Complain

56 8 0
                                    

Menurutku hal yang paling Rumit dan Membingungkan di dunia ini adalah MANUSIA.
-enola
—————————————————
*AUTHOR'S POV"

Plakkkkkkk......
Satu tamparan mendarat tepat di pipi kiri wanita cantik berseragam magenta. Sontak seluruh penumpang yang tengah sibuk dengan dirinya masing-masing kini terdiam heran dan menatap ke arah mereka.

"Ada apa sebenarnya yang terjadi disini?" 2 orang Polsuska dan 1 orang Kondektur pimpinan Kereta api yang kemudian bergegas masuk untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

Wanita si penampar terlihat sangat marah, dengan matanya yang merah mengisyaratkan ada dendam di matanya kepada Enola, wanita berseragam magenta yang telah ditampar olehnya.

"Kamu ini kurang ajar sekali, berani-beraninya berlagak mengajari dan perlu kamu tau saya disini sudah bayar mahal-mahal untuk mendapatkan fasilitas dan pelayanan yang saya inginkan! Bukan malah jadi kamu yang sok pintar mengajari saya!"

Bentak wanita itu kepada Enola, dari penampilannya dia memang terlihat kaya, berkuasa, dan arogan. Terlepas dari itu semua sebenarnya dia cantik, tinggi, berkulit putih, namun sayang dengan sifat seperti itu dia bahkan sering di sumpahi orang lain akan menjadi Perawan tua.

Sementara Enola, dia yang di tampar dan menyisahkan bekas kemerahan di pipinya hingga saat ini. Namun dia hanya diam dan Tersenyum seperti biasanya.

Orang-orang pasti berfikir kalau dia orang gila, bisa-bisanya tidak malah menangis atau terlihat malu dan sedih dia malah berlagak seperti tidak terjadi apapun, hanya menatap ke depan dan Tersenyum seperti sedang meledek wanita yang menamparnya.

Si wanita penampar tadi yang melihat raut muka Enola yang tersenyum dan seperti tidak terjadi apa-apa malah semakin panas, dia berteriak,

"Kau tersenyum? Kenapa kau?meledekku haaaahhhh???" Seperti orang stress yang kehabisan obat bahkan dia semakin berteriak keras ketika Enola tidak menjawab dan malah menatapnya penuh cemooh.

Suasana gerbong penumpang yang tadinya hening jadi ramai karena penumpang lain berbondong-bondong mengerubungi mereka, petugas keamanan kemudian turun tangan untuk memegangi lengan wanita yang gemas untuk mencakar Enola.

"Mbak, silahkan kembali saja ke Restorasi. Biar disini saya yang tangani semuanya." Pak Kondektur menyuruh Enola untuk pergi.

"Terimakasih, pak." Dengan bangga dan berlagak seperti pemenang dia meninggalkan arena perangnya disusul dengan teriakan wanita itu yang menyerapahi Enola dengan sangat kasar. Yang ditampar siapa, yang merasa menang siapa.

Tak tahu malu, Enola membatin.

Kejadian sebenarnya terlalu dilebih-lebihkan oleh wanita itu, karena awalnya dia mengaku memesan makanan kepada petugas Restorasi/ Pramugari yang tak lain adalah Enola.

Dia mengatakan bahwa sudah 2 jam pesanannya tidak diantar, menelfon call center Kereta Api dan melakukan Complain terhadap pelayanan yang sangat buruk kepadanya, hingga call center kemudian menghubungi SPV crew area Jakarta dan mengatakan bahwa ada seorang crew yang terkena compalain dari penumpang terkait pesanan yang tidak kunjung diantarkan.

Sontak SPV crew langsung menelfon dan memaki-maki Enola karena memang yang sedang berdinas saat ini adalah Enola.

Karena tidak merasa menerima pesanan apapun dari penumpang dan dia ingat betul bahwa tadi sama sekali tidak ada pesanan, otomatis penumpang telah membuat laporan yang salah terhadapnya.

Enola yang awalnya hanya ingin mengklarifikasi kejadian tersebut barangkali penumpang telah salah faham melaporkan ataupun memesan kepada crew lain mungkin. Namun penumpang tersebut malah marah-marah, berteriak, dan bahkan menampar Enola.

Dari situ Enola yakin wanita ini mempunyai dendam yang teramat sangat kepadanya, walaupun sebenarnya Enola pun bahkan tidak mengenal wanita tersebut.

Entahlah apa masalahnya membenci Enola, dia tidak peduli sama sekali bahkan hanya ingin mengolok wanita itu dengan sesuatu yang lebih menyakitkan dari pada Enola kini yang tengah jadi buronan oleh SPV crew.

Enola menebak wanita seperti itu akan semakin panas bahkan jika dia terlihat tersiksa atau menangis memohon di depannya. Namun Enola bersikap sebaliknya, dia menjelaskan dengan sangat sabar dan bahkan memberi tahu bahwa ada CCTV yang merekam semua kejadian di sini, dia yakin tidak menerima pesanan dari wanita itu. Jika wanita itu tetap mengotot Enola akan mengambil rekaman cctvnya.

Merasa kalah, wanita itu akhirnya marah, berteriak histeris dan menampar Enola. Namun sekali lagi dia tau bahwa ada dendam kepadanya, dia tidak mau wanita itu senang, jadi dia terus tersenyum tanpa beban meski telah ditampar, dengan demikian dia merasa telah mencemooh wanita itu hingga puas.

Sebenarnya dia juga heran siapa wanita itu sebenarnya. Kenapa dia seperti mendendam kepadanya...

Trust me, it's WORK.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang