Akupun berdiam diri. Kebingungan tidak menemukan Adriana ditempat biasanya ia tertidur. Akupun berlari kembali kekamarku, Berharap agar nasibku tak seperti Adriana yang tiba tiba menghilang. Angin malam yang menerpa api lilin yang kubawa, menyebabkan bayangan bayanganku menari nari didinding villa Ronaldo.
Sesampai dikamar, Kuputuskan untuk membangunkan Bagus, dan menceritakannya. Akupun bersama Bagus pergi untuk membangunkan Ronaldo, Nicky, Difo, Luigi, Fransisca dan Christy. Kuceritakan bahwa aku mendengar bunyi menyeret sesuatu dan bunyi derik pintu yang dibuka.
“Kemana arah Bunyi menyeret itu menjauh?” Tanya Ronaldo berharap bahwa jawabanku bisa menjadi petunjuk untuk mencari Adriana.
Kujawab Pertanyaan Ronaldo hanya dengan Gelengan kepala. Yaa, jawabanku takkan bisa membantu untuk menemukan Adriana Karena aku memang tak tau kemana hilangnya atau mungkin perginya bunyi itu.
Keheningan menyelimuti kami. Kulihat lilin-lilin menari-nari di ruang keluarga Ronaldo. Kulihat muka Fransisca dan Christy, menunjukan kegelisahan yang luar biasa.
“Kau tak mendengar apa apa saat pintu kamarmu terbuka?” Tanya Luigi kepada Christy dan Fransisca.
“Tidak, sama sekali tidak.” jawab Christy Gelisah.
Kamipun kembali Berpikir. Tak tau apapun yang harus dilakukan. Ronaldo pun mengatakan bahwa kita harus berusaha mencari Adriana ke seluruh penjuru villa Ronaldo. Kamipun disuruh berpencar menjadi 4 kelompok, aku dengan Bagus, Ronaldo dengan Nicky, Difo dengan Luigi, dan Christy dengan Fransisca.
Akupun pergi dengan Bagus, Kita putuskan untuk mencari ke perkarangan, berharap ada jejak jejak yang ditinggalkan oleh Adriana di tanah perkarangan Villa Ronaldo, kulihat keluar tak ada Sinar bulan yang menerangi perkarangan. Menandakan bahwa Hujan akan turun. Akupun segera mencari jejak, sebelum air hujan menghapus jejak yang mungkin ditinggalkan.
Setelah akhirnya mencari selama 1 jam diluar dan tak menemukan apa apa, bunyi guruh bergumbul-gumbul datang dari arah timur, menandakan bahwa hujan akan segera datang. Ronaldo meneriakkan bahwa Sia sia saja mencari diluar dan kamipun kembali ke villa. Bertapatan dengan waktu kita sampai di Villa, Hujan mulai turun, Membasahi Villa Ronaldo.
Kulihat muka Semua yang ada di ruang Villa Ronaldo. Muram, Kebingungan dan tak tau apa yang harus dilakukan, yang menyebabkan seolah olah Hujan menjadi music di telinga kami.
Akupun pergi ke pintu kaca teras villa Ronaldo yang ditutup agar angin tak bisa membawa air hujan masuk kedalam Villa. Kutatap keluar sana. Lampu lampu rumah rumah kecil dikaki gunung menyala, walau di Villa Ronaldo listrik telah dimatikan, atau di putus ataupun tanpa disengaja.
Laalu tiba tiba, Dari sudut mataku, aku melihat seorang anak kecil berdiri persis diatap sebuah rumah. Dia mendongkak memandangku dan tersenyum, walau aku tak yakin seperti apa raut wajah nya. Kaget bahwa ternyata ada yang mengawasi ku, padahal aku kira aku hanya sendirian saat itu, kuputuskan untuk Pergi kembali duduk di kursi ruang keluarga Ronaldo.
Akupun pergi menyusuri sudut mati villa Ronaldo. Kulihat pintu Kecil yang dikatakan Ronaldo sebagai gudang yang tak dipakai. Kulihat sesuatu yang berbeda disana dari awal yang kulihat di hari pertama aku datang di villa ini. Yaa, Pintu itu terbuka kecil. Kuingat dimana Ronaldo mengatakan bahwa kunci pintu itu sudah hilang dan tak tau ada dimana.
“Tunggu,” kataku mengagetkan semua yang ada di ruangan itu.
Akupun berjalan pelan kearah pintu itu, berharap tak ada sesuatu yang mengagetkanku.
“Ada apa?” Tanya Nicky yang pergi berdiri menghampiriku.
Tak ku jawab pertanyaannya, akupun terus melangkah menuju pintu itu. Kuangkat tinggi lilin yang kuambil di meja depan pintu kamarku. dan dugaanku benar, pintu itu terbuka. Akupun berjalan terus ke gudang itu, berharap agar dapat menemukan Adriana disana.
Sesampai dipintu itu, kurasakan ada getaran listrik menyetrumku, Akupun memegang ganggang pintu yang tertempel disana, kutarik pelan.
Kulihat Sesosok orang duduk lemas di atas sebuah kerdus. Kulihat sosok bayangan itu, yang sangat kukenal baik, Rambutnya yang lurus sepinggang dan tubuh yang tingginya sekitar 155 cm, Terlihat jelas di Kegelapan. Dan saat ku angkat lilinku, Kulihat Siapa sebenarnya sosok itu. Pucat, tak ada darah yang mengalir di wajahnya.
Yaa, Dia Adriana.
“ada!!” Teriakku, mengagetkan setiap orang menunggu dengan heran di ruang keluarga Ronaldo
Semua pun berlari menghampiriku, ingin melihat apa yang ku temukan. Kulihat muka tercengang setiap orang yang melihat keadaan Adriana. Luigipun mengangkat Adriana ke sofa di ruang keluarga.
Disofa, akupun mengcheck hidun Adriana. Terasa anin berhembus keluar disana. Menandakan bahwa dia masih bernafas.
‘Masih bernafas.” kataku membuat semua yang menunggu menjadi lega dibuatnya.
Kucoba mengoyang goyangkan Adriana. Hanya dengusan kecil yang berhasil kudengar. Entahlah Adriana tak bisa dibangunkan, walau kami tau bahwa dia masih hidup.
“Biarkan saja.” Kata Luigi yang menatap Adriana.
Akupun membiarkan Adriana tidur disofa. Kita terus menunggu Adriana agar terbangun. Kulihat jam menunjukan pukul 04.03 am, sudah sekitar 3 jam kami mencari Adriana. Untunglah dia dapat ditemukan selamat, pikirku.
Semua sudah kembali kekamar, Teridur, menyibukan diri dengan HP masing masing, Kecuali Christy dan Fransisca yang terus menunggu Adriana. Kulihat Christy dan Fransisca menunggu Adriana untuk sadar.
“Kau jaga ya? aku sedikit Capek” kataku.
“Yaa” jawab mereka Lesu.
Akupun berjalan kekamarku. Kulihat Bagus sudah kembali tertidur. Akupun membaringkan tubuhku disebelah Bagus, dan mulai tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery of My Life
Mystery / ThrillerSemester baru disekolahan yang baru,.. mungkin hal itu akan baik baik,.. awalnya,.. Dan semenjak ia datang,.. Kejadian misterius Mengikutinya,.. Membuatku terombang-ambing dalam ketakutan,.. Dan selama aku bingung memikirkan Hal tersebut, waktupun b...