Ronaldo's Villa Condition,..

99 5 1
                                    

Kamipun berhamburan berlari menuju tempat Bagus memakirkan mobil Nicky, Dengan gelisah. Menurutku kembali ke mobil adalah hal bodoh, karena kami sendiri tau bahwa mobil tak bisa bergerak karena tidak memiliki persediaan bensin. Ronaldo segera menyuruh kami bergegas menaiki mobil, sebelum sosok hitam itu sempat mengejar kami. Entahlah, Bagus berhasil menyalakan Mesin mobil, padahal kami tau betul bahwa bensin dimobil Nicky sudah terkuras.

“Kyaa” teriak Adriana mengagetkan kami. Kulihat di jendela sebelah Adriana, Terlihat goresan cakaran kuku, membuat kami semakin tak senang dengan keadaan ini.

“Ehh bisa!!” kata Bagus. Mobilpun mulai melaju kejalan yang menuju hutan meninggalkan sosok hitam yang mengejar kami. kulihat kebelakang melalui jendela belakang mobil Nicky. Sosok yang telah kulihat 3 kali seharian ini, terlihat seperti menendang sesuatu. Botol tempat persediaan Bensin. Terlihat percikan bensin tersiram keluar setelah Botol bensin itu ditendang keatas. Kulihat Semua muka orang yang di Mobil Nicky. Kegelisahan .

“Aneh, Lihat, Bensin Mobil ini Full, padahal jelas jelas tadi kosong. tak terisi.” kata Bagus.

“Aneh, Kau tau siapa dia?” Tanya Ronaldo

“Tidak”

Jawaban itu terdengar kalau mereka terlalu yakin bahwa mereka tak pernah melihat sosok itu. tapi tidak denganku.Berbeda dengan mereka, aku telah melihat sosok itu 3 kali seharian ini.

Kulihat Ronaldo melihat muka kami, diapun menenangkan kami,

“Tenang, Dia sudah tidak mengejar kita lagi.” kata Ronaldo.

“Tidak kau salah” jawab ku

Semuapun menatap ku dengan Aneh, Gelisah, dan Kesal.

“Kau tau Dia adalah orang yang telah kulihat disupermarket dan di gubuk yang terbakar, dan kurasa,..” kataku “Dia akan mengejar kita terus hingga apa yang dia minta dari kita sudah terpenuhi”

Dan seiring ucapanku berakhir, Semua di dalam mobil menatapku terkegut.

“Kau yakin itu adalah sosok yang kau lihat di supermarket dan di Gubuk?” Tanya Difo.

“Ya, sangat yakin. Tubuhnya kecil dan memancarkan kesengsaraan.” Jawabku

“Terus kenapa mereka terus mengejar kita?” Tanya Nicky.

“Entahlah.” jawabanku pun berakhir. tak ada seorangpun yang tertarik untuk membicarakan masalah itu sekali lagi. Tak ada Tanya jawab sekali lagi. Semua bingung memikirkan kejadian yang melanda kami semua selama seharian ini.

Terlalu capek, tak ada yang berusaha mengucapkan apapun, sepatah katapun tidak. Mobil terus berjalan, Membawa kami ke puncak gunung Kimment tempat dimana villa Ronaldo berada.

“Kau yakin kau mau meneruskan Rencana ini?” tanyaku ke Ronaldo.

“Yaaa,Dan jika ada orang yang ingin menghentikan rencana ini, Dengan senang hati akan kuturunkan disini sekarang juga.” jawab Ronaldo bersungguh sungguh.

Tak ada yang membantah kalimat Ronaldo. Kulihat muka kekecewaan tergores diwajahnya. Menandakan bahwa Rencananya hancur akibat kejadian yang menimpa kami seharian ini. Akupun terduduk dikursiku dibelakang. Kulihat Bagus terus menyetir, dibantu dengan inturksi dari Ronaldo.

Mobilpun berjalan meninggalkan pom bensin dengan mulus tanpa masalah sedikitpun. kulihat semua takut akan terulang kembali kejadian seperti itu. karenanya aku mengatakan,

“Sudahlah, mungkin dia hanya ingin mengoda kita saja, dan menakuti kita, bukan ingin membahayakan kita.”

Ada jeda sedikit setelah aku mengucapkan hal itu.

“Tidak, kupikir dia akan terus mengejar kita dan kurasa, kejadian buruk akan terus menimpa kita. aku sudah mencium bau busuk marah bahaya yang akan menimpa kita.” kata Fransisca Sinis dan agak sinting akibat kejadian ini.

Menyesal akibat mengatakan bahwa sosok itu telah kulihat 3 x diseharian ini, akupun terduduk dikursiku. kulepaskan semua yang ada dipikiranku. Bodoh, pikirku. Kenapa aku tak merahasiakannya dan mengucapkannya saat kita sudah kembali ke rumah masing masing saja?. Bodoh, sangat bodoh, pikirku menyalahkan diriku sendiri.

Setelah 4 jam berlalu, Ronaldo mengatakan bahwa Villanya sudah dekat. kamipun disuruh bersiap siap turun. Kulihat ke pocket watch ku, jam sudah pukul 02.00 am, sangat malam. Samar-samar, Kulihat jalan yang kulalui mulai terlihat sosok bangunan besar bermodel kuno, berdiri tegak di puncak gunung kimment, terlihat menyeramkan. itulah Villa Ronaldo.

Baguspun memarkirkan mobil Nicky keparkiran villa Ronaldo. Terlihat besar, bahkan terlalu besar untuk ditempati 9 anak selama 7 hari. kulihat mesin Mobil Nicky dimatikan, lampu depan pun dimatikan. Kegelapan menyelimuti kami. akupun menyalakan Senter ku, semua mengikuti tindakanku. Mengambil senter dan menyalakannya

“Nah sudah Sampai, Sekarang kita turun, dan kurasa lampu kembali Mati tanpa diketahui tapi tenang saja, besok akan nyala kembali, dan karenanya aku meminta kalian membawa senter sendiri sendiri di malam hari. kalian membawa Senternya kan?” kata Ronaldo sedikit ceria agar kami menghilangkan pikiran gila kami akibat kejadian dipom bensin tadi.  

Ronaldopun mengantarkan kami ke pintu depan.

"Ayo masuk" katanya.

"Kau yakin tak apa apa?" tanyaku

"Tidak apa apa tenang saja." jawab Ronaldo.

Kulihat Keadaan Vila Ronaldo, Angker. tapi mungkin itu hanya pikiranku saja, Pikirku optimis.

“Disana kamar utama, karena disana kamar yang paling besar, kalian saja yang tidur disana. Ada toiletnya didalam.” kata Ronaldo menyuruh Fransisca, Christy, dan Adriana, yang terlihat lesu, untuk menempati kamar utama di Villa ini. Setelah Mereka masuk, kamipun melanjutkan pergi ketempat kamar kamar kami. kulihat ada 3 kamar berjejer jejer di dekat kamar utama. itulah tempat kami akan tidur. Akupun satu kamar dengan Bagus, sedanggkan Ronaldo dengan Nicky, dan Difo dengan Luigi.

Kulihat di sudut mati Villa ini. Sebuah pintu kecil dari kayu. Karena penasaran akupun menanyakannya ke Ronaldo apa sebenarnya Fungsi dari kamar kecil itu.

“Ohh itu Gudang. tapi udah gk dipake, Aku lupa dimana Kuncinya.” Jawab Ronaldo.

“Owh” jawabku.

Akupun pergi memasuki kamaku dengan Bagus. Kulihat Bagus sudah sangat kecapekan akibat Terus menerus menyetir. Baguspun tertidur tanpa berganti pakaian terlebih dahulu. Tapi aku tak sengantuk itu, akupun menyempatkan diriku untuk berganti pakaian. Setelah aku berganti pakaian, akupun tidur di sebelah Bagus yang sudah tidur dengan lelapnya. Pikiranku tentang kejadian seharian ini, membuatku tak bisa tidur.

“Ada apa sih sebenernya?” tanyaku dalam hati, walau aku tau tak ada seorang pun yang bisa menjawab pertanyaanku.

Memikirkannya pun percuma. Karenanya akupun memutuskan untuk tidur, tanpa perlu memikirkan hal itu lebih dalam lagi. Dengkur nafas Bagus seolah olah seperti lagu nina bobok yang mengiringku untuk segera tertidur, dan ia berhasil, semenit kemudian, aku sudah lelap dalam tidurku. tak satu bunyipun yang dapat membangunkanku. Tak kupedulikan bunyi burung hantu yang bernyanyi nyanyi di atas genteng Villa Ronaldo. Tak satu bunyipun yang berhasil ku tangkap.

Mystery of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang