(Completed) Tidak semua yang singgah dalam hidup ditakdirkan untuk tetap tinggal. Ada yang memang singgah untuk memberi pelajaran hidup melalui cinta dan rasa sakit, ada yang singgah mengenalkan pilu juga rasa bahagia, ada pula yang singgah untuk se...
"Waktu yang mengubur kita tak segores pun mampu menghapusmu." - Dee Lestari
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepanjang perjalanan menuju hotel Tares tidak henti-hentinya berpikir, kenapa semuanya menjadi begini?
Yang Tares tahu selama ini Rion mencintai Tetha, Rion bisa membahagiakan Tetha. Itu saja sudah cukup untuk Tares bisa sejauh ini. Bisa merelakan Tetha menjalani hidupnya dengan orang yang paling dia percaya lalu berusaha memulai, saling menyembuhkan dan mencari bahagia sendiri dengan Rasi.
Rasi.
Hatinya begitu sakit terpikir nama itu.
Tapi kepalanya seketika terasa mendidih sampai Tares mengepalkan kedua tangannya saat nama lain terpikir.
Rion.
Kenapa jadinya gini, Yon?
Iya, Rion. Satu-satunya orang yang menurut Tares paling bersalah atas semua kekacauan ini, orang yang sama yang juga memulai semuanya empat tahun yang lalu.
Yang Tares pahami penyebab kekacauan ini hanya satu; Rion tidak pernah melupakan Rasi.
Setelah sekian lama dan sejauh ini, Rion ternyata tidak pernah benar-benar melupakan Rasi.
Bajingan.
Sejak dulu Tares selalu tahu Rasi satu-satunya wanita yang punya tempat istimewa di hati Rion, maka Tares terkejut setengah mati ketika sadar Rion mulai menempatkan Tetha di hatinya.
Andai saja dulu Rion yakin penghuni hatinya hanya Rasi, andai saja Rion tidak menambah Tetha sebagai penghuni baru hatinya, mungkin semua kerumitan ini tidak ada akan terjadi.
Ras, kita ketipu. Rion nggak pernah lupain lo. Rion masih sayang lo.
Rion.
Untuk saat ini bagi Tares cuma Rion yang salah.
Jika saja Rion bisa benar-benar menghapus tempat Rasi dari hatinya dan hanya Tetha yang ada di sana, malam itu Rion dan Rasi pasti tidak akan berakhir melakukan hal yang akan mereka sesali. Malam itu Rion pasti tidak akan membiarkan kekacauan ini terjadi.
Iya, Rion yang salah.
Tares menyalahkannya.
Wajar?
Tentu.
Bukannya biasanya manusia memang seperti itu? Biasanya disaat terluka manusia membutuhkan seseorang untuk disalahkan atas lukanya, hanya agar merasa lebih baik. Tanpa menyadari mereka sendiri pun ikut terlibat dalam luka tersebut.