Back to Enola's POV
Andaikan aku bisa seperti ini setiap hari. Bahagia sekali bisa bangun di pagi hari, membersihkan diri dan berolahraga.
Lately, i feel thank full for the God who giving me the great life right now.
Lama sekali tidak merasakan kebahagiaan seperti ini. Semoga hari-hari berikutnya aku selalu merasa bahagia dan bersyukur sepenuhnya.
Tidak ada yang lebih menyenangkan selain menikmati hari libur terencana ini. Aku memakai sepatu sportku dan meninggalkan kamarku segera. rencana hari ini adalah belanja kebutuhanku dan juga belanja untuk mengisi kulkas yang mulai kosong.
Haaaaaaahhhhh...
Aku menghirup dan melepaskan udara yang segar. Taman dekat perkantoran ini memang kecil tapi kurasa cukup untukku melepas penat dan kebosananku saat berada di kamar mess sendirian.Banyak yang bertanya kenapa aku betah sekali tinggal di kamar mess? Padahal sebenarnya kamar mess adalah fasilitas umum crew, seringkali banyak yang keluar masuk dari berbagai daerah operasi kereta untuk singgah istirahat.
Dulu saat aku berada di Palembang pun seperti itu, lebih memilih kamar mess disaat yang lain beradu gengsi dengan tinggal di apartemen mewah.
Hingga sekarang tahun ke 3 masa kerjaku, aku tetap setia menjadi penghuni kamar mess. Bukan karena aku pelit dan tidak punya uang untuk menyewa bahkan membeli apartemen. Hanya saja aku merasa lebih aman disini.
Aku menghindari seluruh kemungkinan yang menjadikan aku semakin terseret ke gaya hidup yang negative. Aku merasa kamar mess yang tergabung dengan kantor perusahaan yang menaungiku sebagai karyawan ini sangat aman, bahkan ada petugas keamanan yang mengawasi cctv dan juga satpam yang tidak diragukan.
Tidak jarang teman-teman yang ber-profesi serupa denganku mengolok-olok ku karena dianggap penumpang tak tahu diri. Persetan dan masa bodo!
Aku juga tidak memiliki banyak teman karena terkesan arrogant dan pendiam. Tapi mereka salah. Aku tidak arrogant, aku hanya sedikit pendiam dan tidak mudah akrab dengan orang lain.
Mereka hanya berbicara seenaknya tanpa tahu kebenarannya. Tidak jarang juga ada yang dilebih-lebihkan.
Hanya dari mulut ke mulut saja seluruh crew tahu nama ku. Bahkan ada yang meracuni otak junior, tak jarang aku tertawa sendiri karena mereka memandangku sebagai sosok menakutkan yang perlu di hindari.
Aku sendiri, tapi tidak pernah merasa kesepian. Mama, papa ku selalu perhatian terhadapku. Aku juga selalu mengisi kekosonganku dengan melakukan hal-hal positive. Jadi aku hampir tidak pernah melamun sekarang.
Drrrttt drrrttt...
Bunyi handphoneku. Terpampang jelas nama Kak Yane.Baru saja aku akan menceritakan tentangnya, satu-satunya parter crew wanita yang sangat cocok sekali denganku, dia dewasa, cantik, berpendidikan dan elegan. Bahkan contact batin maupun contact komunikasi kita tidak pernah terputus meskipun telah jauh dan hampir setahun ini tidak bertemu.
"Halo, dek." Nada suaranya terdengar sangat sedih. Ku urungkan niatku yang semula bersemangat dan akan berteriak histeris ketika ditelfon Kak Yane.
"Iya kak? Kenapa kok sedih gitu?"
"Dek aku ada kabar..."
Deg.. Aku mendengarkannya, bahkan ketika dia sedih aku selalu berada disampingnya.
"Jangan sedih kak, apapun itu."
Diseberang sana Kak Yane sepertinya sedang berfikir. Kemudian...
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust me, it's WORK.
Random40% Author's PoV Part 1-20 was edited. Nb : VOTE/klik bintang sebelum baca ya ;) -------------------- "Selamat pagi, kereta api Sindang Marga." Dari kejauhan terlihat seorang wanita bertubuh tinggi ramping, berseragam magenta dengan rok yang panjang...