WARNING !!!! ALUR CERITA MAJU-MUNDUR.
————————————————11 november 2018
Seketika bunyi telfon genggam membuyarkan lamunan panjangku. Dan hanya missed call dari nomor tak dikenal.
Mengganggu saja,
Mataku terasa sangat perih, entah efek apa ini yang pasti karena throwback panjang yang nyaris membuat hatiku mati rasa jika mengingatnya. Seputar kisahku awal karir sebagai pramugari Kereta Api yang aku jalani di Area Palembang.
Lupakan masa lalu, yang terpenting saat ini aku hidup tanpa rintangan, seperti air mengalir dengan tenang.
Aku rasa banyak perubahan pada diriku selama beberapa tahun terakhir, entahlah aku merasa keperibadianku semakin buruk setiap harinya. Huft
Aku membuka jendela kamar mess yang hanya ada aku, melihat kebawah terlihat banyak crew facility yang sibuk bekerja mempersiapkan barang-barang untuk kereta yang akan datang dan pergi.
Saat ini masih pagi dan rintik air hujan tidak pernah berhenti sejak aku pertama menginjakkan kaki disini.
Namun seketika ada yang membuat mataku melotot, ada seseorang yang menggunakan payung berwarna biru dengan motif doraemon dan ada tag namaku disana.
Memang tidak ada yang punya karena aku order custom dan aku sendiri yang membuat designnya, artinya itu punyaku yang dulu hilang atau ketinggalan saat masih di Palembang. Aku lupa.
Tunggu...
Lelaki itu,
Hanya dari punggungnya sepertinya tidak asing atau familiar, perlahan ia membalikkan tubuhnya, meskipun mataku sedikit tidak normal namun aku tau itu lelaki yang telah aku cari selama ini, Pak Melvin.Namun dengan seragam yang berbeda, dia memakai seragam officer, sepertinya banyak yang terjadi selama aku mutasi (pindah area dinas) dari Palembang ke Jakarta.
Aku bergegas mengambil sweeterku dan membongkar koperku untuk menemukan payung yang sama persis dengan yang dia pakai saat ini, karena saat payung itu hilang aku tidak ambil pusing dan langsung memesannya lagi karena masih mempunyai designnya.
Aku berlari menuju halaman bawah semoga Pak Melvin masih di ada. Aku membuka payung doraemonku.
"Pak Melvin." Aku menyunggingkan senyumku, bersikap setenang mungkin seolah tidak pernah terjadi apapun diantara kita.
Dia masih sama seperti 3 tahun yang lalu aku melihatnya, tidak berubah sedikitpun. Masih tetap Pak Melvin. Hanya aku yang banyak berubah disini.
Kami berpandangan sejenak, dia sama sekali tidak terkejut atau menampakkan ekspresi kaget. Malah datar saja.
Disana banyak crew facility yang terlebih memandang kami dengan tatapan aneh, terutama payungku dan payung yang di pakai oleh Pak Melvin. Seperti mengisyaratkan sesuatu.
"Enola, kamu banyak berubah." Suara yang telah lama aku ingin dengar, dan wajahnya yang selalu aku rindukan selama beberapa tahun terakhir, Dia tersenyum. Seketika dunia pertahananku kembali runtuh.
"Saya mau lanjut dulu, ada yang harus saya selesaikan." Seakan enggan berlama-lama dihadapanku tanpa aba-aba dia berlalu menuju gerbang pintu keluar.
Aku yang dilanda shock hanya diam tanpa kata dan memandangi punggungnya yang mulai menghilang. Sesak di dadaku mulai terasa.
Aku takut kembali menjadi cengeng dan menangis jadi aku putuskan untuk tidak menahannya. Aku mengejarnya sebisaku.
Aku harus menemuinya dan menanyakan samua yang ingin aku tau.
Semua yang berkecamuk di fikiranku selama ini, semua pertanyaan yang menyiksaku, aku tidak ingin menyesal karena dia yang pergi tanpa kata dan aku hanya diam tanpa bertanya seperti yang aku lakukan dahulu.
Aku tidak akan pernah lagi menjadi orang yang hanya menerima tanpa bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust me, it's WORK.
Ngẫu nhiên40% Author's PoV Part 1-20 was edited. Nb : VOTE/klik bintang sebelum baca ya ;) -------------------- "Selamat pagi, kereta api Sindang Marga." Dari kejauhan terlihat seorang wanita bertubuh tinggi ramping, berseragam magenta dengan rok yang panjang...