Three Experience in One Day,.

93 6 0
                                    

Setelah akhirnya aku sudah menceritakan apa yang telah kulihat, semua orang di mobil Nicky, menatapku tak percaya.

“Kau tak salah?” Tanya Luigi

“Gk. percayalah.” Kataku.

“Tapi kenapa coba orang tadi membakar gubuk?” Tanya Luigi terus mendesakku.

karena aku tak bisa menjawab apa apa, Christy membantuku agar Luigi tak terus mendesakku.

“sudahlah, kita lanjutkan perjalanan.” kata Christy

Setelah ucapan Christy berakhir, kamipun terdiam. Bingung apa yang harus dilakukan.

“Bagus, Lanjutkan perjalanan, kau tak salah memilih jalankan tadi?” Tanya Nicky.

Baguspun mengangguk tak semangat. Mobil terasa bergerak, menandakan bahwa Bagus telah Menyalakan mesin mobil dan pergi menuju Villa Ronaldo.

“Lupakan saja” kata Fransisca menyemangatiku.

“Yaa” kataku.

Keheninngan menyelimuti kami. hanya suara mobil bergesekan dengan tanah saja yang masih terdengar. Kulihat muk Luigi, menunjukan ketidak terimaan akibat bantahanku tadi. Tapi aku tak tau cara untuk mendamaikan suasana. akhirnya kuputuskan aku kembali duduk di kursiku.

setelah akhirnya hutan yang kami lewati sudah menipis, Ronaldo mengatakan,

“Ini kota terakhir yang akan kita lewati, Frinsten, kalian tak mau beli apa apa?”

“tidak” kataku menjawab dan aku yakin semua yang dimobil setuju dengan jawabanku.

“Oklah” kata Ronaldo.

Kulihat pemandangan diluar melalui jendela mobil Nicky. Anehnya, Ronaldo mengatakan ini kota, sedangkan aku berpikir kebalikannya. Yaa, kota Frinsten terlihat tak layak untuk disebut kota. Sampah sampah berserakan dimana mana, terlihat seperti tempat pembuangan. Kulihat seorang anak kecil, dengan baju compang camping, berlari lari membawa layang layang, tanpa memperdulikan Mobil kami yang telah melewatinya. Berbeda dengannya, Orang orang dewasa dikota mati ini, Menatap kami dengan pandangan tak bersalah. Tak suka dengan pandangan mereka, akupun berhenti menatap mereka, beralih ke dalam mobil.

“Kenapa mereka bisa seperti ini keadaan kota Frinten?” tanyaku

“Entahlah, Ini kota, tapi kota yang telah mati, tak didiami.”  jawab Ronaldo.

“kenapa mereka menatap kita seperti itu?” Tanya Adriana yang juga bingung dibuatnya.

“Entahlah, aku sering lewat jalan sini, mereka tetap memandangku seperti itu. mungkin mobil merupakan benda yang jarang ditemukan di sini, dan mungkin mereka menganggapnya aneh.” jawab Ronaldo. Benar, tak ada mobil dikota ini sejauh ini yang kulihat.

“Ohh” guman Adriana, belum puas dengan jawaban Ronaldo.

setelah mobil berjalan menjauhi kota, Bagus mengatakan,

“Do, disana ada pom bensin kan? Kita kehabisan Bensin.”

“Ada, coba aja kesana.” kata Ronaldo sambil menunjuk ketikungan didepan sana.

Haripun sudah sangat gelap dan Hujan telah mereda. Setelah akhirnya kami sampai di tempat yang dimaksud kan Ronaldo, kami terkejut, Pom bensin itu tutup, gelap, tak ada penerangan. Kulihat ke tempat speedometer Jarum bensin sudah di garis merah, menandakan bahwa bersediaan bensin kami habis. Kulihat muka Ronaldo, Menunjukan kebingungan. kulihat semua muka di mobil Nicky. Sama, tak ada harapan, hanya kekosongan dan kekecewaan.

“terus Bagaimana?” tanyaku

tak ada yang menjawab pertanyaanku. Mesin Mobil berhenti, Menandakan bahwa bensin telah mencapai maksimalnya, dan telah habis terkuras.

“Coba turun, dan lihat di belakang ada Bensin cadangan atau tidak” kata Nicky.

Semuapun turun berbondong bondong, dengan harapan yang sangat tipis. akhirnya teriakan Nicky mematahkan semangat kami.

“Gk ada, semuanya habis.” Teriak Nicky memecah kesunyian.

Kamipun berpandangan. Ronaldo mengambil HPnya, mencoba menelpon berkali kali.

“Percuma, ini disebelah hutan, Sinyal gk ada.” katanya

Ronaldo pun memasukan kembali HP nya ke saku baju nya. kulihat jam menunjukan pukul 21.54.

“Ada yang mau dorong mobil sampai ke Villa?” Tanya Ronaldo agak sinting.

“Tidak.” itulah jawaban yang paling pas dari pertanyaan bodoh Ronaldo.

“Kita coba aja check ke pom sana, mungkin aja masih ada petugasnya.” kata Christy pasrah.

“Ya coba saja.”

kamipun bergerombol pergi menuju pom bensin. Kulihat disana gelap gulita, tak ada penerangan sedikitpun. Meminta bantuan pun merupakan hal bodoh. ada 2 bangunan besar yang kurasa merupakan supermarket .Kulihat kedalam supermarket pom bensin yang menghadap kekiri, kosong. Tiba tiba suara Teriakkan Ronaldo mengecohkan kami.

“Eh tunggu ada suara.” katanya.

kamipun berdiam. Akhirnya bunyi yang dimaksudkan Ronaldo pun dapat kutangkap.

Sret,,, srett,..

Bunyinya memekak telinga .Seperti suara benda tajam yang diseret-seret membentur lantai.

“Kau yakin kita harus mendekat kesuara itu?” tanyaku

“Yaa, tak ada pilihan lain.” jawab Ronaldo.

Kamipun mendekat kesuara tadi, Suara bersumber di supermarket yang belum kulihat keadaan didalamnya. yang menghadap ke kanan.

Kulihat pergi menerobos, menyelidiki kedalam melalui kaca supermarket dengan mataku dari jarak yang lumayan jauh. Dengan jarak sekitar 5 meter, terpantul sesosok hitam dikaca tersebut. Bentuk tubuhnya, yang sama persis dengan bentuk tubuh orang yang telah kulihat disupermarket dan yang ada digubuk dalam sehari ini, aku ingat persis bentuk tubuhnya, Kecil dan tampak sengsara, Membawa sesuatu dan menyeretnya, berbentuk melengkung seperti bulan sabit. Celurit. Dan bayangan itupun bergerak, mengangkat celurit yang dipegangnya, melemparkan nya ke kaca supermarket. Dalam sekejap, kaca supermarket hancur berantakan, Kamipun menatap dengan Pandangan kaget, ketakutan, dan tak berdaya.

"Lari, Kembali ke Mobil, sekarang."

Teriak Ronaldo pun menyadarkan kami, bahwa Bahaya telah mengancam nyawa kami.

Mystery of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang