akhirnya aku bergabung dengan mereka.
Mereka mengatakan bahwa mereka memiliki tujuan untuk segera sampai kepemukiman orang di kaki gunung ini. tapi sebelum itu meeka ingin mencari sumber air. Persedianan makanan lengkap, walau untuk akupun, kurasa cukup. tapi mereka tak memiliki air sedikitpun.
“Mungkin dibawah sana ada.” kata Turo, memimpin.
Kamipun turun satu satu. Kulihat bawaan Toni lah yang terlihat paling banyak diantara mereka. Dan kurasa, Tonilah orang yang tidak menerim kehadiranku dengan senang, bahwa kusangka dia tak menyukaiku untuk hadir ditengah tengah mereka. Ketika ku tawarkan untuk membantunya membawa, ia hanya mendesus dan menjawab,
“Pikirkan keselamatan mu sendiri.” jawabnya sinis. dan pergi mendahuluiku. Kutanyakan ada apa pada Ronnie, ia hanya menjawab,
“Dia memang seperti itu dari dulu.” jawabnya sambil menepuk punggungku, dan pergi menyusul Toni dan Turo yang sudah jauh didepanku.
Akupun menyusul mereka, tak berharap bahwa mereka akan meninggalkanku. Setelah sekian lama, akhirnya Turo menyerukan bahwa mereka bisa beristirahat disana. Dan betul, ia menemukan sebuah sungai kecil, kemungkinan merupakan terusan sungai yang kutemukan hari sebelumnya.
Setelah aku meletakan tasku ke tanah sekitar sungai, yang ketika kupegang, terasa lembab akibat air sungai yang meresap. Kuraup sedikit air sungai kekerongkonganku yang terasa kering. Setelah puas meminum, akupun duduk di tanah itu, membiarkan kakiku terbenam sedikit ke air sungai. Kulihat Ronnie dan Turo berenang renang sedikit disungai itu. Sedangkan Toni mencari kayu. mungkin untuk api, entahlah, sifatnya sedikit aneh, walau mukanya tak memperlihatkannya. Diantara mereka, Ronnie lah yang sudah akrab dengan ku, walau aku masih merasa kurang nyaman akibat tingkah laku Toni terhadapku.
Dan benarlah dugaanku, Toni menyiapkan kayu kayu yang ditumpuk menjadi piramida pendek, akupun mengampirinya. Kulihat dia berusa mengesekkan kayu korek api, berharap api akan menyala. Akupun menawarkan bantuan, melihat bahwa rupanya Toni tidaklah cekatan dalam hal begitu. Diapun memberikan korek itu kepadaku, tanpa mengucapkan sedikitpun. Dalam sekejap, api menyala, dan kulemparkan ke pyramid kayu tersebut. Apipun berhasil membakar kayu dengan cepat, membuat hawa disekitarku mulai hangat. haripun sudah sore, mungkin jam 5 pikirku. Kulihat ternyata Ronnie dan Turo sudah keluar dari sungai dan datang mendekat kearah kami, menyadang pakaian mereka.
“Hei, hebat juga kau membuat api ini dengan cepat. Biasanya kau yang paling lambat.” kata Turo dengan nada tertawa kepada Toni.
“Heh.” jawab Toni.
“Ayo kita makan.” kata Turo yang sudah duduk disebelahku.
5 menit setelahnya, Toni sudah melemparkan kepada kami, masing masing 2 kaleng makanan. entahlah, aku tak pernah memakannya. Kulihat tulisan diatasnya “Noodle”. Mie. oh pertanyaanku terjawab.
Kamipun memakan dengan cepat. Mengelilingi api unggun kecil kami. Aku memilih duduk disebelah Toni, untuk berharap dia mulai mengajak pembicaraan dengannya. tapi itu tak terkabul, dia hanya diam, dan diam.
Setelah makan, Tonipun membuat kaleng itu kedalam liang kelinci. Entahlah, ia sangat bersih dibandingkan 2 orang temannya. Sedangkan Ronnie dan Turo sudah tidur tiduran santai diatas rumput liar yang tumbuh hingga selutut.
Akupun menghampiri mereka dan tidur disebelah mereka.
“Ada apa sebenernya dengan Toni?” tanyaku dalam hati tentunya, walau pada akhirnya aku takkan bisa menjawabnya, hingga akhirnya aku tertidur, ketika akhirnya mereka semua sudah lelap terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery of My Life
Mystery / ThrillerSemester baru disekolahan yang baru,.. mungkin hal itu akan baik baik,.. awalnya,.. Dan semenjak ia datang,.. Kejadian misterius Mengikutinya,.. Membuatku terombang-ambing dalam ketakutan,.. Dan selama aku bingung memikirkan Hal tersebut, waktupun b...