32. Selamat Datang Kembali

4.7K 660 165
                                    


Bukan sekedar siapa yang selalu ada
Melainkan yang selalu tinggal dalam hati

Langkah demi langkah berlalu tapi Rion masih bertanya-tanya pada diri sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah demi langkah berlalu tapi Rion masih bertanya-tanya pada diri sendiri. Benarkah lima menit tadi nyata? Benarkah dia dan Tetha sudah usai dan ini akhirnya? Semudah dan secepat ini?

Rion berhenti melangkah mencium aroma rokok bercampur parfum yang sangat dia kenal. Lalu menemukan dia duduk menopang sebelah kaki dengan rokok menyala di sela-sela jemarinya.

Rion berdecak, menghembuskan nafas menatap awan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rion berdecak, menghembuskan nafas menatap awan.

Semesta senang bercanda, mempertemukan mereka lagi disaat seperti ini.

Rion pun memutuskan menghampiri dia, duduk di sampingnya.

Tapi sepertinya pikiran Tares tidak disini karena dengan mudah Rion dapat mengambil rokok dari sela jemarinya.

Baru setelah itu Tares menyadari keberadaanya, terheran-heran menatap sahabatnya itu, sebelum menyeringai merubah posisi duduk sambil memasukan kedua tangan kedalam saku coat hitamnya.

"Gue sama Tetha selesai, Res." Jelas Rion. Asap rokok berhembus berbarengan dengan gerakan mulutnya.

"Gue sama Rasi juga."

"Empat tahun... Dan begini akhirnya." Rion menghisap dalam batang rokok di sela jemarinya.

"Akhir yang udah seharusnya." Tambah Tares.

Rion menoleh, menatap sahabatnya itu.

"Disaat hati lo selalu terikat dengan Rasi, lo berharap akhir yang seperti apa emang dengan Tetha?" Rion merasa seperti dipukul kedua kali oleh Tares hari ini. "Nggak, Yon. Empat tahun lo dan Tetha nggak sia-sia. Empat tahun gue dan Rasi juga nggak sia-sia."

Rion mengalihkan pandangannya dari Tares, menunduk beberapa detik lalu menyenderkan punggungnya, menengadah menatap langit biru. "Lo bener..."

Rion sempat lupa pesan Papa dulu pada Rion remaja yang seminggu lebih mengurung diri dikamar ketika liburan kenaikan kelas karena sedih dimusuhi teman se-geng-nya gara-gara menolak ikut balap liar di Monumen Perjuangan. "Orang-orang yang sempat ada di hidup kita, jadi temen, pacar atau apapun, pasti membuat kita belajar. Belajar kehilangan, belajar setia kawan, belajar mana yang baik dan yang benar, belajar mengerti bahwa nggak semua orang ternyata setuju dengan pemikiran kita dan belajar hal lainnya."

Konstelasi (Hug Me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang