(Completed) Tidak semua yang singgah dalam hidup ditakdirkan untuk tetap tinggal. Ada yang memang singgah untuk memberi pelajaran hidup melalui cinta dan rasa sakit, ada yang singgah mengenalkan pilu juga rasa bahagia, ada pula yang singgah untuk se...
"Love isn't what you say, love is what you do." - Winnie The Pooh
***
"All along it was a fever A cold sweat hot-headed believer I threw my hands in the air, said, "Show me something" He said, "If you dare, come a little closer."
Tares rindu mendengar suara Tetha saat menyetir mobil seperti ini. Rindu mendengar Tetha bercerita apapun sampai kedua matanya menyipit karena tawa. Rindu juga disuapi camlian oleh Tetha dari tupperware pink tempat biasa dia menyimpan camilannya saat kedua tangan Tares memegang kemudi. Padahal baru empat hari saja tidak merasakan semua itu, tapi rasanya sangat lama. Sampai Tares merasa begitu bahagia bisa ditemani Tetha lagi sekarang hingga senyuman terus ada diwajahnya.
"Round and around and around and around we go~ Oh now, tell me now, tell me now, tell me now you know."
"Ahaha..." Tares tertawa puas ketika suara Tetha sumbang.
"Ah... lo jahat." Tetha menutup wajah dengan kedua tangannya malu.
"Empat hari di rumah kemana aja, Ta?"
"Nggak kemana-mana. Ngebabu bantuin Ibu hehehe."
"Tumben betah di rumah. Nggak jalan ke mana gitu? Lo kan bosenan."
"Enggak, Teh Ani sakit soalnya dari hari kedua libur. Jadi gue nggak bisa ke mana-mana. Abis rumah beres, ya ke toko gantiin Ibu jagain toko."
"Si Rion emang nggak ngajak lo pergi?"
Air muka Tetha seketika berubah, Tares menyadarinya.
"Enggak," jawabnya. "Lagi sibuk latihan buat perlombaan futsal deh kayaknya."
"Kok kayaknya?"
Tetha terdiam menggigit lidahnya, membuang muka.
"Hey... Kenapa?" Tanya Tares lembut sembari mengambil sebelah tangan Tetha lalu menggenggamnya membuat Tetha tertegun, teringat omongan Rasi tadi. "Nanti lo bandingin, debaran jantung lo, rasa seneng lo, dan semua-semuanya yang lo dulu rasain ke Tares, masih sama kayak dulu apa udah enggak?"
"Tha?"
Tetha masih diam mematung memandang tangannya yang Tares genggam membuat Tares mengikuti arah pandang Tetha, sebelum Tares melepaskan genggaman tangannya karena takut menjadi penyebab Tetha terdiam seperti ini.
Namun, Tetha malah menahannya.
"Tha?" Panggil Tares sekali lagi lembut.
Tetha akhirnya balas menatapnya lalu bilang, "kayak gini dulu bentar ya, Res." Pintanya tersenyum pada Tares.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Jarak dari toko kelontong yang menjual gas menuju Rumah Makan Ampera yang berada di Pasar Lembang membutuhkan waktu tiga puluh menit, karena ini Lembang dan malam ini malam Sabtu tentu saja jalanan jadi sangat macet. Padahal kalau tidak macet kurang dari 10 menit saja pasti sudah sampai.