Nickys Plan!

73 6 0
                                    

2 jam setelahnya, sinar matahari kembali memanasi Villa Ronaldo. Tak kuat akibat sinar matahari yang masuk dari jendela, akupun terbangun. tak kulihat kehadiran Bagus disebelahku Dia sudah bangun rupanya. Akupun berjalan keluar kamar dengan tampang acak acakan. Kulihat di ruang makan, semua sudah terbangun, merencanakan sesuatu, sambil duduk mengelilingi meja makan. Kulihat baju mereka tidak seperti kemarin, yang menandakan bahwa mereka sudah mandi, sedangkan aku tidak. Kulihat Adriana sudah kembali segar disana. Difo melihatku.

“akhirnya, kau sudah bangun juga penidur!” teriak Difo mengejekku.

“Kenapa tak kau bangunkan aku?” Tanya ku merasa tak adil.

“Tak papa, kita kasihan kepadamu karena memang kaulah yang pertama kali terbangun, jadi kami memberimu sedikit kesempatan untuk tidur.” kata Nicky

“Ow.” kataku. mereka betul, aku sangat kecapekan.

Kulihat kemeja makan, Rupanya mereka menungguku untuk bangun lalu makan. Rupanya mereka tau adat juga, pikirku. Akupun duduk di kursi makan disebelah Fransisca dan Christy yang dikosongkan untukku.

“Kalian sudah membuat rencana?” tanyaku.

“Yaa, Kau tau kenapa Adriana tak bisa bangun yang kau goyangkan tubuhnya?” Tanya Nicky.

“Dibius?” tanyaku.

“Yaa, Adriana sempat merasakan suntikan kecil ditangannya, dan diapun kembali tertidur, benarkan?” lanjut Nicky.

“Yaa, Lihat ada bekasnya.” kata Adriana. kulihat tangan kirinya, ada semacam luka kecil yang sudah tertutup.

“Lalu?” tanyaku

“Kami tak ingin ini terulang kembali, kepada Adriana, maupun kepada lainnya.” kata Christy menyahuti.

“Dan?” tanyaku.

“Nicky merngatakan bahwa lebih baik jika kami dijadikan satu kamar saja, agar lebih mudah penjagaan satu sama lain, dan kami seetuju itu.” kata Bagus.

“Yaa, dan aku?” tanyaku lagi.

“Kau harus bersedia membantu kami memindahkan barang kekamar utama, karena disanalah kamar yang paling besar di sini, Cuma itu saja.” kata Ronaldo.

akupun mengangguk. Menjadikan kami satu kamar merupakan ide pintar yang memang dibutuhkan saat ini.

“Setelah makan, kita harus memulai memindahkan barang.” kata Difo.

Kamipun setuju. Menunda waktu merupakan hal bodoh yang pernah kudengar saat ini. Makan pun selesai, Ronaldo mengatakan bahwa kalian harus mengemasi barang barang di setiap kamar. Kulihat kedalam kamar utama di villa ini, ternyata besarnya 2x lipat dari kamarku dengan Bagus. Akupun mengambil tasku dan menaruhnya di pojok kamar ini.

Kulihat ternyata banyak sofa yang di pindahkan ke kamar utama, dan satu kasur. Setleha semuanya dianggap cukup, dikatakan bahwa yang tidur dikasur adalah para wanita, sedangkan para pria di haruskan tidur disofa yang telah disusun menjadi hamparan kasur. Ada pintu kaca yang kira kira seukuran pria dewasa yang menempel didinding kanan, yang disambung dengan Jendela kaca yang tak dapat dibuka, yang memenuhi dinding kanan kamar itu Kulihat kekaca itu, terpantul kesibukan semua yang ada dikamar ini. Ternyata pintu kaca itu bisa di buka, dan menyambung pergi keteras depan yang di beri pagar pendek sekitar 1 meter.

Kulihat jam menunjukan pukul 15.56, kuputuskan untuk pergi ke perkarangan villa Ronaldo di mana Kolam renang terdapat. Semua mengikutiku. Ronaldo, Difo, Nicky, dan Luigi memutuskan untuk berenang, walaupun hawa dingin menyelimuti villa Ronaldo, tanpa membiarkan sinar matahari masuk untuk memanasi keadaan disekitar Villa Ronaldo.

“Kau tau apa yang kira kira menjadi incaran ‘orang’ itu?” Tanya Bagus.

“Entahlah mungkin juga dia tak mengincar apa pun dari kita.” jawabku jujur.

Akupun berdiam diri. Yaa tak ada jawaban pasti mengenainya. Tapi karena mungkin aku yang paling sering dihantuinya, kemungkinan akulah yang dia atau mereka, incar. Tapi aku tak peduli, memikirkan kondisiku diantara mereka, membuatku dan takut jika mengetahui bahwa memang akulah yang dia incar.

Kulihat Christy, Fransisca dan Adriana, Sedang Menyelamkan kakinya hingga selutut ke dalam kolam. Ronaldo pun mendekati mereka, seolah olah ingin mengoda mereka. Bagus pergi meninggalkanku, dan masuk kedalam kolam renang, sedangkan aku terus duduk di teras Villa, tak ingin berenang di siang seperti ini.

Kulihat awan ditimur yang bergerak gerak. Mendung, tak ada satu burungpun yang berani keluar dari sarangnya. Kulihat awan bergumbul gumbul datang kearah villa Ronaldo, menandakan bahwa hujan akan kembali menyapu villa Ronaldo.

Apa sih sebenarnya yang terjadi? apa ada hubungannya dengan sosok di gubuk dan disupermarket yang telah menghantuiku di perjalanan kesini? atau mungkin sama sekali tak ada hubungannya? mengapa semakin peristiwa itu bertambah, semakin banyak bahaya yang melanda?, pikirku bingung.

Dan semakin aku bingung tentang hal itu, aku semakin sadar,

Bahwa orang itu tak lagi main main dengan Kami.  

Mystery of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang