Alone

77 7 0
                                    

Setelah Difo, Christy, Adriana dan Luigi mengikuti Ronaldo untuk turun kebawah sana, Akupun meniru mereka, Turun kebawah sana. Kulihat jurang itu. Sangat curam, Dengan pohon yang sedikit menambah ketegangan kami. Akupun turun pelan kebawah jurang itu.

Pohon pohon itu ternyata tak seburuk apa yang kupikirkan. Pohon pohon itu malah membantuku dengan menjadikannya sebagai pegangan kuat. Karena terlalu berkonsentrasi dengan jurang itu, aku tersesat, tak berhasil keketahui dimana baju Luigi yang sebelumnya menjadi penuntunku kebawah. Dan ketika akhirnya aku sadar bawah aku salah jalan, Bodohnya diriku, kakiku terjerat semak semak belukar yang berduri tajam, dan akibatnya, jatuhku tak sempurna, aku berguling kebawah dengan kecepatan tinggi.

Dan ketika tubuhku terus berguling, Duri duri tajam itu berhasil menyayat Kulit ku sedikit demi sedikit. Kepalaku pusing. Kurasakan tubuhku jatuh dari tempat yang tinggi, hingga akhirnya kembali berguling guling. Kurasakan Tubuhku sakit dimana mana. Dan ketika akhirnya sesuatu benda berhasil membuat tubuhku terhenti dan Benda itu menyebabkan sakit yang sangat dalam dipunggungku, walaupun Tasku yang berisi baju bajuku, berhasil sedikit mengurangi benturan itu.

Kuusahakan diriku untuk terbangun, walau tubuhku sakit dan tak mampu kugerakan. ketika akhirnya berhasil kusentuh benda yang menyebabkan ku berhenti, kusadari apa benda itu. Sebuah batu besar. Kurasakan punggungku memar akibat benturan itu. Dan kepalaku semakin pusing, dan akhirnya aku menyerah. Aku tertidur lemas, berharap bukan itulah terakhir kalinya aku membuka mataku, Melihat bumi yang telah kupijak selama ini.

~ || ~

Kulihat Bunga mengelilingi tempatku berdiri saat ini, Berwarna Merah, Ungu, Kuning dan Oren. Ketika akhirnya kulihat seseorang, Pria yang pernah kulihat mukanya. Dimimpiku sebelumnya. Tapi anehnya, mukannya berubah, dengan sedikit kumis yang menghiasi mukannya, padahal sebelumnya aku tak melihat kehadiran kumis itu.

Kuputuskan untuk datang mendekat ke pria itu, walaupun jarak antara kami sangat jauh. Tak Kuketahui, kenapa sebuah batu membuatku terjatuh. Dan aku tau apa itu, berwarna oren tua, dan berbentuk bulat dengan huruf S, Batu pemberian Daniel, sahabatku yang telah mati 4 tahun yang lalu.

Kulihat batu itu, hingga akhirnya akupun berbalik muka melihat kehadiran pria tadi. Sayangnya, tak kulihat kehadiran pria itu sekali lagi. Tak lama, Hujan pun datang, anehnya seiring hujan itu menetes, Bunga bunga yang ada disekitarku melayu, menjadi tumpukan abu yang sangat pekat. Dan tak kurasa ternyata aku kembali berada dikabut hitam itu.

~ || ~

Cuit,.. Cuit,.. Cuit,..

Suara burung gereja memenuhi telingaku. Kulihat sinar matahari menembus pepohonan menyilaukanku. Kuusahakan untuk menutupi mataku sebisa yang kulakukan. Kurasakan daun kering jatuh keatas kepalaku, diatas keningku. Akhirnya aku telah terbangun dari mimpi burukku. Entahlah, aku melihat 2 kali orang itu, didalam mimpiku tentunya.

Kuputuskan untuk segera bangun dan tidak bingung memikirkan hal itu. Setelah aku berhasil terduduk, kerasakan punggungku sedikit nyeri akibat benturan keras itu. Kuharap teman temanku lainnya lebih berhati hati dan tak mengalami hal serupa denganku. Akupun mencoba mengangkat tasku keatas, walau aku sepertinya tak kuat untuk mengangkatnya ke atas punggungku. Kulihat keadaan sekelilingku, sepi. hanya pepohonan dan daunkering yang berhasil kulihat, sedangkan untuk burung burung itu, hanya suaranya saja yang berhasilku tangkap. Entahlah aku telah sampai mana, Tapi aku berharap telah dekat dengan permukiman, setelah jatuh dari jurang itu sejauh itu. Jam saku ku sudah menunjukan pukul 07.17 artinya matahari telah bersinar terang diluar sana.

Kudengar suara air mengalir, pelan, tapi sangat jelas. Akupun pergi, mencari sumber air yang telah kudengar suaranya. Kuputuskan mengambil jalan yang kebawah, karena dengan begitu, aku mungkin saja bisa menemukan pemukiman penduduk di kaki gunung Kimment . Akupun mulai berjalan, menyeret tasku yang sudah tidak berwarna oren seperti asalnya, melainkan berwarna keabuan-abuan akibat debu yang menempel ditasku.

Perutku sakit. antara terbentur, dan juga karena kelaparan. Akupun terus menyusuri suara air itu, berharap cepat menemukannya, dengan begitu, setidaknya aku bisa minum, walau aku tak yakin akan menemukan makanan disana. Akupun berlari cepat, Hingga akhirnya kepalaku mulai sakit. Kuputuskan untuk berjalan pelan.

Akhirnya setelah menyusuri pohon demi pohon, aku meneemukan apa yang kubutuhkan. Air. Kulihat air sungai itu bening,tak tersentuh tangan manusia. Kuputuskan untuk meraupnya, dan membasahi kepalaku, ada rasa segar yang memmenui tubuhku, walau ada rasa nyeri di setiap Sisi tubuhku. Kubuka bajuku, dan ku raupkan air sungai itu kepunggungku yang memar. Kurasakan nyeri dipunggungku.

Setelah semenit kulalui, kuputuskan untuk mengambil dan memakai baju dari tasku. Dan kuputuskan untuk duduk dipinggir sungai, berharap teman temanku yang lainnya tak bernasib sama sepertiku.

Mystery of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang