menunjukan senyum terpaksanya. "Thank you, ya, Neng Aci."
"Oke! Gue tidur ya! Awas kalau lo teriak lagi. Bodo amat rasa kemanusiaan atau badai salju, lo gue usir!"
"Siaaap, Bos." Ujung rambut Rasi mengenai wajah Rion saat dia membuang muka sebelum berjalan menjauh.
"Iya, nggak apa-apa. Kepret aja muka gue. Biar nggak jadi ngantuk, Neng."
Merasa menang, Rasi menjulurkan lidahnya lalu menunjukan senyum puasnya pada Rion sebelum kemudian menutup pintu kamarnya.
"Euh! Cantik tapi dari dulu pinter banget bikin gue kesel! Hhh... dasar Gemintang."
Selesai mandi, Rion tidak langsung tidur malah kelayapan menuju dapur berharap menemukan Cola dingin kesukaannya dalam kulkas. Biasanya sekaleng Cola dingin selalu ampuh membuat syaraf-syaraf tubuhnya lebih relaks dan kelopak matanya memberat.
Aneh ya? Tapi begitulah metabolisme tubuh Daniswara Orion.
"Asoy. Finally, I found you, Babe." Dengan gembira, seperti anak kecil yang menemukan es krim, Rion mengambil sekaleng Cola dari bagian dalam pintu kulkas, "Gue nggak ngerti kenapa Antares buang-buang duit buat ngoleksi wine. Gue mah lebih baik ngoleksi lo, La, setruk kalau bisa sih, kan bisa jadi stok tuh buat setahun." Rion terkekeh dengan monolog garingnya sambil membuka kaleng Cola kemudian secepat kilat meneguknya habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Konstelasi (Hug Me)
Fiksi Umum(Completed) Tidak semua yang singgah dalam hidup ditakdirkan untuk tetap tinggal. Ada yang memang singgah untuk memberi pelajaran hidup melalui cinta dan rasa sakit, ada yang singgah mengenalkan pilu juga rasa bahagia, ada pula yang singgah untuk se...