What Happended?!

74 6 0
                                    

Kamipun segera melaksanakan perintah Ronaldo kepada kami, Yaitu untuk mengemasi perlengkapan kami. Kulihat raut muka Christy menunjukan kegembiraan. Ya, Kurasa ini keputusan terbaik, Jika mereka ingin menginap disini sekali lagi, biarkanlah mereka, Christy, Fransisca, dan Adriana pulang terlebih dahulu. Akupun setuju atas keputusan Ronaldo, Mengingat kejadian ini bukan hal biasa.

Kulihat jam sudah menunjukan pukul 00.07, Tengah malam. Meksipun saat ini tengah malam, Tapi didalam villa Ronaldo sangat ribut. Mengambil baju kotor, Membawa semacam perbekalan makanan untuk kita makan saat dimobil yang telah ditata rapi oleh Adriana didalam sebuah tas bergambar Doraemon yang entahlah milik siapa. Tas yang kugunakan untuk membawa bajuku pun sudah sangat penuh, sekilas terlihat seperti sebuah karung yang memiliki resleting. Ketika semua telah selesai diangkut, Kulihat Ronaldo mengangkat tasnya,

“Ayo kegarasi, kita taruh kebagasi mobil Nicky!” katanya mencoba mengalahkan bunyi hujan yang masih deras diluar sana, Kuharap jalanan tak becek melebih perkiraanku.

Ronaldopun mengangkat tinggi tinggi tasnya dan meletakkannya kepunggungnya, yang kemudian dibiarkan mengantung dipunggungnya. Kuputuskan untuk menirunya. Kurasakan berat menimpa punggungku ketika hal itu kulakukan. Lilin dimatikan, Semua senter dinyalakan oleh pemiliknya masing masing. Kuambil lilin yang diberikan oleh Ronaldo dihari sebelumnya, dan kuletakan ditempat botol tasku, berserta korek api yang isinya tinggal sedikit.

Hujan badai sedikit berhenti. tak terdengar suara petir yang menyambar-nyambar. Akhirnya, hanya Senter Ronaldo lah yang menjadi penerangan kami, dalam perjalanan kegarasi, karena Ronaldo menggatakan untuk menghemat batere senter kita.

Kamipun berjalan beriringan sampai kebagasi. Setelah sekitar1 menit, Aku sudah berada digarasi, mengangkat tasku yang akan kuletakan di bagasi mobil Nicky. Hal yang mudah. Setelahnya akupun segera masuk kekursi belakang mobil Nicky, Disebelah Christy, Fransisca dan Adriana. Berbarengan dengan Bagus yang segera menyalakan mobil Nicky, menyebabkan garasi villa Ronaldo terang dikarenakan lampu mobil Nicky. Kulihat Ronaldo mengunci pintu masuk Villa keluarganya, dan segera masuk kemobil yang elah dipanaskan oleh Bagus.

“Nah Gus ayo berangkat” kata Luigi yang dari tadi hanya diam saja.

Bagus mengangguk pelan. setelah wiper mobil Nicky bergerak, Kurasakan mobil Nickypun ikut bergerak. Menuruni gunung.

Setelah itu, semuanya terdiam, Ada yang memasang headset, Membrosing sesuatu, bakan ada pula yang selftie saat saat seperti. akupun pergi melihat keluar sana melalui jendela mobil belakang yang telah rabun, dibasahi oleh air hujan. Lampu permukiman dikaki gunung, jauh bermili mil dibawah sana, menjadi seolah olah bintang dilautan biru malam hari. Perlahan lampu lampu itu menhilang, digantikan pepohonan, yang melebat, membentuk sebuah hutan. Yaa, kami kembali melewati jalan jalan itu. Kulepaskan tubuhku ke kursi mobil Nicky. Kudengar dengkur salah seorang di mobil Nicky, mengalahkan suara mesin mobil Nicky. entahlah siapa, yang pasti bukan diriku, dan bukan Bagus, terbukti bahwa mobil ini tidak oleng ataupun berhenti.

Hujan tak sederas yang tadi di villa Ronaldo, Mungkin karena kita telah memasuki hutan yang menaungi selama perjalanan kami menuruni bukit. Kulihat tubuh Christy terselimuti selimut tebal yang berhasil menutupi tubuhnya, Fransisca dan Adriana yang sudah tertidur lelap. akupun meniru mereka, mengambil jaketku, bukan selimutku, untuk menutupi tubuhku dari hawa malam ini. Akupun tertidur Kubiarkan Bagus yang sibuk menyetir terbangun sendirian.

~ || ~

Krek,..Krek,..

Kulihat Gerbang depan sekolahanku terbuka, anehnya, Terdapat bangunan besar yang jarang kulihat disana. Diatasnya terlihat logam besar menyerupai jam. Kulihat jarum panjang dan pendeknya tepat diatas angka 3. Bunyi bell aneh terdengar. Seperti bunyi jam Big Ben, jam terbesar di English, Kota kelahiran Nenekku, yang telah memberiku sebuah jam saku yang masih kubawa sampai saat ini.

Kulihat kedalam kelasku. Sepi, Seharusnya aku sudah pulang saat ini. Akupun pergi berlari ke rumahku. Kulihat Kabut hitam seolah olah mengejarku.Menatapnya, membuatku mual. Akupun berlari, tapi kabut itu tak bisa ku jauhi, akupun terjatuh ditelan kabut hitam itu. Ku   lihat bayangan tubuhku terpantul dikabut hitam itu, bergerak gerak sesuai gerak kabut itu. ada hal aneh ditubuhku. Kulihat sebuah pisau ada digengamanku. Tiba tiba pikirku menerobos, kuingat ketika aku membentak orang tua ku, karena mereka tak mengindahkan keinginanku. Entahlah kenapa aku mengingat itu, Tiba tiba, seseorang keluar dari kabut putih yang ada didalam kabut hitam itu. Seorang pria, dia mengatakan sebuah gumanan yang tak jelas menurutku, Aneh, Muka Pria itu berubah, menjadi putaran spiral, dan Hal selanjutnya tak ada yang kuketahui,..

Karena ini hanya mimpiku,.. Dan tandanya, aku akan kembali kedunia nyataku.

~ || ~

Ya, Aku terbangun dari mimpi anehku.

Kurasakan bantingan keras membuat tubuhku terbanting pelan diatas kursi mobil Nicky. Kudengar suara panic Bagus Terdengar. Kulihat mobil Nicky telah kosong hanya tersisa aku, dan Adriana yang masih pulas. Kulihat kepala kepala berambut ada diluar jendela, tergores raut muka panic. Kuputuskan untuk membangunkan Adriana

“Ada apa?” tanyanya dengan sedikit malas, menandakan bahwa tidurnya terganggu.

“Entahlah, sesuatu terjadi, yang menyebabkan mereka semua pergi berbondong bondong keluar sana” jawabku

“Kuharap bukan sesuatu  yang membuat ini menjadi perjalanan panjang” kata Adriana seraya bangkit dan menaiki kursi tengah pergi keluar.

Semenit, aku dan Christy telah pergi keluar mobil. Kulihat temanku lainnya, sedang mengerumuni ban belakang jendela yang pas disebelahku duduk didalam mobil tadi. Ronaldo menjongkok mengcheck ban itu

“Ada apa?” Tanya Adriana.

Semuanya menatap kami. Hingga Difo membuka mulutnya yang gemetar.

“Gawat, kita takkan bisa pulang, Ban mobil Nicky tertusuk paku besar, dan, sayangnya, tak kulihat satupun keberadaan bengkel disini.” katanya sedikit meringis Gila.

Artinya,

Ketajaman paku besar itu berhasil menyobek ban belakang mobil Nicky,

Dan Mobil tak bisa digerakkan sekali lagi,..

Dan aku mengetahui satu hal,..

Kami telah terjebak,

dan bodohnya,

Kami membiarkan diri kami masuk kejebakan itu,

Seperti seekor tikus,

Yang telah terjebak keperangkap sang Kucing.

Mystery of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang