Kenyataan yang pahit

43 5 0
                                    

Apa kau percaya bahwa ada sebuah kebetulan yang sangat terencana di dunia ini? Apa kau pernah mengalami sesuatu seperti yang kualami saat ini?

Kenyataan yang sama sekali belum pernah terfikirkan oleh otak kecilku yang bodoh ini.

Pertama, Melvin Julian sebagai orang tertutup dan misterius yang hampir tak pernah tersentuh oleh orang lain sekalipun, tiba-tiba datang mengisi kehidupan percintaanku tepatnya 3 tahun yang lalu, di Palembang. Tidak lama, berakhir tanpa sepatah kata, menghilang tanpa jejak menyisahkan banyak pertanyaan di benakku.

Kedua, wanita gila bernama Gracia yang tiba-tiba mencari masalah denganku saat berdinas, memfitnahku tanpa sebab yang pasti bahkan semua orang menduga bahwa dia memiliki dendam terhadapku. Hari ini kami kembali bertemu dengan statusnya sebagai istri Melvin Julian. Apa mungkin semua yang dia lakukan kepadaku, karena dia mengetahui hubunganku dengan Melvin?

Ketiga, Juno teman seangkatanku, kami seperti musuh bebuyutan, aku hampir tidak pernah mengumpat kepada orang lain namun terang-terangan mengumpat bahkan memaki tepat di depan mukanya. Namun akhir-akhir ini kurasa hubungan kami mulai membaik karena dia sempat sedikit membantuku. Dan kenyataannya dia putra salah satu konglomerat di Indonesia. Alamanda Group dan juga Juno adalah Adik laki-laki dari Gracia Alamanda, atau adik ipar Melvin Julian.

Keempat, aku sempat bertanya-tanya kenapa Melvin menghilang tanpa jejak, bahkan aku sampai menyerah karena tidak ada satupun petunjuk menemukannya. Akhirnya kuputuskan untuk meninggalkan Palembang dan memilih mutasi ke Jakarta. Namun tidak pernah kuharapkan kami bertemu kembali beberapa bulan yang lalu di Bandung, namun dia telah berganti profesi sebagai crew officer. Dan juga aku tetap sama sekali tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaanku.

Kelima, badanku saat ini seperti kehilangan nyawa. Tanganku bergetar hebat, Dada ku terasa sesak dan mataku memanas. Namun kenyataannya tubuhku menolak untuk mengeluarkan air mata lagi.

Di atas semua kenyataan pahit yang menghantamku barusan, Juno saat ini berdiri di depanku melihatku yang sedang terduduk di lantai. Dengan segenap kekuatanku aku berharap dapat berdiri namun gagal. Ku dongakkan kepalaku menatapnya.

"Juno, aku lapar. Tanganku gemetar dan kaki ku rasanya lumpuh." Aku mulai bersuara, meminta tolong kepadanya.

Dengan ini aku berfikir untuk menggunakan Juno sebagai pelancar aksi balas dendamku kepada Melvin dan Gracia. Hanya sehari ini saja aku ingin membuat Melvin merasa bertanya-tanya sepertiku, dan juga Gracia, adikmu akan berada di pihakku.

"Kenapa tadi nggak makan?" Alisnya terangkat sebelah.

"Perutku mual habis minum jus anggur yang tadi." Jawabku. Namun aku tidak berbohong tadi aku benar-benar mual dan pusing sesaat setelah meminum jus anggur tadi.

"Eh loe goblok ya, loe bilang itu jus anggur? Gk bisa bedain ya mana wine mana jus anggur?" Mataku terbelalak kaget. Sejujurnya aku juga tidak tau bahwa yang kuminum itu alkohol.

Dia berjongkok mengamati wajahku yang kurasa memerah karena sedikit pusing. Kurasa setelah ada Juno kekuatanku perlahan kembali. Tetap saja misiku hari ini membalas Melvin dan Gracia.

"Bantuin aku." Pintaku padanya.

"Loe mabuk ya? Tumben banget pakek bahasa akuakukamukamu. Hahahha." Ledeknya. Aku memang berharap dia mengiraku benar-benar mabuk.

"Aku mau makan, Juno. Ambilin ya." Sumpah ingin sekali aku menampar wajahku sendiri karena melakukan hal memalukan seperti ini kepada Juno.

Tidak seperti yang kuduga, pikirku dia akan meludahiku atau meninggalkanku begitu saja. Juno malah mengangkat pinggangku membantuku untuk berdiri, menggandeng tanganku bahkan membenahi gaun dan merapikan rambutku. Dia percaya kalau aku telah mabuk. Mungkin itu alasannya berbaik hati kepadaku.

Trust me, it's WORK.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang