Bunyi gemeresek daun kering berhasil tertangkap oleh telingaku. Aku pun terbangun. Awalnya aku mengira bawa itu merupakan bunyi yang didisebabkan oleh bunyi serangga yang ada disekitarku. Kubiarkan saja. Hingga aku sadar ternyata ada suara bisik bisik yang tertangkap telingaku.
"Hai, bagaimana hari ini kau serahkan?" Tanya Turo sedikit ditahan agar tak terlalu keras. Walaupun masih berhasil aku tangkap maksudnya.
"Entahlah, menurutku besok saja, kita tak tau dia orangnya atau tidak." Jawab Toni. nadanya berbeda aku bahkan tak yakin apakah itu toni atau siapapun yang disana.
Mereka diam sejenak. Kuputusan untuk diam saja dan memilih untuk berpura pura tidur. Entahlah apa alasannya, aku merasa bahwa yang mereka bicarakan adalah aku dan aku juga tak ingin menganggu mereka.
"Kita tidur saja." Kata Ronnie meminta.
Terdengar suara seolah mengiyakan kalimat Ronnie. kutangkap bunyi gusak gusuk kaki mereka menghampiri tempatku tertidur. Semenit kemudian terdengar bunyi dengkuran pelan mereka bertiga.
Kuberanikan diri untuk bangun dan duduk. Kulihat mereka semua sudah lelap ditidur mereka semua. Aku pun berpikir, jika mereka memang bermaksud membicarakanku tadi, berarti kemungkinan besar menang aku tak diharapkan diantara mereka atau dihindari atau pun apapun itu.
Tapi semua itu tak penting yang ku tau sekarang adalah bahwa aku dalam bahaya sekarang
Entah itu karena aku berkumpul bersama mereka maupun tidak.
Aku tetap dalam bahaya.
Terjerusumus keperangkap kecil yang mungkin telah mereka sediakan untukku.
Tapi itu tak penting aku hanya perlu untuk menunggu. Hingga waktulah yang menjawabnya.
~ | | ~
Keesokan harinya terjadi seolah olah aku tak tau apapun yang terjadi kemarin malam. Aku masih berteman deng Ronnie, menaati perintah Turo, berusaha berbaik hati kepada Toni. Walaupun aku sedikit kurang nyaman akibatnya. Hari ini langit mendung entah karena hujan akan turun ataupun karena tempat kami bersinggah terlalu rimbun dengan pohon oak yang tumbuh memenuhi hutan ini.
Sarapan disediakan seperti biasa, makanan kaleng, buah kaleng, dan minuman kaleng. Tak kutahui bagaimana cara mereka membawa semua barang ini, padahal tas yang mereka bawa bisa dikatakan hanya sedikit untuk 3 pria terdampar selama -- entahlah -- yang tak yakin akan bisa keluar dari sini. Tapi itu tidaklah penting, hanya 2 motivasi ku saat ini ; Tetap hidup, dan menemukan teman temanku lainnya.
Berjalanan pun berlanjut. Kami kembali menyusuri hutan rimbun, sungai kecil, menyusul batu demi batu, berharap sebuah, atau lebih tepatnya, beberapa rumah agar ada di bawah kaki gunung ini. walau kami pun mencurigakan hal itu.
Hari berlalu, Bunyi gemeresek air tertipa air hujan terdengar di telingaku, menandakan bahwa dunia luar telah di sapu oleh hujan. Sudah sangat jauh kami jalan sejak makan pagi tadi. Kakiku hampir tak kuat, tapi aku tak mau merepotkan temanku lainnya. Tapi entahlah mereka bertiga pun mungkin kecapekan, karenanya Turo memutuskan bahwa kita harus mencari tempat untuk istirahat sebentar.
"Cari tempat, kita istirahat disini." kata Turo memerintah.
Setelah menemukan Kami pun duduk dan menikmati makanan kaleng yang diberikan oleh Toni. Karena kecapekan, kulihat Ronnie sudah menguap, menularkannya kepadaku. Aku berbaring, Tak ku ingat lagi bahwa kita harus terus kebawah, aku tak kuat, akupun terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery of My Life
Mystery / ThrillerSemester baru disekolahan yang baru,.. mungkin hal itu akan baik baik,.. awalnya,.. Dan semenjak ia datang,.. Kejadian misterius Mengikutinya,.. Membuatku terombang-ambing dalam ketakutan,.. Dan selama aku bingung memikirkan Hal tersebut, waktupun b...