Down To Hill

77 6 0
                                    

Kulihat muka mereka semua. Menimbulkan kecemasan yang menyebabku merasa tak enak. Kuambil Jam saku ku dari kantong celana jeans. Jam 02.14 dini hari. tak ku ketahui apakah hujan sudah berhenti karena memang hutan yang menaungi mobil Nicky sangat lebat. Sinar Bulan pun tak bisa menembusnya. Penerangan kami hanya satu, Lampu depan mobli Nicky, yang dibiarkan menyala oleh Bagus. Tak ada seorangpun yang akan menyangka hal ini akan terjadi. Kuputuskan diriku untuk bertanya.

“Memang tak ada ban lain di bagasi?” tanyaku memecah keheningan malam itu.

“Tak ada, Mencarinya pun percuma. tak satu pun dari kami yang berniat mengeledahnya.” jawab Nicky

“Lalu, Apa yang Akan kita lakukan?” Tanyaku seolah olah bodoh.

Tak satupun dari mereka yang ingin menjawab pertanyaanku. Semuanya bingung. Seolah-olah tak ada jalan keluar dari masalah ini. Kulihat semuanya telah menjauh dari mobil, berharap dapat melihat sebuah pertolongan. Tak ada yang berniat mengucapkan sepatah katapun. Kupikir ini akan lancar, tapi bodohnya aku, bahkan mungkin aku sendiri yang membuat ini semua terjadi.

Semuanya diam. Jalanan ini sangat sepi, dengan jurang yang lumayan curam disebelah kiri jalan( sekitar 115 derajat kebawah), dan Tebing tinggi (sekitar 80 derajat) disebelah kanan. Kuputuskan untuk pergi menjauh dari mobil dan mencoba memeriksa di tebing itu, Walau aku tau itu hal bodoh. Tebing itu aneh, berpolah batu batu yang berbentuk lancip, menandakan bahwa tebing itu buatan alam, bukan manusi. Mawar liar tumbuh subur dan merambat kesekeliling tebing itu. akupun memegang batang mawar liar itu. kurasakan sayatan tipis duri mawar itu.

Kudengar sedikit suara music yang berasal dari mobil. Ternyata Adriana. Kulihat dirinya memainkan Tabnya, diterangi lampu mobil. Sedangkan lainnya, ada yang hanya terdiam, memakan makanan yang telah di packing oleh Adriana tadinya. Akupun duduk dijalanan aspal itu. Kubuka Handphone. Tak ada sinyal sedikitpun yang berhasil masuk ke handphoneku. Kuputuskan untuk memasang Handset dan mendengar alunan beat lagu Royals – Lorde, Walau liriknya tak nyambung dengan keadaanku saat ini.

Setengah jam berlalu. tak ada yang masuk kedalam pikiranku, music pun tidak, hingga akhirnya Teriakan keras seseorang menyadarkanku. Dan aku kenal teriakan itu. Teriakan yang melengking tetapi berat. Sangat khas dengan sifat ke-tomboi-annya. Teriakan Fransisca.

Akupun menarik headset dari telingaku. dan berlari pelan kearah mobil nicky, berharap tak ada sesuatu yang gawat terjadi. tapi sayangnya harapanku tak berhasil. Ketika ku Tanya ada apa. Semuanya terdiam bingung, sedih, cemas, dan panic sambil menatap ke jurang yang curam disebelah kiri jalan itu. Kulihat mereka bertujuh bukan berdelapan, padahal seharusnya mereka lengkap, karena mataku membukti kan bahwa Adriana yang tadinya ada didalam mobil, telah ikut melihat jurang itu. Kulihat muka mereka, Ronaldo, Bagus, Nicky, Difo, Luigi, Adriana, dan Christy. Dan akhirnya aku tau apa yang terjadi.

Sesuatu terjadi dengan Fransisca, dan kemungkinannya, dia jatuh kejurang itu. Terbukti dari teriakannya, Raut wajah mereka, dan daun daun sekitar jurang yang terlihat patah dan rebah akibat ada sesuatu yang menimpanya. Dan aku tau apa itu. Tubuh Fransisca.

“Cepat, ambil tas kalian dan kita ikut turun kebawah!” Teriak Ronaldo memerintah setelah akhirnya mereka sadar dari kekagetan mereka.

Segeraku kuambil tasku dibagasi mobil Nicky. Kuharap Fransisca tak apa apa dibawah sana. Dan bila akhirnya kita sudah sampai bawah, artinya kita telah memasuki hutan, merintisnya, tanpa tau mana utara, barat, timur, dan selatan. Dan kita tau satu hal, kita takkan bisa kembali kemobil Nicky dengan mudah.

“Gimana dengan mobil Nicky?” Tanya Adriana.

Semuanya terdiam. Tak enak rasanya meninggalkan mobil seseorang di sebuah jalanan didepan hutan. Kulihat Ronaldo mulai berpikir.

“Bagaimana jika salah seorang, atau dua orang dari kita menunggu disini saja. Hingga bila hari sudah pagi, dan tak ada satupun dari kita yang telah kembali, terserah mereka. Mereka boleh ikut turun kebawah atau tetap menunggu disini. Kalian Setuju?” tanyanya setelah sekian lama berpikir.

Tak ada jalan lain kecuali itu, pikirku. Kuputuskan untuk mengangguk pelan. Dan kulihat ternyata mereka semua sependapat denganku.

“Baiklah sekarang siapa yang ingin menunggu disini?” Tanya Adriana.

Setelah akhirnya merundingkan sesuatu, Bagus dan Nicky lah yang terpilih. Alasannya karena Bagus yang tau segala hal mengenai mobil. Dan Nicky lah yang akan menemaninya karena itu adalah mobil miliknya. Dan diputuskan bahwa Aku, Ronaldo, Difo, Luigi, Adriana dan Christy lah yang akan turun, mencari Fransisca. Christy dan Adriana seharusnya tidak diijinkan ikut, tapi mereka memaksa, mereka ingin mengetauhi keadaan Fransisca. Dan urutan turunnya adalah Ronaldo, Difo, Christy, Adriana, Luigi, dan terakhir adalah aku.

Kulihat Christy mengambil kotak P3K mini dan menaruhnya di tasnya, sementara dirinya sudah meneteskan air mata sendari tadi, mengingat bahwa sahabatnya terancam bahaya dibawah sana. Dan ketika kutanya buat apa ia membawa itu, Dia menjawab,

“Mungkin Fransisca luka.” jawabnya.

Akupun menepuk punggungnya pelan, Berharap bahwa dia akan menjadi sedikit lebih tabah.

Dan Setelah persiapan berakhir, Ronaldo pun mulai pergi ke mulut jurang. Duduk ditanah yang basah. Menyebabkan celananya kotor.

“Nah, Mulai dari ini, kita berpisah sementara ya Bagus, Nicky. Kalian, Berhati hati, dibawah sana, mungkin akan ada sesuatu yang menyebabkan kalian Kesakitan dan mungkin juga menyebabkan kita berpisah, jadi jagalah diri kalian.” kata Ronaldo, Dan Sedetik Kemudian, Dirinya menghilang, Terjun kejurang Curam itu.

Mystery of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang