Candle Light,..

97 7 0
                                        

Setelah akhirnya semua sudah menemukan barang yang dicari di supermarket, kamipun kembali menuju mobil. Semua memasukan bungkus bungkus plastic yang berisi barang barang dari supermarket ke kursi tengah dan depan, karena masih cukup, sedangkan kursi belakang sudah penuh dengan aku, Fransisca, Christy dan Adriana.

Aku terus memikirkan anak berkepang tadi. Karenanya, Fransisca membubarkan lamunanku.

“Hei! Kok ngelamun?” tanyanya mengaketkan.

“gk gk papa kok.”

“Kamu dah nemu batere kan?” tanyanya lagi.

“Udhlah” Dikiranya dengan aku gk nemu batere aku jadi kayak gini gitu.

“Lalu ada apa?” tanyanya.

Kuputuskan untuk menceritakannya ke Fransisca, tapi kukatakan agar tak menceritakannya kelainnya, diapun mengatakan,

“Udahlah, gk usah dipikir, itu mungkin aja Cuma Fatamorgana,” katanya tak masuk akal.

“Yaa” jawabku, walau sebenarnya aku tak bisa di bohongi dengan mudahnya.

Mobilpun bergerak, pergi menjauhi supermarket. Setelha melewati beberapa kota, desa, ataupun berupa hutan, akupun mengantuk. Kulihat Pocket Watch yang selalu ku bawa untuk memberitauku jam berapakah sekarang. Jam 16.30. Kulihat hanya Bagus yang sibuk menyetir dengan bantuan Ronaldo yang masih terbangun, sedangkan teman temanku lainnya, sudah banyak yang pulas, lelap dalam tidurnya. Sekarang kami sedang terjebak macet di kota besar kedua sendari kami meninggalkan supermarket yang tadi.

akupun tertidur.

~ || ~

Kulihat keadaaan jalan ketika aku sudah bangun akibat goncangan mobil mengenai batu besar di desa yang kami lewati. Jalan tak rata penyebabnya. Kulihat jam saku ku, pukul 18.43. Kulihat teman temanku lainnya yang ternyata belum bangun, karena goncangan mobil belum bisa membuatnya terbangun. Hanya Bagus yang masih sibuk menyetir.

“Gus, Udh sampek mana?” tanyaku.

“kita bisa telat sampai ke villa Ronaldo, sekitar 15 menit yang lalu, kita baru bisa keluar dari macet. Tolong ambilkan air.” katanya meminta.

Akupun menggambilkan Aqua gelas yang sudah disiapkan Nicky, lalu melemparkanya ke Bagus. Bagus menangkapnya dengan mudah, sebagai bukti dia adalah kapten basket disekolahan kami.

“Perlu berapa jam lagi?” tanyaku

“Entahlah, kita belum sampai dikaki gunung, jadi bisa bisa sampek malem, jadi lebih baik kau tidur saja.” katanya menyuruh,

“Kau tak capek? Kalo kau capek lebih baik kita berhenti saja dddisana, daripada nanti kalo udh masuk ke gunung, kau akan mengantuk karenanya” tanyaku sambil menunjuk ke sebuah tanah kosong.

Setelah berpikir sebentar, Baguspun menyetujuinya,

“Oklah.” Baguspun memakirkan Mobil Nicky ke hamparan padang rumput yang disekelilinganya tak ada rumah rumah berdiri. Hanya sawah yang menghiasinya. dan Tak ada penerangan disekelilingnya karena hari sudah terlampau malam. Mesin mobil dimatikan. Kegelapan menyelubungi Mobil Nicky.

“Aku akan tidur nanti kalo udh jam 19.30, kita berangkat lagi.” katanya.

“Yaa,” jawabku.

Dalam 5 menit, akupun bisa mendengarkan dengkur pelan nafas Bagus. menandakan bahwa dirinya telah mengantuk dari tadi, walau dia tak mau menunjukannya. Karena tau bahwa aku yang bergantian bertugas menjaga mobil Nicky, akupun berusaha untuk tak tertidur, walaupun Kantuk kembali menguasaiku. Kuputuskan untuk menyalakan Lagu di HP ku, untuk menghilangkan kantukku. Kulihat Fransisca, Christy dan Adriana, tertidur dengan pulasnya, karenanya akupun tak tega untuk membangunkannya.

Tik,.. Tik,..

Bunyi detik di jam saku ku yang hanya berhasil ku tangkap. tak ada bunyi lainnya, karena aku telah mematikan lagu di HPku.

Duarr,..

tanpaku sadari petir mengelora diatas sana. Tak kusangka, air hujan menetes kekaca disebelah tempatku duduk. dalam semenit, Mobil Nicky basah kuyup karena hujan yang telah turun deras. Kulihat keluar sana. Sawah, yang terlihat mati, akibat penerangan yang kurang. Kulihat kegubuk yang ada ditengah tengah Sawah, yang telah berada jauh di belakang mobil Nicky. Tiba tiba ada sesuatu yang aneh ada digubuk itu. Membuatku merinding akibatnya.

Sebuah sinar lilin menyala dari gubuk itu. Menari nari dikegelapan, menyebabkan keadaan disekelilingnya agak terang akibatnya. Tiba tiba,

Kyaa!!!

Teriakan seorang wanita tua, mengema ditelingaku. Tak kusangka, Sinar lilin itu mengecil digubuk itu, menyebabkan gubuk itu sekali lagi di selimuti dengan kegelapan. tapi tak lama, Gubuk itu menyala kembali. 2 kali lebih terang daripada sinar lilin tadi. Padahal Sinar lilin tadi sudah padam. Hanya satu yang dapat ku ketahui, Sinar lilin tadi, telah berhasil membakar gubuk itu.

Akupun berteriak, Menyuruh semua yang ada dimobil agar segera terbangun, ketika Sinar lilin tadi menyala lagi, dan datang mendekat ke mobil Nicky. Akupun segera membangun kan Bagus.

"Ada apa?" tanyanya lagi.

"sudah, cepat nyala kan mobil dan pergi menjauh." Kataku terburu buru. Aku ketakutan, karena aku tau, Sinar lilin tadi dapat dengan mudah membakar mobil Nicky, karena dimobil Nicky banyak persediaan Bensin, yang dapat terbakar dengan mudah. dan mungkin  nyawa orang yang ada didalamnya takkan bisa lolos dari kejaran api yang mungkin bisa melahap mobil Nicky, menjadikannya sebuah rongksokan abu.

Baguspun menyalakan Mobil Nicky. Pergi menjauh dan Memasuki Hutan yang telah ada didepan kami. Kulihat sinar lilin yang tadi, telah menghilang tertelan Segeromolan pohon yang menaungi hutan yang kami lewati. Setelah aku membangunkan semuanya, akupun menceritakan kejadian yang hanya aku saja yang tau, apa yang telah dilakukan orang yang membawa sinar lilin tadi.

Mystery of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang