What the hell is going on

51 7 0
                                    

Warning, banyak kata-kata umpatan yang mungkin kalian nggak suka atau keliatan nggak sopan. Skip aja hehehee ☺️ atau kalau suka ya tolong di Vote atau Klik ikon Bintang di layar kiri paling bawah. Makasih ❤️
———————————————
Ketukan pintu yang nyaris seperti gebrakan terdengar nyaring sehingga aku yang baru saja memejamkan mata berharap siapa saja yang mengganggu lenyaplah..

Brak..brak..brakkk

What the hell is going on

"Enola! Eh anjing, bangun loe. Woy!"

Aku menutup telingaku dengan bantal berharap pengganggu siapapun itu pergi dan berhenti mendobrak-dobrak kamar mess ku.

"Woy! Gue tau loe di dalem njing, bukak! Ni gue cuman mau nyampein ke loe kalo habis ini loe harus dines Parahyangan lagi." Teriaknya keras sekali walaupun telingaku sudah aku tutup dengan bantal tetap terdengar.

"Bodo amat, pergi!"
Aku tetap menutup telinga dengan bantal. Benar-benar berharap penggangu ini pergi secepatnya.

"Eh loe kira gue becanda? Gue kesini disuruh ngasih tau loe sama si Bu Dora, Njing!"

Refleks tubuhku langsung bangun ketika mendengar nama penyihir kejam itu. Bergegas aku menuju pintu dan membukanya.

"Eh sumpah? Bilang kalo gue mimpi! Gue baru aja turun Argo Parahyangan barusan dan sekarang disuruh dinas itu lagi?"

"Iya bangsad gue juga kena nih, baru aja gue nyampek, turunan sembrani, belum mandi segala macem malah gue disuruh ngasih tau loe dines Parahyangan. Dan yang lebih parahnya gue juga ikutan. Anjing sumpah emosi gue!!" Juno mengacak rambutnya frustasi.

Aku masih bengong, tidak percaya dengan semua ini. Apa-apaan ini?
Aku benar-benar baru saja merem. Cobaan apa lagi ini ya Tuhan.

"Enggak... enggak, bilang kalo loe cuman becanda. Gue beneran barusan mau tidur Juno. Nggak lucu!"

"Eh loe pikir gue mau? Gue juga baru turun Njing, mata loe nggak liat nih gue masih make seragam lengkap. Gue bahkan belum mandi dr kemaren gara-gara kereta gue telat."

Aku melihat penampilan Juno dari bawah keatas, sepertinya dia benar Seragamnya amburadul tidak karuan. Matanya berkantung, rambutnya acak-acakan.

Ya memang resiko sebagai crew lintas, kalau kereta telat kita juga makin susah apalagi kalau sudah diatas 4 jam pasti akan ada service recovery yaitu semacam pembagian makanan/snack beserta minumannya sebagai recovery keterlambatan kereta.

Parahnya pembagian itu kepada seluruh penumpang dari gerbong awal sampai akhir. Tergantung keretanya membawa berapa rangkaian. Umumnya kereta membawa 8 rangkaian gerbong. Tapi kadang ada yang 9, 10, 12, 14 tergantung kebutuhan juga.

"Gue boleh masuk nggak? Numpang mandi?" Tanya Juno dengan tampang tidak tau malunya.

"Hah? Numpang mandi? Enggak enggak. Jangan coba-coba masuk. Ini mess wanita, Juno. Loe nggak boleh disini..." belum selesai aku bicara dia langsung menerobos pintu kamar ku. Dan langsung memasuki kamar mandi.

Emang bener-bener ini laki-laki nggak tau adat. Lagian ada cctv di mana-mana nanti kalau dikira bawa laki-laki masuk kamar mess aku pasti di usir dari sini. Aku menggelenggkan kepalaku. Tidakkkkkkkk!!!!!

"Enola, minjem handuk." Teriak laki-laki tidak tau malu dari dalam kamar mandi.

"Enggak, gue nggak mau handuk gue terkontaminasi sama kulit elo. Udah jangan bawel loe udah gue pinjemin kamar mandi masih aja kebanyakan bacot."

"Awas ya loe gue keluar kamar mandi telanjang kalo elo nggak mau minjemin handuk!!" Bukan Juno namanya kalau nggak Gila.

"Udah belom?? Buruan!" Teriaknya. "Gue keluar telanjang ni ya!"

Aku buru-buru mencari handuk bersih dalam lemariku. Kenapa aku sial sekali hari ini. Hufffttt.

"Iya iya bentar. Jangan keluar please loe Jelek." Segera kuletakkan handuk di depan pintu kamar mandi. "Udah gue taro di depan kamar mandi." Teriakku sambil berlari ke arah tempat tidurku.

Semoga dia cepat pergi setelah mandi. Juno itu brengsek, tukang pembuat onar, nekat, gila, hmmm Babi.. apalagi ya sifat negatif yang bisa mendiskripsikannya.

Semua kriteria badboy campur aduk jadi satu kesatuan membentuk Juno. Sama sekali harus aku jauhi.

Juno teman seangkatanku, dia terkesan Liar, bebas, nekat. Seperti laki-laki yang pubernya kebablasan. Seberapa acak-acakan penampilannya seperti yang aku lihat tadi, tapi harus aku akui dia tetap terlihat tampan. Tubuh tinggi atletis, mungkin aku hanya sebatas dadanya jika berdiri di depannya.

Aku heran kulitnya bisa seputih dan sebersih kulit wanita yang terawat, padahal laki-laki seperti dia mana mungkin pergi ke salon atau perawatan tubuh.

Semua orang bilang, Juno itu seperti diskripsi real pangeran berkuda putih yang sering diceritakan dalam dongeng. Meskipun dia liar seperti Anjing, tapi aku juga mengakui dia sangat sopan jika berbicara dengan orang tua. Kadang aku tidak menyangka di sela-sela sikap ke-brengsekannya itu.

Si-brengsek ini bahkan tidak pernah mendapatkan complain dari penumpang, dia juga unggul dalam pelayanan, profesional dalam pekerjaan. Tapi diluar itu Bang**t, b*bi, b*ngke.

Yang terpenting adalah aku enggak pernah sama sekali akur dengannya.
Aku juga tidak tau kenapa.

Langkah kaki Juno yang keluar kamar mandi terdengar. Aku tidak peduli, aku tengah menyiapkan barang-barang yang akan aku bawa untuk dinas ke dalam koper.

"Ngomong-ngomong Shampoo loe lumayan juga. Gue bawa pulang titik."
Katanya.

Aku tersenyum miring, dan akan segera melayangkan hinaanku kepadanya.
Tapi ketika aku membalikkan badan dan melihat Juno, sontak aku teriak.

"Haaaaaa!!!! JUNOOO, Bangsad loe ngapain kesini dan kenapa gk pake baju." Aku menutupi mataku.

Bersambung...

Trust me, it's WORK.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang