Author's PoV
Teriakan histeris, kepanikan dan tangisan menggema di dalam Gerbong Kereta Api Gumarang.
Beberapa Gerbong terputus dan menerjang area persawahan. Sesaat setelah kereta Anjlok atau keluar dari jalur lintasan.
Situasi di dalam Gerbong Kereta yang berasap ini benar-benar terasa seperti kejadian yang terulang beberapa tahun yang lalu.
Anak-anak kecil menangis kencang di dekapan orang tua mereka yang berusaha melindungi mereka dari himpitan barang-barang berat yang berjatuhan.
Ada sepasang suami-istri yang hanya bisa tersenyum bahkan saat keadaan mereka sekarat. Darah segar mengalir di kening sang suami akibat benturan keras dengan besi, sang istri berada di pelukan sang suami, namun tidak dapat bergerak lagi karena kakinya tertindih koper besar milik penumpang lain. Mereka pasrah jika hidupnya harus berakhir saat ini.
Seorang gadis remaja sedang berusaha membangunkan tubuhnya dengan sekuat tenaga, melihat seorang lelaki tua di sampingnya terlihat tenang dengan mata tertutupnya.
"Kek...." tidak ada jawaban.
Dia menggerak-gerakkan tubuh lelaki tua disampingnya itu, air matanya mulai jatuh perlahan. "Bangun kek." Dia kembali menggerakkan tubuh lelaki tua itu."Kakek jawab kek..." dengan penuh harap dia mengarahkan satu jari telunjuknya yang berdarah dan meletakkannya di bawah hidung lelaki tua itu. Tidak ada udara hangat yang keluar masuk sistem pernafasannya.
"Kakeeeeeeekkkkkkkkkk," teriakannya menggema. Tangisan yang tak dapat di bendung. Beberapa menit yang lalu dia kehilangan seseorang yang benar-benar dia sayangi. Kakeknya.
Sama seperti lainnya, dia menangis dan berteriak histeris menerima kenyataan yang sama sekali tidak dapat dia hindari saat ini
****
Gerbong Restorasi KA Gumarang..2 orang Pramugara sedang berusaha memindahkan sebuah Showcase yang menghimpit tubuh seseorang crew lainnya.
Keadaan di dalam gerbong restorasi penuh dengan debu dan asap. Sebelum sempat untuk mencabut aliran listrik, microwave kemudian meledak setelah gerbong terhantam sesuatu dengan sangat keras.
Setelah berhasil mereka segera mengangkat salah satu crew yang terhimpit showcase. Kondisinya sangat lemah, kepalanya mengeluarkan darah yang sangat banyak. Tangan dan kakinya juga sama.
Sesegera mungkin salah seorang Pramugari mengambil tindakan, mencari Palu pemecah kaca untuk berusaha mengeluarkan mereka dari dalam gerbong.
Satu Pramugari lainnya mengambil Apar/alat pemadam kebakaran untuk memadamkan Api yang masih menyala di sela-sela microwave yang meledak.
4 orang crew, 2 orang Pramugara dan 2 orang Pramugari hanya sedikit mengalami cedera. Sepertinya tidak ada luka serius.
Namun seorang crew lebih tepatnya captain crew mereka tidak sadarkan diri. Mereka segera mencari cara agar menyelamatkan diri mereka.
Pyarrrr...
Kaca telah dipecahkan oleh salah satu crew. Mereka bekerjasama dan berusaha mengangkat tubuh captain crew mereka yang sedang tak sadarkan diri.Suara puluhan ambulans menggema di sekitar lokasi, polisi berhamburan untuk melakukan evakuasi.
Teriakan dan tangisan histeris meminta tolong dan berharap segera diselamatkan.
Lokasi kejadian dari luar terlihat seperti lautan air mata. Beberapa korban yang telah berhasil di keluarkan segera dilarikan ke Rumah Sakit dengan Ambulans.
Seorang lelaki berwajah pucat mengerjapkan matanya. Darah yang begitu banyak mengalir di sekitar kepalanya. Bahkan telah lolos menetes melewati hidungnya.
Tubuhnya seakan mati rasa, kaku dan tidak dapat digerakkan. Dia hanya melihat langit yang mulai menampakkan warna orange. Pertanda bahwa hari baru akan datang.
Perlahan lelaki itu mulai sadar dengan apa yang barusaja terjadi.
Dia tersenyum menikmati langit berwarna orange yang sangat dia sukai. Begitu tenang dan damai.
Mengingatkannya pada seorang wanita yang selama ini dia nantikan dan selalu menjadi alasannya untuk bertahan.
Andai saja ada yang bersedia menjual mesin waktunya kepadaku, aku akan membelinya dengan segala sesuatu yang kupunya saat ini, aku hanya ingin kembali di satu waktu, tidak lebih.
Waktu dimana pertama kali aku melihat seorang gadis tertawa lepas, dengan mata indahnya yang bersinar seperti langit orange saat ini,
Kemudian aku akan berlari kearahnya dan mendekap tubuhnya yang kecil itu, tak akan ada sedikitpun keraguan lagi. Aku akan menatap lekat mata indahnya, mengatakan bahwa aku menyukainya, ah tidak...
Aku mencintainya..
"Aku cinta kamu, Enola."Matanya kini tak sanggup lagi untuk melihat cahaya orange ini. Telinganya tiba-tiba berdengung sangat kencang...
Tuuuuuuuuuuurrrrtttttt.....
——————————
Dear readers ❤️ thankyou for always support me.
Disini aku tau perasaan kalian, maaf kalau kurang ngena' banget di hati kalian.
Tapi aku nulisnya sambil nangis 😭 disini aku merasa seperti akan membunuh Juno. Heuheuheu.
Apapun yang terjadi aku harap kalian suka ya, maaf juga agak sedikit pendek part kali ini.
Jangan lupa vote ya, tanda bintang di kiri bagian bawah 🔽🔽🔽🔽
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust me, it's WORK.
Random40% Author's PoV Part 1-20 was edited. Nb : VOTE/klik bintang sebelum baca ya ;) -------------------- "Selamat pagi, kereta api Sindang Marga." Dari kejauhan terlihat seorang wanita bertubuh tinggi ramping, berseragam magenta dengan rok yang panjang...